Pages

Friday, December 4, 2009

Manfaat besar Apel

Minimal Lima Apel Seminggu
An apple a day keeps the doctor away. Apel dengan beragam kandungan zat gizinya memang layak disebut dokter alami. Apel ternyata merupakan pemelihara paru-paru yang baik. Apel kaya akan vitamin C, mengandung kalium dalam jumlah sedang, serta natrium dan kalori dalam ukuran rendah.

Sebuah apel segar berikut kulitnya yang berdiameter 7 sentimeter dan berat 138 gram, menyediakan kalium sebanyak 159 miligram (mg), 8 mg vitamin C, 1 mg natrium, dan 81 Kal kalori/energi. Selain itu, apel juga mengandung zat nirgizi atau zat fitokimia yang sarat manfaat bagi kesehatan.

Zat fitokimia tersebut terbukti dapat melindungi paru-paru dari ancaman polusi udara dan asap rokok. Adalah Dr. Barbara Butland dari "The Medical School of St. George ,s Hospital", London, Inggris, yang meneliti hubungan apel dan paru-paru. Ia bersama timnya meneliti fungsi paru-paru lebih dari 2.500 pria berusia 45-59 tahun yang berasal dari daerah Wales.

Mereka mengukur banyaknya udara yang mampu diembuskan oleh para pria itu dalam satu detik. Mereka juga diminta mengisi formulir daftar pertanyaan seputar riwayat kesehatan, gaya hidup, dan kebiasaan makan.

Lima tahun kemudian, semua responden itu kembali diminta menjalani prosedur penelitian yang sama. Hasilnya, responden yang biasa mengonsumsi minimal lima buah apel per minggu ternyata mempunyai fungsi paru-paru yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kebiasaan itu.

Peran Kuersetin
Makan lima buah apel per minggu dapat meningkatkan kapasitas paru-paru sebanyak 138 mililiter. Para peneliti berpendapat bahwa yang bertanggung jawab terhadap efek menyehatkan itu adalah antioksidan yang dikandung apel.

Antioksidan adalah zat pencegah radikal bebas yang menimbulkan kerusakan pada sel-sel tubuh. Vitamin C dalam apel memang merupakan zat gizi antioksidan. Namun, bukan hanya vitamin C yang memberikan efek perlindungan terhadap penurunan fungsi paru-paru selama periode penelitian itu. Kuersetin (quercetin), zat fitokimia antioksidan yang dijumpai pada apel dalam kadar tinggi, justru dianggap lebih berperan penting.

Kuersetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secara biologis amat kuat. Bila vitamin C mempunyai aktivitas antioksidan 1, maka kuersetin memiliki aktivitas antioksidan 4,7. Flavonoid merupakan sekelompok besar antioksidan bernama polifenol yang terdiri atas antosianidin, biflabon,katekin, flabanon, flavon, dan flavonol, sedangkan kuersetin termasuk dalam keluarga flavonol.

Flavonoid dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas atau molekul tidak stabil yang timbul karena proses kimia normal tubuh dan pengaruh lingkungan lain, seperti polusi udara dan asap rokok. Kuersetin dapat membantu melindungi kerusakan sel paru-paru yang disebabkan oleh polusi udara dan asap rokok tersebut.

Sebuah studi epidemiologis di Finlandia menunjukkan bahwa asupan kuersetin, yang terutama berasal dari apel dan bawang merah, berhubungan terbalik dengan risiko kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Artinya, makin tinggi asupan kuersetin, makin rendah angka kematian karena penyakit jantung.

Riset yang dilakukan Michael GL Hertog, Ph.D., dari Institut Kesehatan Masyarakat dan Perlindungan Lingkungan Nasional, Belanda, menunjukkan bahwa apel segar berikut kulitnya mengandung kuersetin 17-55 mg. Kadar itu lebih tinggi dibandingkan dengan saus apel (18-22 mg) dan jus apel (2,5 mg/L).

Yang Segar
Untuk memperoleh manfaat apel yang optimal bagi kesehatan, bentuk sediaannya perlu diperhatikan. Apel segar umumnya lebih baik daripada yang olahan. Riset menunjukkan bahwa kandungan dari banyak senyawa antikanker dijumpai lebih tinggi pada apel segar dibandingkan dengan yang sudah diolah.

Pada tiap 100 gram apel utuh segar dan jus apel segar terdapat asam elagat, asam klorogenat, dan asam kafeat sebanyak 100 - 130 mg. Namun,konsentrasi ketiga senyawa itu nol atau mendekati nol pada produk apel yang sudah diolah.

Demikian pula dengan glutation dan kuersetin. Setiap 100 gram apel segar mengandung 21 mg glutation, sedangkan pada apel olahan tidak dijumpai adanya zat itu. Konsentrasi flavonoid, termasuk kuersetin, dalam makanan yang diproses lebih rendah 50 persen daripada produk segarnya.

Untuk mendapatkan mutu apel terbaik, beberapa kiat berikut dapat dilakukan. Pilihlah apel yang keras dan bebas dari kerut-kerut,bintik-bintik, lembek, dan memar. Simpanlah apel dalam lemari pendingin. Apel yang disimpan pada suhu kamar akan cepat busuk menyerupai tepung.

Dengan menyimpan dalam lemari pendingin, apel akan tetap segar selama dua minggu atau lebih, tergantung varietasnya.

Sumber : Kompas Cyber Media

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback