--- Agung WR wrote:
Berikut ini "impian" mas Murbandono, pengasuh acara Humaniora Radio Nederland. Semoga menjadi inspirasi bagi kita semua, bahkan menjadi PR para meditator untuk turut mewujudkannya.
INDONESIA CINTAKASIH
ENTAH kapan, Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah menjadi enak dan bagus,serta bernama Negara Indonesia Cintakasih. Semua tempat di Indonesia cuma berlepotan dengan berbagai jenis aksi cinta kasih yang radikal.
Cinta kasih itu melanda segala sektor dan berdampak luas, ialah membuat tiap benak manusia Indonesia tanpa pandang bulu SARAnya, kelasnya, dan atau pangkatnya, cuma berisi dan bergumpal-gumpal dengan cintakasih.
Akibatnya, di tiap detik, di Indonesia panen cintakasih yang berlimpah ruah. Kelimpah-ruahan cintakasih Indonesia itu sulit dirumuskan secara singkat, sebab bisa menjadi bergudang-gudang buku. Maka dalam catatan kecil untuk ruang Humaniora Budaya Ranesi ini, cuma bisa dicicipi sebagian kecil, terbatas di sekitar cintakasih khalayak, cintakasih pluriformitas, dan cintakasih elite negara.
Cintakasih Khayalak
Di Indonesia Cintakasih, kesibukan semua warga cuma saling mencintai. Kata musuh, bahkan pesaing, sudah dihapus dari kamus. Para pencinta telah membuat para pembenci kikuk. Dendam telah tersihir menjadi pelukan.
Sebab cuma dikepung kasih, segala tindakan rakyat enak dipandang dan menyebarkan kebahagiaan kesegala arah. Di segala sudut kita cuma melihat orang-orang saling bermaaf-maafan, saling mempersilakan, saling mendukung, saling menggendong, dan saling berebut untuk berbuat baik.
Di Indonesia Cintakasih, percaya kopiah presiden masih bertuah, tidak dilarang. Tapi menganggap kopiah presiden itu cuma kopiah biasa, juga tidak diteror. Orang boleh apa saja,asal tidak memaksa.
Mau percaya tahyul, silakan, dan tidak ditertawakan. Tapi yang cuma percaya pada logika akal sehat yang normal, juga tidak dimacam-macami, bahkan mendapat tempat terhormat. Akibatnya, akal sehat menjadi fondasi hidup sehari-hari.
Dengan fondasi akal sehat itu, segala jenis hukum dan peraturan diskriminatif yang menyudutkan kaum dan golongan tertentu, sudah lenyap. Mengurus KTP, SIM, Paspor dan segala dokumen resmi, tak ada embel-embel persyaratan tetek bengek yang samasekali melanggar logika akal sehat.
Di Indonesia Cintakasih, orang-orang yang masih membisniskan kebodohan dan keprimitifan, tidak dilarang, asal tidak melanggar KUHP dan HAM. Mereka cuma disarankan sekolah lagi, khususnya belajar ilmu kepintaran dan ilmu kemodernan. Orang-orang pintar dan atau merasa diri pintar juga tidak dilarang berbuat apa saja, asal keapasajaannya tidak merusak ketertiban umum.
Begitu merusak ketertiban umum, mereka disarankan sekolah lagi. Kaum pintar harus belajar ilmu "menggunakan kepintaran demi kebaikan umum". Kaum yang merasa diri pintar tapi belum tentu pintar disarankan belajar ilmu "tatacara mengenal otak dan benak sendiri".
Di Indonesia Cintakasih, mau bunuh diri, melakukan euthanasia, mau bercabul,serong, menggugurkan kandungan, mau KB atau mau anti KB, mau kumpul kebo atau cerai atau punya istri sepuluh atau punya suami sebelas, atau mau kawin dengan sesama jenis seks, atau selibat, atau berjudi, mau makan kecoak, minum bensin,atau mau bersetubuh cuma dengan satu istri/suami saja selama hayat dikandung badan, mau ompak-ompakan mumpung berkuasa, mau pindah agama atau mau pindah isme,
singkatnya mau berbuat apa saja, akan dianggap urusan individual yang legal dan memenuhi prosedur hukum, sejauh segala perbuatan itu membawa dampak positif bagi sang pelaku dan tidak ada seorang pun yang terkena dampak negatifnya. Hal sama juga berlaku bagi orang yang mau sunat atau yang mau anunya tetap tinggal utuh.
(Untuk urusan begini, di Indonesia Cintakasih yang menganut model Negara Hukum, telah tersedia Undang-undangnya yang amat rinci. Tidak kurang dari seratus ribu pasal telah dirumuskan. Belum ayat-ayatnya.)
Di Indonesia Cintakasih, semua warga usia kerja bekerja keras dan disiplin dibidang pekerjaannya masing-masing dengan hati riang. Maka semua sektor menghasilkan produksi yang bermutu, berlimpah ruah, laku, hingga mendatangkan rezeki yang memadai bagi semua pihak terkait.
Sektor produksi, distribusi, pemasaran, impor, ekspor,pajak, bank dan bursa, transportasi dan 1001 sektor jasa, semua roda sekrup ekonomi menggelinding lancar secara terpadu dan kontinu, sehingga secara ekonomis dan apalagi politik atau apalagi cuma sektor hankamnas, menjadi beres-beres belaka adanya.
Cintakasih Pluriformitas
Di Indonesia Cintakasih, kerukunan dalam bentuknya yang konkret, sudah menjadi nafas hidup sehari-hari. Sebab, tiap warga sudah cerdas dalam hal menghormati pluriformitas. Semua warga bukan cuma sadar tapi menghayati bahwa kebhinekaan SARA adalah keniscayaan kehidupan.
Dalam soal agama misalnya, tiap warga mengakui di negaranya terdapat bukan cuma puluhan tapi bahkan ratusan agama dan "agama" yang semuanya berhak hidup. Akibat logis kesadaran dan penghayatan pluriformitas di atas, maka di Indonesia Cintakasih segala jenis konflik bernuansa SARA tinggal menjadi dongeng dan atau dokumen-dokumen di museum dan perpustakaan.
Konflik semacam itu dianggap oleh seratus persen penduduk sebagai konflik paling dungu. Dalam hal agama misalnya, kebhinekaan tentangnya yang alamiah sudah dihayati tiap warga secara cerdas. Maka, ajaran agama yang tidak nyambung dengan peradaban universal yang manusiawi, sudah diamandemen, danatau terpaksa mengungsi ke negara-negara yang masih primitif.
Di Indonesia Cintakasih, tiap warga yang dewasa dan sehat jiwa raga sudah tidak grogi atau takut atau curiga menghadapi segala macam isme. Isme apa pun telah dipelajari secara utuh dan tidak dipelintir atau ditekuk-tekuk seenak udel sendiri.
Semua kaum yang dulunya dimacam-macami semisal kaum anarkis, ateis,idealis, individualis, komunis, utopis, dan kaum vrije denkers - semuanya dalam pengertiannya yang murni sejati tulen dan asli - sudah mendapat porsi dan tempat yang pas di masyarakat.
Di Indonesia Cintakasih, semua warna berkibar-kibar. Tak ada warna yang dominan dan atau apalagi mendominasi warna-warna lain. Tiap warna mengisi bidang dan atau menjadi garis-garis secara harmonis.
Ada yang menjadi garis lurus atau garis meliuk-liuk, atau bahkan garis ruwet tumpang tindih, tetapi semua menjadi kesatuan harmonis yang indah. Jutaan warna itu satu sama lain saling mengisi, membuat alam seisinya bernyanyi riang sepanjang zaman.
Cintakasih Elite Negara
Di Indonesia Cintakasih, semua pejabat sektor apa saja, tidak ada yang kaya raya secara berlebihan. Mereka tidak sempat memikirkan barang duniawi sebab cuma sibuk dalam urusan budi pekerti.
Makin tinggi pangkat seorang pejabat, makin kecil rumahnya, makin terbuka lebar pintu-pintunya, makin pendek pagar rumahnya dan atau semakin tanpa pagar, dan makin sedikit mempunyai kunci.
Di Indonesia Cintakasih, pemimpin tertinggi negara bukan cuma presiden. Presiden cuma primus inter pares di antara enam pemimpin agung yang lain, yaitu pemimpin agung dewan rakyat, pemimpin agung hukum, pemimpin agung bank, pemimpin agung pers media, dan pemimpin agung industri.
Di rumah semua pemimpin agung itu Cuma ada tiga kunci, yaitu kunci kamar tidur pribadi, kunci toilet dan kunci kamar mandi. Keterbukaan dan transparansi para pemimpin agung itu begitu radikal sebagai figur publik.
Maka KKN dan perkara suap menyuap, tidak pernah ada. Begitu orang merasa diri korupsi atau memang korupsi atau ragu-ragu apakah dia korupsi atau tidak, yang bersangkutan akan segera menyerahkan diri kepada polisi untuk diperiksa, tanpa ada yang menyuruh atau memaksa-maksa. Jadi, kejujuran sudah otomatis eksis. Segala jenis dan bentuk kejahatan sudah sirna.
Di Indonesia Cintakasih, segala jenis keculasan lenyap. Tuhan sudah lama tidur nyenyak. Dan segala jenis iblis, sudah mengungsi. Entah ke mana.*****
Fatin Shidqia Lubis - Aku Memilih Setia
11 years ago
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback