Semalam aku menerima sebuah telepon. Bukan telepon biasa karena sang suara berasal dari masa remajaku yang telah berlalu, dari seorang sahabat yang menghilang untuk masa yang tak terhitung batasnya.
Ada sesuatu dalam suaranya yang mengingatkan aku pada sesuatu. Tentang keraguan lelaki akan ketulusan perempuan. Tentang sebuah tanya yang selalu muncul di saat gundah dan marah melanda: Benarkah ia mencintaiku?
Tidakkah ia hanyalah seorang egois yang sekadar ingin memproteksi kepentingannya? Tidakkah ia dipenuhi cemburu yang bersumber dari prasangka-prasangkanya semata, sehingga hatiku dibuat jengah dan kesal padanya?
Ah sahabatku,
Seandainya kamu sadar seberapa beruntungnya kamu. Aku memang tidak sepenuhnya menyetujui cara-caramu, tetapi ada hal-hal tentang perempuan yang kamu perlu tahu. Bahwa:
- Perempuan sering bersikap seolah-olah tak peduli, padahal dalam hatinya ia berharap kamu berkenan menyuarakan perasaanmu tanpa diminta. Pandanganmu,perkataanmu sangat berarti, jauh melebihi apa yang kamu bayangkan.
- Perempuan bisa cemburu berlebih bukan karena penuh prasangka, tetapi lebih karena ia begitu mencintaimu, takut kehilangan dirimu. Barangkali ia telah menjadi sedemikian kalut karena sifatmu yang cuek dan suka menggoda setiap perempuan manis yang tampak di pelupuk matamu, sehingga habislah akal sehatnya dan berbuatlah ia apa yang tidak kamu inginkan. Andai hatimu masih terbuka untuknya, kenapa tak kamu beri ia kesempatan kedua untuk membuktikan cintanya padamu? Jika kamu memang mencintainya juga, apa salahnya mencoba sekali lagi?
- "Perempuan tak bisa minta maaf ketika salah karena egoisme yang bergelayut dalam relung jiwanya".
Yakinkah kamu akan pendapatmu itu? Sama halnya dengan lelaki, perempuan beragam karakternya. Ada yang lembut dan mudah mengaku salah, sementara yang lain lebih memilih bungkam, diam seribu bahasa. Cobalah mengerti bahwa cara perempuan meminta maaf berlainan dan tak selamanya sesuai dengan kehendakmu.
Jika ia tak bisa menyatakannya secara lisan, perhatikanlah sikapnya.
Bukankah ia telah menghubungimu dan menyatakan penyesalannya akan kegagalan hubunganmu? Tidakkah menurutmu itu satu bentuk permintaan maaf ?
- Seorang perempuan yang berjalan sendiri dalam tekad dan asanya bukanlah seseorang yang tak memiliki minat akan kehidupan. Dan bukanlah itu berarti bahwa ia tak menginginkan pasangan. Tetapi, saat saja yang belum tepat mempertemukan. Yakinkah ia akan pilihannya?
Sahabat, bukan maksudku mendiktemu, apalagi mencacimu.
Dalam diri setiap manusia ada kebaikan dan keburukan; aku tentu bukan perkecualian. Aku menyukaimu sebagaimana adanya, sama halnya aku menyukai semua teman lainnya.
Jika perkataanku ada yang menyakitimu, maka maafkan aku. Aku hanya perempuan dengan sekelumit kata yang keluar begitu saja dari bibirnya. Jika aku terlalu banyak berkata: mungkin...aku pikir..., itu lebih karena aku percaya tak ada yang pasti, kecuali eksistensi Tuhan, kematian, dan hari kemudian.
Naifkah aku akan pemikiranku? Mungkin ya, mungkin juga tidak. Putuskan sendiri bagaimana menurutmu karena relatifitas jawaban sungguh-sungguh ada.
Dan aku meyakini bahwa ada hak dan kebebasan bagi siapapun untuk berekspresi dan merasa apapun yang ia rasa.
Jika aku memaksamu meyakini sesuatu yang tak sejalan dengan apa yang kamu percayai, bisa jadi di permukaan kamu bersepakat denganku, tetapi jauh dalam lubuk hati, kamu menegasikannya.
Kuharap kamu tak berpikir aku aneh karena mengatakan semua ini, karena inginku hanyalah kamu lebih memahami perempuan, tidak sekadar melihat apa yang kasat mata, tidak juga apa yang serta-merta disimpulkan batinmu.
Ada yang pernah bilang, perempuan dari Venus, sementara lelaki dari Mars.
Secara harfiah tidak, tetapi dari cara bereaksi aku rasa benar. Saat perempuan berusaha setengah mati menerangkan suatu masalah agar jelas duduk persoalannya, lelaki kelihatannya cenderung berpikir bahwa perempuan terlalu cerewet, mengada-ada, dan menjengkelkan.
Padahal, maksudnya tidak lain untuk menenangkan dan atau membuat lelaki paham. Sama halnya ketika lelaki diam atau pergi untuk beberapa saat tanpa meninggalkan pesan. Perempuan bisa menganggapnya tak peduli dan menangis tersedu-sedu. Padahal, maksud lelaki adalah untuk menata hati dan pikirannya dulu sebelum mengambil sikap.
Perbedaan perempuan dan lelaki yang begitu tajam di satu sisi membawa banyak salah paham, tetapi di sisi lain menghantarkan keindahan. Karena dari perbedaan, perempuan dan lelaki saling melengkapi. Andai perempuan dan lelaki sama, maka layaknya sebuah pelangi yang semula penuh warna,lengkungan garisnya akan datar, hambar, tanpa kejutan berarti.
Sudah kelewatankah ucapanku? Apakah aku melanggar privasimu? Maafkan aku. Takkan kuperpanjang lebih jauh lagi karena aku khawatir kamu kehilangan inti di balik maksudku. Maafkan aku karena bersikap seperti perempuan pada umumnya yang bawel akan persoalan yang mungkin menurutmu biasa saja.
Yang perlu kamu tahu, bawelku bukanlah karena aku ingin membenarkan seluruh persepsiku, menjadi pemenang dalam sebuah diskusi kecil yang kita awali malam itu, tetapi lebih karena aku menyayangimu dan menginginkan yang terbaik untukmu.
Saran terakhirku, jika boleh kuutarakan:
- Ketika terjadi salah paham, jangan ragu-ragu bicarakan dengan perempuan karena sungguh ia akan sangat menghargai keterbukaan dan keterusteranganmu.
Menyelesaikan persoalan berdua lebih baik daripada dipendam sendirian.
- Jika kamu mencintai seseorang, maka jangan lepaskan ia. Karena tidakkah kamu berpikir bahwa di sana egomu yang telah berbicara? Tidakkah kamu pikir kamu bisa bersama-sama mencari solusinya? Lepaskan egomu dan lihat apa yang bisa kamu lakukan.
- Dan jika kamu merasa tak mungkin kembali lagi, maka maafkanlah ia dan biarkan ia menjadi satu bagian dari kenangan indah yang akan senantiasa menyertaimu. Tak perlu kamu ulas kesalahannya karena meski kamu ungkit seribu kali, takkan berbeda hasil akhirnya.
- Dan jika kamu telah bertemu yang baru, maka jagalah perasaannya. Buktikan bahwa kamu sungguh-sungguh menghargainya, ingin berbagi cintamu, kesetiaanmu harimu dengannya. Ketika kamu menerima seorang perempuan apa adanya dan menunjukkan betapa kuat komitmenmu padanya, aku yakin segala kecemburuan yang menurutmu tak beralasan akan hilang dengan sendirinya, karena cemburu sebetulnya merupakan wujud kekhawatiran yang secara alami melekat dalam diri perempuan,seperti juga laki-laki, ketika cinta melingkupi kalbunya.
Aku kan ikut mendoakan, pasti..
Indo community
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback