Pages

Thursday, December 10, 2009

Lu Xun sebagai ikon sastra global

LU Xun telah berpulang 65 tahun lalu, namun demikian karya sastra dan buah pikirannya masih mendapat perhatian dan popularitas yang tak kunjung padam. Karyanya tidak hanya dimiliki oleh satu bangsa saja melainkan memiliki nilai global, ujar Feng Tie, seorang cendekiawan asal Cina yang sekarang berada di Jerman dalam symposium internasional berjudul The World of Luxun and the Lu Xun of the World.

Lu Xun yang dilahirkan di Shaoxing, Zhejiang pada tanggal 25 September 1881 dan meninggal 9 Oktober 1936 disebut sebagai pemikir besar Cina dan sastrawan pada abad ke-20. Ia banyak menulis karya sastra seperti The True Story of Ah Q (A Q Zhengzhuan), A Madmans Diary, Kong Yiji dan Medicine yang mengekspos sisi hitam sifat manusia.

Semasa hidupnya karya Lu Xun bagaikan menara mercusuar yang menyediakan cahaya peneranga bagi orang muda Cina yang bersemangat menyambut masa depan Cina. Setelah meninggal orang Jepang menganggap karyanya sebagai kekuatan untuk membangkitkan semangat negara Jepang yang hancur setelah Perang Dunia II


Di awal abad 20 Lu Xun masuk dalam nominasi penerima Nobel namun ia menolak menerima penghargaan kehormatan ini. RRC pada tahun 2001 ini merayakan ulang tahunnya ke 120.

Selama 10 dekade terakhir, 10 ribu ahli dan cendekiawan di seluruh dunia telah terlibat dalam stuid mengenai karya Lu Xun yang ditinjau dari berbagai aspek seperti budaya, psikologi, seni, linguistik, pandangan tentang cinta, serta sikap dalam menghadapi kehidupan.

Pada tahun1909 artikel pendek tentang Lu Xu dan saudaranya Zhou Jianren ditulis ketika mereka berada di Jepang. Setelah dipublikasikan keterpikatan orang terhadap karya Lu Xun semakin mendunia.

Tak ada penulis lain di Cina yang sangat terlibat dalam pengembangan sejarah Cina, terang Agnes Smedley, jurnalis sohor dari Amerika dalam bukunya On Lu Xun.

Kitaoka Masako, pelopor lembaga penelitian kesusastraan Cina modern di Jepang mengatakan sangatlah mustahil bagi seseorang untuk memahami Cina tanpa memahami Lu Xun.

Karya Lu Xun telah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa dunia seperti Inggris, Rusia, Jerman dan Korea. Sedang di Indonesia pernah diterbitkan oleh Yayasan Obor. Sekarang ini karya Lu Xun telah diterjemahkan di lebih 30 negara dalam 50 jenis bahasa.

Banyak ahli berpendapat pemikiran LU Xun masih relevan untuk abad 21 sebuah era dimana materi lebih penting daripada kebajikan.
[satulelaki.com]
-----------------------------------------------------------------------

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback