Pages

Thursday, December 3, 2009

Anak Perempuan Sedih, Anak Laki Cuek

Kalau anak perempuan tidak diundang ke pesta ulang tahun temannya, biasanya ia merasa galau dan menghabiskan waktunya memikirkan masalah itu. Sedangkan anak laki-laki, cenderung cuek. Dengan santainya mereka malah bermain diluar dengan orang lain. Tentu saja, ini semua hanya generalisasi.

Tetapi memang, perbedaan cara anak laki-laki dan anak perempuan mengatasi emosi sedih mereka membuat anak perempuan akan lebih tinggi risikonya untuk mengalami depresi di kemudian hari. Beberapa orang bahkan memperkirakan wanita akan dua kali kemungkinannya, dibanding pria, mengalami depresi.


Begitu kata peneliti AS. "Bagi anak perempuan, boleh-boleh saja mereka memikirkan hal itu dan membicarakan perasaan mereka dan bahkan boleh juga kalau mereka wujudkan dengan tangisan," kata Janet Kistner, pemimpin penelitian dan profesor psikologi di Universitas Negeri Florida.

"Tetapi seringkali ada konsekwensi yang besar bagi anak laki-laki kalau menangsi. Jadi untuk menekan dan mengusir emosi, mereka belajar untuk mengabaikan saja perasaan sedih mereka. Sudah merupakan mekanisme yang berulang bahwa anak perempuan mungkin tidak mempelajari hal itu." Untuk penelitian ini, para peneliti membagikan kuesioner untuk mengira-ngira bagaimana cara anak-anak mengatasi perasaan sedih mereka.

Mereka bagikan kuesioner itu pada 205 anak-anak berusia sembilan sampai 12 tahun yang duduk di kelas empat dan lima. Berdasarkan jawaban yang diterima, para peneliti menemukan bahwa anak perempuan cenderung banyak memikirkan perasaan mereka, sedangkan anak laki-laki cenderung melakukan sesuatu agar mereka melupakan emosi sedih yang mereka rasakan.

"Kami menanyakan mereka apakah mereka memikirkan terus kalau dapat nilai buruk atau tidak diundang ke pesta ulang tahun, atau tidak terlalu memikirkannya malah ke luar dan ikut pertandingan," ujar Kistner.


"Ternyata anak perempuan memiliki kecenderungan untuk memikirkannya terus menerus, dan pola perilaku seperti itu yang bisa meningkatkan risiko mereka mengalami depresi." Penelitian ini terdapat dalam jurnal Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology.

--------------------------------------------------------

Indo community

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback