Pages

Saturday, December 12, 2009

dodol ganja

(info - warning)

astagfirulloh....
udah semakin kacau aja nih bangsa kita ini.
belum urusan NAZA dan say no to drug selesai....
eeeehhh sekarang ditambah dodol ganja :(
===================================

Dodol Berganja Masuk Jakarta (Suara Pembaruan)
Ferry (bukan nama sebenarnya) tiba-tiba kepalanya merasa sangat pening, badan lemas dan merasa ingin ketawa terus. Gejala-gejala yang tidak biasa dia rasakan itu ternyata juga dialami oleh tiga rekan kerjanya. Mereka tiba-tiba merasa selalu ingin tertawa meskipun tidak ada hal yang lucu.


Salah satu rekan Ferry, Salim (juga bukan nama sebenarnya), bahkan merasa tulang-tulangnya seperti lepas dari tubuhnya hingga ia tak mampu lagi berdiri. Akhirnya ia dilarikan ke rumah sakit. Peristiwa yang terjadi hari Kamis (17/7) itu menggemparkan kantor tempat Ferry bekerja.

Apa yang menyebabkan empat orang itu tiba-tiba menjadi berperilaku aneh? Jawabannya ternyata pada sebuah dodol, oleh-oleh dari rekan kerja mereka yang ditugaskan ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Mereka berperilaku aneh setelah makan dodol itu.


Sekilas dodol bikinan home industry dari Aceh itu biasa saja, bentuk maupun warnanya sama dengan dodol yang dijual di pasar-pasar. Demikian juga dengan kemasannya, tidak ada yang spesial. Dodol itu bergambar nangka serta dibelakangnya tercantum tulisan tentang komposisi bahan bakunya, yakni tepung beras, gula, nangka dan bahan lainnya.

Sama sekali tidak ada penjelasan bahwa dodol itu mengandung bahan yang "istimewa". Namun jika dodol itu dimakan seukuran ibu jari saja, akan timbul perasaan mengantuk luar biasa dan kepala terasa pusing. Kepala akan makin pusing jika penyantap dodol itu kemudian minum kopi atau teh.


Selain manis, rasa dodol itu juga gurih dan enak sehingga membuat orang ingin makan dodol dalam porsi yang banyak. Namun setelah itu efeknya sangat parah, dada berdebar-debar, kepala terasa berat, dan merasa haus luar biasa.


Akhirnya badan menjadi lemas, seperti tak mampu berdiri lagi. Seorang perawat di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit UKI, Cawang, Jakarta Timur, mengungkapkan dalam sebulan belakangan sudah tiga kasus pasien "keracunan " dodol dari Aceh. Ketiganya menampakkan gejala sama, badan lemas, kepala pusing, mata terasa berat, peredaran darah meningkat, dada berdebar-debar, dan kesadaran berkurang.

Bila perasaan saat itu sedang senang, akan menimbulkan rasa senang yang berlebihan, apa pun yang didengar, terasa lucu sehingga tertawa berlebihan. Namun, apabila saat itu perasaan takut yang menyerang, ketakutan akan terasa berlebihan, bahkan cenderung menjadi paranoid. Takut mati.

Dodol itu ternyata berganja.
Tidak mengherankan harga dodol itu lumayan mahal. Selembar dodol di dalam kemasan berukuran 18 x 12 Cm, harganya Rp 200 ribu. Di Provinsi NAD, tidak sulit mendapat dodol semacam itu. Cukup memesan dari warga setempat.

Dodol Aceh itu banyak dipesan untuk dijadikan oleh-oleh,karena membangkitkan rasa penasaran dari efek yang ditimbulkannya. Walaupun ternyata kadar ganja di dalamnya bukan hanya sebagai penyedap, namun menjadi salah satu unsur dominan untuk menghilangkan kesadaran.

Ganja
Aceh, selain dikenang dengan gadis-gadinya yang cantik, juga dikenal karena di sejumlah tempat terdapat ladang ganja. Sudah berkali-kali aparat menemukan dan membakar ladang ganja di daerah ujung barat Indonesia itu.

Pada awal Juli 2003, di Desa Seumirah, Kecamatan Nisam, Aceh Utara, aparat TNI menemukan ladang ganja seluas dua hektare di lereng bukit. Ladang itu memang sengaja dibuka di daerah yang sulit dijangkau warga desa. Letaknya di atas bukit dengan lereng yang curam.


Ladang siap panen seperti itu juga ditemukan pada Juni 2003 di Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireuen. Berkali-kali aparat keamanan menemukan dan kemudian membakar ladang ganja itu. Sudah kesekian kali pula aparat menggagalkan penyelundupan ganja ke luar daerah.

Entah sudah menjadi tradisi atau merupakan inovasi, di Aceh ganja tidak hanya untuk diisap, namun juga menjadi ramuan penyedap makanan. Sudah menjadi bahan pembicaraan umum, beberapa masakan di beberapa rumah makan tertentu menggunakan ganja sebagai penyedap. Dan, kini, ganja pun merambah ke dodol.

Beredar kisah dari mulut ke mulut tentang peronda di Nanggroe Aceh Darussalam yang terbius dodol berganja. Di daerah yang sedang dilanda konflik itu, semua orang harus selalu siaga, baik siang maupun malam, dengan senjata yang selalu disandang di bahu. Ibarat kata, senjata adalah istri pertama. Harus selalu bersama dengan pemiliknya ke mana pun pergi, meskipun ke kamar kecil sekali pun.

Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat Lhokseumawe, ketika TNI sedang berjaga, warga kampung setempat menyuguhkan dodol sebagai penganan kecil untuk menemani kopi. Tetapi, tak disangka, beberapa puluh menit kemudian para peronda itu justru tertidur pulas sampai fajar menyingsing.


Begitu terbangun keesokan pagi, bermacam senjata di di tangannya sudah raib. Entah itu kisah nyata, atau hanya sebuah dongeng, sebab cerita itu terus berkembang tanpa tahu di mana dan kapan terjadinya. Tidak ada anggota masyarakat yang dapat dimintai konfirmasi tentang kebenaran dari cerita itu. Dan, ternyata dodol berganja itu sudah merambah ke ibukota.

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback