(thoughtful) Penulis: GedePrama
Mimpi adalah komunikasi antara tubuh, pikiran, dan jiwa dalam keadaan bawah sadar. Tentu definisi ini belum menjelaskan banyak. Otak kita selalu aktif. Tingkat kesadarannyalah yang berbeda-beda, karena aktivitas gelombang otak yang berbeda.
Pikiran sadar kita, atau bagian otak yang kita gunakan untuk berpikir, hanya menghabiskan sedikit dari seluruh bagian aktivitas otak kita (ada yang mengatakan hanya 10%).
Ada bagian otak yang mengontrol kegiatan seperti bernafas, detakan jantung, menerjemahkan cahaya menjadi gambar dalam pandangan kita,mengartikan bunyi yang masuk ke dalam pendengaran, keseimbangan saat kita berjalan, dan seterusnya. Ini semuapun hanya menghabiskan sedikit tempat di otak kita.
Bagian lain dari otak mengatur imajinasi. Area ini adalah bagian yang masih belum diteliti dengan mendalam. Imajinasi itu tidak sesederhana hanya membayangkan sebuah mobil baru. Ketika Anda menatap awan-awan misalnya, pikiran Andapun menciptakan bentuk-bentuk.
Atau saat Anda melihat urat kayu, yang dihasilkan pikiran adalah gambar urat kayu. Ini merupakan imajinasi Anda yang "membuat sebuah keteraturan dari suatu chaos". Pikiran kita tidak bisa menerima ketidakjelasan bentuk, pasti segera berusaha menciptakan sebuah gambar atau arti. Hal ini berkaitan erat dengan proses mimpi.
Kemungkinan pertama terjadinya mimpi adalah: setelah kita tidur, saat gelombang otak mencapai frekuensi tertentu, benak kita bisa "melihat" segala pikiran, memori, dan khayalan kreatif yang bertumpuk-tumpuk didalam otak.
Kemudian, walaupun tidak dalam keadaan pikiran sadar, otak kita dengan pintarnya membentuk sendiri sebuah pola cerita dari ketidakteraturan data yang didapat tadi.
Sehingga, pikiran kita secara random mengambil potongan-potongan memori yang ada, kemudian dibangun menjadi suatu alur yang kadang-kadang memang tidak logis, tapi tetap membentuk sebuah cerita. Ini sesuai dengan teori "memperjelas sebuah chaos" di atas itu. Bagian otak yang bertanggung jawab mengarang cerita ini adalah bagian imajinasi tadi.
Karena semua penglihatan itu kita alami dalam kondisi pikiran bawah sadar, saat kita terbangun dan kembali berada dalam kondisi sadar, semua yang dialami di dalam mimpi bisa menjadi sulit untuk diingat kembali.Walaupun sebenarnya saat kita mimpi, pengalaman mimpi itu terekam juga dalam memori kita. Ini sebabnya kitapun kadang-kadang bisa juga mengingat mimpi.
Sebenarnya saat kita tidur, tubuh fisik kita beristirahat, tapi jiwa kita tetap bisa melihat. Saat kita terlelap ini, semua jejak pikiran,memori, maupun harapan-harapan (yang tentunya pernah terekam di ingatan kita dalam bentuk simbol-simbol) itupun terbuka untuk dilihat oleh jiwa kita.
Sampainya seseorang ke dalam kondisi gelombang otak tertentu saat ia tidur, memungkinkannya untuk bermimpi dan juga "mengakses" semua data yang ada di kepala.
Sehingga, jika kita menginterpretasikan mimpi seseorang atau diri sendiri, maka semua simbol yang dialami dalam mimpi, dalam bentuk gambar ataupun suara dan warna, bahkan dalam bentuk perasaan, merupakan kepingan-kepingan memori atau pikirannya.
Yang menjadi menarik di sini adalah: jika mimpi adalah potongan-potongan ingatan yang dialirkan menjadi suatu cerita oleh otak, mengapa seringkali orang merasa yang ada dalam mimpinya belum pernah ia ingat/ dialami sebelumnya?
Ini disebabkan otak kita bisa menyimpan semua pikiran, perasaan, dan segala bentuk pengalaman lain yang belum tentu dialami saat kita berada dalam keadaan sadar. Pengalaman jiwa saat pikiran dan fisik kita sedang tidak sadarpun terekam dalam otak kita.
Ini membawa kita pada kemungkinan kedua terjadinya mimpi: ketika terlelap, fisik kitapun tidur, tapi jiwa belum tentu ikut tidur, ia bisa pergi kemanapun tanpa menjadikan fisik mati.
Waktu jiwa ini bepergian,semua yang dialami terekam dalam memori jiwa kita. Pada proses mimpi yang seperti inilah kita merasa hal-hal yang dilihat dalam mimpi belum pernah dialami sebelumnya.
Mengenai perjalanan jiwa ini muncul pertanyaan, ke mana saja jiwa bisa pergi? Jiwa dapat mendatangi masa lalu, sekarang, maupun masa depan. Konsep waktu yang paralel ini masih menjadi perdebatan hangat di antara peminat masalah-masalah perjalanan astral. Bagaimanapun, ini bisa menjelaskan untuk sementara, kenapa ada orang-orang yang bisa meramalkan masa depan melalui mimpinya.
Kedua kemungkinan ini bisa saja benar. Walaupun tidak menutup kemungkinan lain, yaitu proses mimpi yang terjadi karena dorongan-dorongan keinginan maupun ketakutan si individu, yang tidak bisa dikenali saat kesadaran penuh, tapi justru muncul saat pikiran berada di bawah sadar.
Semua harapan dan juga ketakutan bisa muncul saat tidur karena ketika pikiran sedang sadar, semua hal tadi ditekan kebawah sadar. Individu tersebut tidak mau merasakannya. Ketika tidur,katup kesadaran lepas, dan semuanya muncul ke permukaan. Jadilah mimpi.
_______________________________________________
Fatin Shidqia Lubis - Aku Memilih Setia
11 years ago
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback