Beberapa gejala yang bisa mengindikasikan terjadinya gangguan panik adalah:
- Jantung berdebar-debar
- Sesak napas
- Dada terasa sakit dan tidak nyaman
- Leher terasa tercekik, seperti ada sumbatan dalam tenggorokan
- Gatal-gatal pada kulit
- Ketakutan
- Kehilangan control
- Merasa sekarat
- Tubuh terasa dingin atau panas
- Berkeringat
- Gemetar
- Mual
- Merasa tidak nyata akan sesuatu yang dilihatnya
- Pusing
- Lutut terasa lemah
- Merasa ingin berlari tetapi tidak tahu hendak ke mana
- Penglihatan kabur
- Sulit berkonsentrasi atau fokus pada sesuatu untuk waktu yang lama
Tempat, aktivitas atau keadaan yang sering dihindari orang dengan gangguan panik
- Pusat perbelanjaan
- Restoran
- Ruang pertemuan
- Kelas
- Mengemudi
- Pergi sendirian
- Pesawat terbang
- Lift atau eskalator
Gangguan panik yang dibiarkan berlanjut dalam hitungan bulanan atau tahunan, bisa membuat penderita mengalami demoralisasi, juga depresi psikologis dan sakit secara fisik.
Sebagian penderita mengalihkan keluhannya pada konsumsi alkohol. Mereka berpikir tindakan itu dapat mengurangi bahkan menghilangkan gejala. Tragisnya, satu dari lima orang yang tidak mendapatkan perawatan terbukti berniat untuk mengakhiri hidupnya. Peristiwa Traumatik Memicu Serangan
Gangguan panik juga bisa terjadi karena trauma. Kerusuhan, bencana alam seperti gunung meletus atau badai Tsunami, bisa menjadi pemicu timbulnya kepanikan. Kondisi ini disebut Prof. Dr. Sasanto Wibisono, Sp.KJ, sebagai post traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres paska trauma.
Orang bisa mengalami PTSD karena pernah mengalami atau melihat suatu kejadian yang membahayakan dirinya, bahkan dekat dengan kematian. Pada saat ia berada dalam kondisi yang mengingatkan pada pengalaman atau traumanya itu, maka akan timbul rasa panik yang menuju pada ketakutan yang amat sangat.
Gangguan PTSD ini banyak dialami oleh tentara Amerika saat perang Vietnam. Suara-suara yang mirip ledakan bom atau bunyi rentetan peluru bisa membangkitkan traumanya. Bahkan, mimpi-mimpinya pun penuh kejadian perang.
Gejala lain yang bisa terjadi pada penderita PTSD adalah sulit tidur, serta sulit berkonsentrasi. Terapi dilakukan dengan menggunakan obat khusus. Tingkat kesembuhan penderita PTSD tergantung beratnya stressor atau sumber tekanan yang dihadapi, dan kepribadiannya.
"Semakin besar stressor maka semakin lama penderita akan sembuh. Semakin lemah kemampuan daya tahan psikisnya, juga akan makin lama penyembuhannya," ucap Prof. Sasanto.
Indo community
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback