(A.F. Bauman - Chicken Soup for the Kid's Soul)
Anne duduk di meja sarapan, menyantap cornflake-nya sambil membaca tulisan di kotak sereal di hadapannya. "Cornflake Lezat - Tawaran Baru yang Hebat!" begitulah tulisan di kotak itu. "Lihat bagian belakang kotak untuk keterangan selengkapnya."
Kakak perempuan Anne, Mary, duduk di hadapannya, membaca tulisan di sisi satunya. "Hei, Anne," katanya, "coba lihat tawaran hadiah ini -'namamu dalam tinta emas.'"
Mary membacakannya, dan semakin lama Anne semakin berminat. "Kirimkan satu dolar berikut segel bukti pembelian dari kotak ini, dan tuliskan nama depanmu di blangko informasi. Kami akan mengirimkanmu sebuah bros khusus dengan namamu yang diukir dalam tinta emas. (Hanya berlaku untuk satu orang dari tiap keluarga.)"
Anne menyambar kotak sereal itu dan membaca keterangan tadi, matanya berbinar-binar senang. Nama 'Jennifer' diukir dalam tinta keemasan yang berkilau. "Bagus sekali," katanya. "Bros dengan namaku diukir dalam tinta emas. Aku mau kirim, ah."
"Sori, Anne, aku lebih dulu melihatnya," kata Mary. "Jadi, itu hakku.
Lagi pula, kau kan tidak punya uang satu dolar, sedangkan aku punya." "Tapi aku ingin sekali punya bros seperti itu," kata Anne. "Itu buatku saja, deh."
"Tidak," sahut kakaknya.
"Kau selalu mau menang sendiri… mentang-mentang kau lebih tua dariku," kata Anne, bibir bawahnya gemetar dan matanya berkaca-kaca.
"Sudah,kirimkan saja. Aku tidak peduli!" Ia melempar sendoknya dan lari keluar dari dapur.
Beberapa minggu berlalu. Suatu hari, tukang pos membawakan sebuah paket kecil yang dialamatkan pada Mary. Anne ingin sekali melihat bros itu,tapi ia tidak mau Mary tahu ia begitu antusias. Mary membawa paket itu ke kamarnya. Anne mengikutinya masuk dengan santai, dan duduk di tempat tidur.
"Kurasa itu bros untukmu. Mudah-mudahan kau menyukainya," kata Anne dengan nada sinis. Perlahan-lahan Mary membuka kertas pembungkus paket itu. Lalu ia membuka kotak putih kecil di dalamnya dan dengan hati-hati mengangkat lapisan atas kapas putih yang menutupi isinya. "Oh, indah sekali," kata Mary. "Persis seperti tertulis di kotak sereal itu,
'namamu dalam tinta emas.' Dalam empat huruf yang indah. Mau lihat,Anne?"
"Tidak, aku tidak peduli dengan bros jelek itu."
Mary meletakkan kotak putih itu di meja rias dan turun ke ruang bawah.
Anne tinggal sendirian di kamar itu. Akhirnya ia tidak tahan lagi, maka ia menghampiri meja rias. Saat ia melihat isi kotak putih itu, ia terkesiap. Perasaan sayang dan malu terhadap kakaknya bercampur aduk dihatinya, dan bros itu, dengan tulisannya yang bertinta emas, menjadi kabur di matanya yang basah oleh air mata.
Di bros itu terukir empat huruf indah - namanya dalam tinta emas: A-N-N-E.
regards,
Yenny
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback