(Judy M. Garty - Chicken Soup for the Kid's Soul)
Paul adalah adikku, dan ia sangat istimewa. Ia berbeda dariku, sebab ia buta dan duduk di kursi roda. Banyak orang tahu bahwa ia berbeda, sebab ia belajar di sekolah khusus dan diantar-jemput naik bus sekolah khusus juga. Tapi bukan itu alasan-alasan yang membuat ia istimewa.
Keistimewaan Paul ada pada hal-hal yang hanya diketahui oleh keluarga kami - misalnya, melalui dialah kami jadi punya teman-teman baru. Sering kali, saat kami berjalan-jalan dengan Paul, anak-anak lain datang menghampiri dan menanyakan kenapa ia memakai kursi roda. Mereka ingin tahu, kenapa Paul tidak bisa melihat, dan aku akan menyuruh mereka berjabat tangan dengan Paul. Lalu kami akan mengobrol tentang hal-hal lain.
Paul adalah pendengar yang baik. Aku bisa bercerita apa saja padanya, dan ia tak pernah bosan mendengarkan. Ia tertawa kalau aku menceritakan sesuatu yang lucu, dan ia satu-satunya anggota keluarga kami yang bisa menyimpan rahasia.
Paul juga membantuku berolahraga. Kadang-kadang, kalau sedang berjalan-jalan, kami mesti mendaki bukit. Paul senang merasakan sinar matahari dan angin di wajahnya, dan ia suka sekali mendengarkan kicauan burung-burung. Dengan mendorong kursi rodanya ke hutan di puncak bukit, aku jadi berolahraga.
Paul juga membantu kami membawa barang-barang. Ia tidak pernah keberatan kalau aku menggantungkan ranselku di belakang kursi rodanya, atau kalau Ibu menaruh tasnya di situ. Kadang-kadang ia membawakan barang belanjaan kami dari toko. Mungkin ia merasa seperti sopir kami.
Paul membantuku mendengar suara-suara pelan. Kalau sedang bersamanya, aku mesti diam tak bergerak, supaya bisa mendengar tupai tanah yang sedang mengunyah dan suara-suara pepohonan yang didengarnya.
Paul memberiku kesempatan untuk berlatih membaca. Aku membaca untuknya dengan kecepatanku sendiri. Kadang-kadang aku mesti berhenti sebentar kalau menemukan kata yang sulit diucapkan, tapi Paul tidak keberatan. Yang paling disukainya adalah cerita-cerita tentang binatang, terutama cacing.
Kalau ada acara khusus di kota, misalnya rombongan sirkus yang mengadakan pertunjukan di musim panas, atau ketika Presiden datang dengan helikopternya, Paul mengizinkan aku duduk bersamanya di baris depan.
Di musim dingin, Paul membantu menjaga kakiku tetap kering. Kalau bepergian, Paul mesti menggunakan landaian untuk kursi rodanya, bukan tangga. Biasanya landaian-landaian itu bersih dari salju, sehingga kaki kami tetap kering. Di dalam gedung-gedung, Paul membuatku bebas naik elevator bersamanya. Kursi roda Paul tidak bisa dinaikkan ke eskalator. Wah, aku senang sekali, sebab aku tidak suka naik eskalator.
Paul hampir tidak pernah mengeluh. Ia setuju saja dengan apa pun yang ingin kami lakukan. Pernah suatu kali ia terserng demam. Ia jadi cepat kesal, tapi ia tak pernah berteriak-teriak atau marah-marah atau memintaku mengganti-ganti saluran TV.
Paul mengizinkan aku menaruh barang-barang di pangkuannya. Kami suka bermain tebak-tebakan benda. Kadang-kadang aku menaruh mainan-mainan yang berbeda untuk dirabanya, atau aku akan mengejutkannya dengan anjing kami, Muffin. Pernah aku meletakkan seekor cacing yang menggeliut-geliut di pangkuannya. Ia selalu terkejut kalau aku menyuruhnya memegang suatu objek baru. Ia akan membuat berbagai ekspresi dengan mimik dan suara-suara, untuk menyampaikan tebakannya padaku.
Paul membolehkan aku ikut dengannya menikmati permainan-permainan di pasar malam. Ada hari khusus untuk para penderita cacat, dan semua anak yang berkursi roda boleh naik berbagai permainan dengan gratis. Karena Paul tidak boleh duduk sendirian, aku duduk di sampingnya, supaya ia tidak jatuh.
Paul adalah sahabatku. Ia tidak bisa bicara padaku seperti umumnya teman-temanku, juga tidak bisa berlari-lari ke luar atau bermain sembunyi-sembunyian. Tapi ia selalu ada untuk menemaniku pada saat-saat sepi, dan ia punya senyum yang paling indah di dunia.
Paul meninggal dalam tidurnya, lima tahun yang lalu. Menjadi kakak perempuannya sungguh merupakan suatu berkah bagiku. Ia membantuku melihat bahwa dalam setiap situasi selalu ada sisi yang positif, kalau kita mau berusaha menemukannya.
Indo community
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback