Pages

Saturday, March 28, 2009

bajak laut, prihatin

(joke)

Bajak laut
Suatu hari di sebuah bar, seorang bajak laut dan bartender Nampak sedang bercakap-cakap.

  • "Ceritakan padaku bagaimana anda kehilangan kaki anda!" pinta si bartender sambil melihat kaki kayu si bajak laut yang duduk di depannya.
  • Si bajak laut menjawab, "Ketika aku sedang menyelam di laut, seekor ikan hiu nampak datang menyerbuku dan berhasil menggigit kakiku." Tertarik dengan tangan palsu si bajak laut yang terbuat dari besi yang berbentuk seperti mata pancing, bartender itu bertanya lagi,
  • "Lalu, apa yang terjadi dengan tanganmu?"
  • "Aku kehilangan tanganku ketika aku dan anak buahku sedang mengadakan pertempuran di tengah laut," jawab perompak
  • "Bagaimana dengan goresan bekas luka di mata anda?" tanya bartender semakin penasaran.
  • "Luka ini kudapatkan di pelabuhan saat aku melihat ke atas dan tiba-tiba seekor burung camar melintas di atasku sambil membuang kotorannya tepat di atas mata kananku."
  • Mendengar jawaban itu, si bartender terkejut, "Hanya terkena kotoran burung saja bisa membuat luka seperti itu di matamu?"
  • "Karena itu terjadi pada hari pertama aku menggunakan tangan palsuku untuk membersihkan kotoran burung di mataku," jawab si bajak laut dengan singkat.

Prihatin
Dari mulut ke mulut, berita tentang habisnya perawan di sebuah desa yang terletak di perbatasan kota semakin santer terdengar. Tak ada lagi perempuan yang masih perawan di desa tersebut. Ingin membuktikan berita burung tersebut, pemuka agama dan kepala desa mengumpulkan semua perempuan yang ada.

Setelah memberikan sedikit petuah,pemuka agama berkata, "Tentu kalian semua sudah mendengar desas-desus kalaudi desa ini tidak ada lagi perempuan yang masih perawan. Kami ingin tahu apakah berita itu benar atau tidak. Karena itu, saya minta mereka yang masih perawan untuk berdiri." Tak seorang pun yang berdiri.

  • "Kalian tak perlu merasa malu, takut atau sungkan. Kami tidak akan berbuat apa-apa, hanya ingin mengetahui berita burung tersebut. Ayolah, yang masih perawan silakan berdiri," kata Pak Lurah. Tak seorang pun berdiri.
  • "Jika kalian masih punya rasa hormat kepada Tuhan, tolong bagi yang masih perawan untuk berdiri," kata pemuka agama. Hening beberapa saat, kemudian pelan-pelan seorang perempuan berdiri. Seorang bayi berada di dalam gendongan tangannya.
  • "Yang saya bilang tadi, yang masih perawan," kata pemuka agama.
    "Tapi bayi perempuan ini baru berumur enam bulan, mana mungkin bisa berdiri sendiri...."


Indo community

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback