Pages

Thursday, October 14, 2010

Berhentilah Menunda Pekerjaan!

Apakah pekerjaan Anda menumpuk di kantor? Tapi Anda enggan mengambil langkah untuk memulai? Awas, hobi menunda-nunda ini bisa membuat Anda terjebak dalam masalah. Pernahkah Anda berpikir, apa sih yang mem-buat Anda menunda pekerjaan? Apakah Anda hanya malas dan tidak mood dalam mengerjakan suatu tugas, sehingga Anda mesti menundanya sampai mood itu datang dari langit?

Percaya atau tidak, ada hal yang lebih besar di balik kebiasaan Anda menunda-nunda pekerjaan. Lakukan reality check dan temu-kan apa hal besar itu. Setelah itu, segera ambil langkah-langkah untuk mengatasinya.

  • Alasan No.1
    Bekerja di bawah tekanan membuat hasil pekerjaan lebih baik.
Apakah ini alasan Anda menunda pekerjaan? Ada beberapa tipe orang yang memang butuh 'tekanan' agar kinerjanya terpacu, sehingga bisa menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. Tapi jika ini yang Anda lakukan, berarti Anda sudah menyia-nyiakan satu hal yang berharga dan tidak bisa Anda peroleh kembali: waktu.

Untuk mengatasinya, ciptakan tekanan Anda sendiri. Buat jadwal di mana Anda harus menyelesaikan pekerja-an utama pada waktu tertentu, kemudian beberapa pekerjaan ringan pada waktu-waktu berikutnya, dan seterusnya. Kemudian atur waktu untuk mengerjakan kegiatan lain pada waktu-waktu deadline pekerjaan utama Anda tadi.

Contohnya begini. Amy adalah seorang jurnalis, dan sekarang pada hari Senin, Amy memiliki tugas menyelesaikan artikel yang akan ditayangkan hari Rabu siang. Alih-alih menundanya dan ngebut menyelesaikannya pada Rabu pagi, Amy sebaiknya menyelipkan jadwal membuat artikel itu pada Senin sore ini. Kemudian, ia sebaiknya memenuhi jadwalnya pada Rabu pagi dengan kegiatan lain, misalnya menelepon narasumber untuk mengecek, mengatur meeting dengan rekan sekerja, atau kegiatan lain yang membuatnya tak bisa menunda melakukan pekerjaannya.

Anda juga bisa membuat tekanan sendiri seperti tidak akan menghadiahi diri Anda dengan sesuatu—segelas kopi, waktu 10 menit untuk login ke Facebook, atau sekadar menelepon teman di bagian lain untuk bergosip—kalau tidak menyelesaikan tugas. Minta teman membantu mengecek apakah Anda bisa memenuhi 'tekanan buatan' Anda, sehingga Anda lebih konsisten dalam melakukannya.

  • Alasan No.2
    Takut gagal.

Jika dihadapkan dengan tugas yang cukup pelik dan berat, banyak orang yang memilih menundanya sampai punya cukup keberanian untuk menyelesaikannya. Alasannya, mereka takut sudah repot-repot mengerjakannya tapi gagal. Alasan ini memang wajar untuk diutarakan, tapi sebaiknya Anda menyadari bahwa kesuksesan datang dari kegagalan. Kegagalan adalah 'pelajaran kecil' untuk menyambut kesuksesan yang lebih besar. Dengan gagal, Anda bisa mengetahui apa yang salah dan apa yang harus diperbaiki di kemudian hari, sehingga Anda bisa lebih siap dalam melakukannya nanti—dan berhasil.

Sebagai orang yang baru dipindahkan ke bagian marketing, Lisa terus menunda-nunda pekerjaan bertemu klien untuk menawarkan jasa keamanan yang disediakan oleh perusahaan tempat ia bekerja. Kekhawatiran untuk gagal karena penawarannya ditolak membuat ia menunda melakukannya. Hal itu disebabkan ia tidak mampu menanggung rasa kecewa dan sedih saat calon klien menolak memakai jasanya.

Untuk bisa menerima kegagalan, Anda harus belajar menerima penolakan. Bagaimana cara Anda dapat berlatih menerima penolakan? Tentu saja dengan terus-menerus mencoba melakukannya. Dalam hal pekerjaan, penolakan adalah hal yang wajar. Lagipula, masih ada kemungkinan Anda sukses pada langkah berikutnya.

Jika Anda tidak menyukai kegagalan, rayakan setiap keberhasilan, kecil atau besar, yang Anda peroleh. Hal ini akan membantu Anda meningkatkan kinerja dan memicu semangat Anda untuk berusaha.

  • Alasan No.3
    Tidak mood karena bukan tanggung jawab Anda, tapi segan berkata tidak pada atasan.

Kalau ini yang terjadi, ini berarti Anda mengalami kesulitan untuk berkata tidak. Lain kali jika Anda hendak diberikan tugas tambahan yang bukan tanggung jawab Anda, mintalah waktu untuk berpikir, kira-kira bisa atau tidak Anda me-lakukannya, terutama dilihat dari segi waktu dan kemampuan Anda. Jika Anda merasa tidak bisa karena benar-benar tidak mampu, katakan sejujurnya pada atasan, dan kemukakan alasan yang masuk akal—bukan alasan yang dikarang-karang karena Anda ingin menolak tugas.

Tawarkan pada atasan, bisakah Anda meminta bantuan satu-dua rekan untuk menolong Anda mengerjakan pekerjaan itu, sehingga tanggung jawabnya bisa dibagi dan hal ini akan membuat Anda lebih yakin dan mantap dalam mengerjakannya. Atau mintalah atasan mendelegasikan tugas tersebut ke orang lain yang lebih kompeten. Dalam hal ini, berikan saran-saran pada atasan siapa yang kira-kira mampu mengerjakannya, tanyakan juga pada orang tersebut apakah ia mampu dan siap.

Coba Anda pikirkan lagi mengenai tugas tambahan itu. Terkadang seseorang malas mengerjakan sesuatu yang baru karena belum tahu seluk-beluknya. Padahal jika Anda mencoba mencurahkan waktu dan pikiran untuk mengerjakannya, siapa tahu pekerjaan baru ini lebih mengasyikkan, lebih dapat meningkatkan kualifikasi, dan lebih cocok dengan Anda.

  • Alasan No.4
    Anda sukar memikul tanggung jawab.

Kalau itu yang ada di benak Anda, lebih baik Anda berhenti saja bekerja. Bekerja berarti kita bertanggung jawab atas beberapa hal secara profesional. Jika tanggung jawab kita berhasil ditunaikan, kita pun memperoleh hak kita berupa tunjangan dan gaji.

Apakah Anda sukar memikul tanggung jawab? Langkah yang paling mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan menjabarkan komponen tugas Anda secara detail. Tuliskan apa-apa saja yang harus Anda selesaikan, bagaimana menyelesaikannya, apa yang menjadi kekhawatiran Anda, dan bagaimana cara menyelesaikannya. Jika Anda tak tahu cara menyelesaikannya, tanyakan pada atasan, rekan kerja, atau pihak lain yang sudah lebih berpengalaman. Nah, begitu Anda memiliki guideline untuk melakukan pekerjaan Anda, pasti pekerjaan bisa lebih mudah diselesaikan, dan tanggung jawab pun dapat ditunaikan. (niq)

Sumber: hanyawanita.com

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback