skip to main |
skip to sidebar
OTOMOTIFNET - Suatu hari, Joko berseru pada teman sekantornya. "Mobil aku kok boros banget ya? Bagaimana caranya biar bikin irit nih mobil?" bilangnya pada Jono. Jono pun geleng-geleng kepala sambil menunjukkan jarinya ke dahi. "Yuk pikir-pikir, kenapa mobil kamu bisa boros ya?" timpalnya dengan nada sok serius.
Obrolan pun berlanjut bagaimana membuat mobil Joko lebih irit. Jono memang berencana menumpang Joko untuk pergi ke rumah kerabat yang dekat domisili Joko. "Mobil kamu sehat-sehat aja, tuh. Kenapa bisa boros ya?" lanjut Jono heran ketika mobil mulai bergerak.
Begitu kendaraan menjauh dari kantor, barulah Jono menyadari salah satu sebab borosnya bensin mengalir dari tangki bensin. "Joko, pelan-pelan dikit dong," serunya. Rekan sekantornya itu tetap cuek dan geber gas, biar cepat sampai, katanya.
Mobil pun bergerak zig-zag, gas rem dan ngebut. "Wah, kalau cara bawa mobilnya begini, enggak heran kalau bensinnya boros," tutur Jono. "Ah, sok tahu kamu. Kan mesin bisa dibikin irit. Aku pernah baca, tuh di OTOMOTIF," timpal Joko.
Jono memilih bersabar ketimbang debat dengan temannya yang keras kepala. "Iya deh, kamu memang jago soal teknik. Tetapi jangan cuma baca trik utak-utiknya saja dong. Ada juga teknik berkendara efisien. Namanya 'econo drive'. Jangan-jangan kamu mengganti kebiasaan mengemudi saja, sudah bisa bikin irit mobil dan mesin enggak usah diutak-atik," saran Jono.
Joko pun mengangguk-angguk tanda setuju. "Kadang-kadang, kamu pintar juga, Jon!" canda Joko sembari mengakui kalau kebiasaan mengemudinya memang cenderung temperamental. "Aku memang enggak sabaran kalau di jalan, pengen cepat sampai saja. Mungkin aku harus mengubah kebiasaan, ya?" Bagaimana dengan Anda?
1. CEK KONDISI MOBIL
Sebagai pengendara yang baik, sebaiknya mengerti kondisi kendaraan. Termasuk mesin. Pastikan mesin dalam kondisi prima. Misalnya, saringan udara kotor bisa meningkatkan konsumsi bensin. Juga katup PCV bocor, bisa bikin pembakaran tidak efisien. Selain itu, pengapian tidak normal pun bikin bahan bakar tidak terbakar sempurna. Pakai oli dengan spesifikasi yang direkomendasi. Juga cek selalu kondisi v-belt, terlalu kencang atau kendur tidak efisien. Kondisi rem jangan diabaikan, kalau setelannya seret, pasti bikin bensin boros. Pun demikian dengan bearing, kalau sudah terdengar suaranya, sebaiknya diganti.
2. GAYA MENGEMUDI ECONO
Kebiasaan mengemudi pun perlu ditinjau ulang. Berkendara pada kecepatan tinggi pasti lebih boros ketimbang kecepatan rendah. Usahakan memakai gigi tinggi, seiring kecepatan. Perpindahan pun dilakukan pada 2.000-2.500 rpm. Lakukan akselerasi perlahan tanpa entakan berlebihan. Tidak menyalip kalau tidak perlu. Tetap saja di lajur. Kalau menghadapi tanjakan, naikkan kecepatan untuk mendapat momentum. Dengan momentum, tidak perlu akselerasi saat tanjakan. Kalau ada cruise control, bisa dimanfaatkan. Asal tidak di daerah perbukitan, justru bikin boros.
3. TUTUP JENDELA
Berkendara di iklim tropis khatulistiwa pasti panas. Terutama siang hari. AC jadi peranti wajib buat penangkal panas. Banyak yang mematikan AC dan buka kaca untuk mengirit bensin. Benarkah? Nyatanya, kompresor AC mobil moderen cukup ringan membebani mesin. Sementara berkendara pada kecepatan tinggi dengan jendela terbuka akan menaikkan hambatan udara. Bensin bisa lebih boros ketimbang pakai AC dan menutup kaca jendela. Pilih mana?
4. KOSONGKAN BAGASI
Jangan sekali-kali berpikir mobil ibarat rumah kedua. Banyak ruginya ketimbang manfaat yang didapat. Lebih baik bawa perlengkapan secukupnya ketika bepergian. Apalagi jika hanya kegiatan sehari-hari. Karena barang-barang yang ada di mobil bakal menambah bobot keseluruhan. Dengan bertambahnya bobot, tentu perlu bensin lebih buat menggerakkan mobil. Coba saja, setiap mobil ditambah beban, pasti tarikan berkurang dan butuh gas lebih dalam bukan? Jadi, segera singkirkan barang-barang dari kabin maupun bagasi.
5. TIDAK PERLU MEMANASKAN MESIN
Hal ini terbawa kebiasaan lama, waktu mobil masih pakai karburator. Mesin injeksi masa kini tidak perlu pemanasan lama. Cukup tunggu sekitar satu menit untuk mesin berputar idle dan mendapat pelumasan cukup, mobil sudah bisa diajak melaju. Apa yang terjadi kalau melakukan pemanasan berlebihan? Ambil analogi lampu, kalau lampu dinyalakan terus bakal boros listrik. Begitu pun dengan mobil, mesin dihidupkan terus pasti menghabiskan bensin bukan? Apalagi mobil baru dihidupkan, emisinya lebih beracun ketimbang sudah panas. Jadi jalankan saja biar mesin panas sembari melaju.
6. RENCANAKAN PERJALANAN
Siapa yang mau kena macet? Pengemudi di perkotaan umumnya sudah terbiasa dengan yang satu ini. Mereka akan merencanakan jalur yang akan dilalui. Selain menghindari macet, juga mengurangi tingkat stress bukan? Ada yang menarik lagi, belokan ke kanan disinyalir lebih boros bbm, karena pengemudi butuh berhenti dan mengamati sekitar. Sementara banyak 'bekibolang' alias belok kiri boleh langsung. Belokan ke kiri kerap langsung.
7. CEK TEKANAN ANGIN
Hal yang satu ini, pasti sudah banyak yang tahu. Ban kempis akan menaikkan permukaan tapak ban yang menempel di jalan. Rolling resistance jadi lebih tinggi. Sehingga butuh bensin lebih banyak untuk menggulirkan si karet hitam ini. Sialnya lagi, ban lebih cepat aus dan berisiko pecah kalau tekanannya kurang. Periksa lagi tekanan angin dan sesuaikan dengan spesifikasi asli kendaraan. Ukuran ban berbeda punya tekanan ideal berbeda juga. Biasanya stiker petunjuk tekanan ideal ada di sekitar pintu depan.
8. RAWAT BODI MOBIL
Percaya atau tidak, bodi mobil berpengaruh pada coeffecient of drag. Jadi, menjaga kondisi bodi mobil bisa membantu menghemat bahan bakar. Bayangkan kalau mobil penyok-penyok, pasti aliran angin juga terhambat bukan? Selain menjaga kondisi bodi mobil tetap utuh, merawat eksterior pun tidak merugikan. Kalau bodi mobil dicuci dan diwax, pasti permukaanya lebih licin. Hal ini mampu mengurangi hambatan angin cukup besar. Lagipula, mobil jadi lebih segar bukan?
Penulis/ Salim, August, F.Yosi
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback