Pages

Wednesday, February 3, 2010

Air Oksigen, Benarkah Menyehatkan?


Berkat kemajuan teknologi pangan, oksigen (O2) kini tak lagi hanya dapat dihirup, tapi bisa juga bisa dimasukkan melalui saluran pencernaan. Sebagai bagian dari gaya hidup modern, kini di supermarket marak dijual produk air dalam kemasan yang mengandung oksigen dalam berbagai merek, kemasan, dan ukuran. Namun benarkah menyehatkan?

Hampir setiap waktu istirahatnya, Andreas, 30 tahun, internal auditor pada sebuah bank swasta di bilangan Kuningan, terlihat selalu minum air dalam kemasan yang kemasannya berbeda dengan air mineral biasa. Ia mengklaim air minum kemasan ini lebih menyehatkan, karena kandungan oksigen di dalamnya lebih banyak, dan berguna untuk tubuh.

Memang selama manusia masih hidup, ia akan selalu membutuhkan oksigen. dalam keadaan normal, manusia membutuhkan oksigen sebanyak 535,7 gram per hari (sekitar 375 liter per hari).

Menurut Prof. Dr. Waluyo Soerjodibroto, Msc, Phd, SpG(K), ahli gizi dari Universitas Indonesia secara alamiah manusia mendapatkan oksigen dengan bernapas dengan paru-paru. Oksigen sampai di paru-paru hingga ke alveoli lalu akan diikat oleh hemoglobin dalam darah. Kemudian menyalurkannya ke seluruh tubuh untuk membantu proses "pembakaran" glukosa menjadi tenaga.

Sekali menghirup nafas, paru-paru hanya bisa menampung sekitar 500 ml udara ke dalam tubuh. Dalam kondisi lelah, seperti sehabis olahraga, kebutuhan ini akan meningkat 5-10 kali lipat. Saat berolahraga, tubuh merasa lelah karena asupan oksigen berkurang. Jika kelelahan ini sampai terengah-engah, berarti sulpai oksigen dalam tubuh makin sedikit.

Dalam suhu ruangan, air secara alamiah sudah mengandung oksigen sebanyak 10 ppm (part per million=10 miligram per liter). Pada suhu lebih rendah (misalnya dalam lemari pendingin), kadar oksigen bisa meningkat hingga maksimal 15 ppm.

Namun oksigen kini tak lagi hanya dapat dihirup, tapi bisa juga dimasukkan melalui saluran pencernaan. Hampir sama dengan air minum dalam kemasan lainnya, air oksigen berasal dari tanah, atau mata air yang telah melalui proses destilasi.

Kemudian di akhir prosesnya di air tersebut ditambahkan dengan oksigen. Melalui Oxygen Keeper technology, air yang tadinya mengandung oksigen relatif sedikit, disuntikkan dengan oksigen, yang bila dibandingkan dengan air biasa bisa 10 kali lipat lebih tinggi kadar oksigennya, Air oksigen biasanya mengandung 80 ppm per botolnya.

Kelemahannya, oksigen yang sudah larut dalam air sangat labil dan mudah terlepas kembali. Terutama jika air tersebut berada dalam kondisi di atas suhu ruang (25-30 derajat celcius), terkena panas, atau terpapar cahaya matahari langsung. Bila segel dalam air oksigen telah terbuka dan tak langsung diminum, kadar oksigen yang ada lama-kelamaan bisa hilang, kemudian bisa berubah menjadi air biasa.

Segi enam
Selain air oksigen, hadir pula di pasaran yang namanya air hexagonal. Air heksagonal, seperti halnya air biasa, molekulnya tersusun dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen (H2O). Yang membedakan air ini dengan air biasa atau air beroksigen adalah formasi kelompok molekul H2O-nya.

Kedua atom itu terikat menyerupai huruf "V" bersudut 104,5 derajat. Atom oksigen berada di bagian sudut "V", sedangkan masing-masing atom hidrogen berada di ujung kedua kakinya.

Dalam setetas air terkandung miliaran molekul air. Dalam air biasa, miliaran huruf "V" berjalan dan terus-menerus bergerak tak teratur. Namun, dalam keadaan tertentu molekul-molekul air ini biasa berbaris tertib. Misalnya, dalam keadaan padat sebagian es atau salju.

Dalam bentuk es atau salju, secara alamiah molekul-molekul air berbaris rapi. Setiap enam molekul bergandengan lewat ikatan hidrogen, membentuk suatau water cluster (klaster air) yang berstruktur cincin segi enam (heksagonal).

Karena segi enam, antara enam molekul itu terdapat sebuah ruang kosong, yang ukurannya lebih besar dari ukuran molekul air itu sendiri. Di ruang inilah molekul oksigen terikat tidak bisa meloloskan diri. Karenanya, struktur air heksagonal mengandung lebih banyak oksigen.

Secara alamiah, struktur heksagonal itu bisa terbentuk misalnya pada daerah berhawa sejuk di pegunungan. Di perkantoran, air heksagonal sulit dijumpai karena udara panas dan polusi di mana-mana. Tapi dengan kemajuan teknologi, struktur heksagonal itu ternyata bisa direkayasa.

Meski tidak dingin atau beku, molekul air bisa "dipaksa" bergandengan dengan bantuan kekuatan medan magnet dan sinar infrmerah, sehingga membentuk struktur heksagonal. Hasil rekayasa itulah yang kini dapat ditemui di berbagai masyarakat.

Belum terbukti
Namun, Waluyo masih meragukan manfaat air oksigen dan air heksagonal. Manfaat keduanya sejauh ini belum terbukti secara ilmiah ataupun secara klinis. Selama ini peminum air oksigen dan air heksagonal tersugesti dari pengakuan sepihak para produsen. Atau testimonal dari peminum yang belum pasti kebenarannya. Menurutnya, itu hanya jargon dari para produsen yang ingin agar produknya laku.

Air heksagonal memang sangat labil, karena menentang struktur alami air. Selain rentan suhu, ia juga bisa terurai selama masa penyimpanan. Itu sebabnya sebagian produsen menyarankan, air heksagonal diminum kurang dari 20 menit sejak disiapkan. Sebagian yang lain menyarankan produknya disimpan dalam lemari es bersuhu 8 derajat C, serta terhindar dari cahaya matahari langsung.

Meski struktur air heksagonal lebih kuat, belum ada bukti signifikan struktur molekul ini tidak berubah saat masuk tubuh. Suhu tubuh manusia nornal sekitar 37 derajat celcius, memungkinkan oksigen dalam air tersebut akan baik di lambung maupun enzim pencernaan. Kalaupun air bisa mencapai usus, kapiler mukosa usus pun tak bisa menyerap oksigen, sebaik paru-paru.

Alih-alih sehat, produksi radikal bebas berlebih malah berpotensi desktruktif pada tubuh. "Bila oksigen dalam perut dalam kadar rendah, memang tidak ada pengaruhnya dan tidak berbahaya. Namun bila kadarnya tinggi, bisa berbahaya karena oksigen bersifat radikal bebas. Radikal bebas merupakan salah satu faktor pencetus kanker," ujar Waluyo mengingatkan.

Radikal bebas merupakan molekul oksigen yang kesepian, sebab atom pada orbit terluarnya terdapat elektron yang tidak punya pasangan. Hal itu membuat si molekul-molekul liar, lalu secara radikal mencari pasangan dengan merampok elektron molekul lain dari berbagai sel-sel tubuh.

Sebab itulah, ia disebut radikal bebas. Keradikalan berantai terjadi ketika molekul yang terampok ikut-ikutan brutal merampas elektron molekul lain. Kondisi inilah yang lalu membuat sel-sel tubuh rusak. Meski belum ada uji penyakit kanker akibat dari air minum kemasan beroksigen.

Yang pasti bila ingin mengikuti gaya hidup modern, melepas dahaga dengan minum air oksigen atau air heksagonal, perlu merogoh kocek lebih dalam lagi. Karena harga jual air beroksigen dan air heksagonal lebih mahal daripada air mineral biasa.

Fakta tentang air & oksigen
Air dan oksigen syarat mutlak bagi kehidupan. Tanpa air metabolisme di dalam tubuh tidak bisa jalan. Sebagian besar tubuh kita berupa air (70%), bila kehilangan cairan atau dehidrasi tubuh bisa lemas. Tanpa oksigen tubuh tak sanggup membakar glukosa hasil proses pencernaan makanan menjadi energi yang kita gunakan untuk beraktivitas.

Pembuatan air heksagonal membutuhkan campur tangan energi yang dipaksakan, misalnya energi magnetik atau getaran. Penggunaan energi yang dipaksakan ini bisa berdampak dilepaskan banyak radikal bebas. Namun, ini tidak berarti air oksigen/air heksagonal yang terurai pasti berbahaya buat kesehatan.

Pada suhu 30 derajat Celcius, kelarutan oksigen akan turun separuh dibanding pada es. Jangan heran kalau minum air es, terasa lebih segar ketimbang air hangat, karena kandungan oksigen dalam air es lebih tinggi.

Sumber: Male Emporium

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback