Pages

Tuesday, January 26, 2010

Indomi Dianggap Makanan Pokok Orang Nigeria

Posted by: "Rachel"


orang Nigeria?

Ok.. ok.. seriously.Orang Nigeria ternyata memang menganggap Indomie sebagai makanan pokok mereka. Ini gara-gara saya menemukan sebuah group diskusi di Facebook yang bertajuk Indomie Noodles Appreciation Societydengan anggota -sampai saat saya tulis artikel ini- mencapai lebih dari 7 ribu orang.


Awalnya saya pikir ini pasti 'ulah' orang Indonesia . Ternyata salah besar! Orang yang pertama memulai group diskusi ini namanya berbau Afrika. Di dalamnya juga saya menemukan banyak nama-nama Afrika yang usut punya usut ternyata banyak orang Nigeria. Sebagai pencinta Indomie, saya penasaran dan kemudian mencoba mengusut lebih jauh. Hasilnya? Gila.. Menarik banget!


Tidak jelas kapan bermula, tapi dari hasil 'investigasi' saya menemukan bahwa Indomie di Nigeria memang sudah ibarat makanan pokok. Di negara benua hitam itu, Indomie diproduksi oleh salah satu anak perusahaan Indofood yang bernama De-United yang memiliki dua pabrik besar di Nigeria .


Perusahaan itu memiliki 300 distributor, 100 ribu retailer dan lebih dari 38 juta konsumen (bahkan ada yang bilang lebih dari 120 juta konsumen), dan konon merupakan investasi Indonesia terbesar di Afrika Barat. Gila!


Yang menarik adalah, tidak seperti di Singapura atau di negara lain yang menurut saya kurang menghargai mie instan :), orang Nigeria ternyata punya banyak cara menarik untuk mengolah Indomie buatan mereka. Lihat saja apa yang dilakukan oleh Mbak Atoyebi Ajibola yang suka memasang Indomie nya tanpa kuah ditambah telor rebus dan irisan Plaintain goreng yang saya baru tahu ternyata satu saudara dengan pisang, cuma tidak manis.


Contoh jadinya lihat di gambar ilustrasi di atas, atau klik untuk memperbesar gambarnya. Dari diskusi itu juga para penggila Indomie di seluruh bisa bertemu dan bertukar informasi mulai dari cara memasak sampai ke soal harga dan dimana bisa membeli Indomie di berbagai belahan dunia.


Misalnya, ada teknik menyiapkan Indomie yang dijuluki 'Patient Cold Cooking', alias merendamnya di air dingin semalaman sampai mekar (males, dasar hehe). Ada yang suka menambahkan daun ketumbar, mayonaise, bahkan madu dan jus apel ke Indomienya dan ada juga yang hanya merendamnya di air panas.


Bahkan sampai urusan cabe kering yang ada di dalam paket bumbunya juga didiskusikan di sana . Yang menarik buat saya adalah karena ada juga semacam adu pendapat antara mereka yang percaya bahwa Indomie itu asli Nigeria sampai mereka yang ngotot bahwa Indomie itu buatan Indonesia asli. Tak sedikit yang juga memperbandingkan antara Indomie asli Indonesia dengan Indomie Nigeria. Seru! Tapi tidak sampai ganyang-ganyangan kok..


Ini contohnya:

  • WoW.. r u kiddin me? indomie is worldwide now? since when did it happen? but anyway, man, i'm so proud being indonesian!! ! Indomie rocks my world!
  • You guys are joking right?? Indomie is Definitely in Africa, At least in NIGERIA . Anyone in Nigeria who hasn't had indomie at one point or the other, is not living in nigeria . Simple!!!
  • Ohh and if any of y'all paid attention. You would realise that a Nigerian started this group.
  • that's really amazing that they advertise in africa ?!
  • what u mean they advertise in africa ? indomie is our primary food, for any correct child that grew up in the great country of nigeria .
  • Indomie, Indomie selerakuuuu. .Indomie dari dan bagi...Indonesiaaaa .. (iklan ala Indonesia )
  • Man, truth to live by "anyone, anytime, anywhere- Indomie (iklan ala Nigeria )

Ha ha ha.. Menarik sekali! Untung belum ada orang Jepang yang ikut-ikutan protes karena merasa bahwa penemu mie instan adalah Pak Momofuku Ando(alm) yang orang Jepang itu. Well, selamat datang di era globalisasi! !


DISCLAIMER:Sebelum anda berpikir macam-macam, saya tidak dibayar sepeserpun oleh Indomie. Bahkan wajib dicatat bahwa Indomie dan saudara-saudaranya itu kebanyakan sarat MSG dan Zat Pengawet. Jadi makannya jangan berlebihan lah.. Seperti lirik lagu dangdut: "Yang syedang-syedang sazaaa."


Chi Kim, President Nigerian-Indonesian Business Association Thanks untuk memuat berita tentang indomie di nigeria . saya sebagai Vice President nigerian-Indonesian Business association di lagos nigeria ,yang mana De United food limited perusahaan yang memproduksi indomie di nigeria adalah anggota asosiasi kami, mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan rubriknya tentang indomie di nigeria . Indomie adalah peusahaan yang paling pertama memperkenalkan mie instant kepada orang nigeria dan hasilnya adalah apa yang di tulis dalam rubrik ini sekarang.


nama indomie sudah sarat dengan kehidupan orang nigeria bahkan sekarang mulai bermunculan merk mie yang baru misalnya chiki mie, OI mie,miccus, mimmee mie dan lain lain tetapi orang menyebutnya indomie. seperi baby diapers di indonesia orang menyebutnya pampers yang sebenarnya bukan nama jenis produk itu tetapi melainkan nama sebuah merk yang paling pertama memperkenalkan baby diapers itu sendiri.


indomie merupakan makanan yang sering di makan orang di nigeria di berbagai pelosok tetapi indomie masih belum merupakan makanan pokok. jadi indomie masih merupakan secondary meal atau optional meal.cara memasak orang nigeria juga aneh, mereka memasukkan indomie dan air di rebus sampai airnya kering. kalau airnya kebanyakan maka mienya akan seperti cacing.


pihak DUFIL sudah menyesuaikan sistim pengolahan agar mie tahan di masak dalam air agar tidak kembang sesuai dengan selera makan dan masak orang setempat. konsumsi indomie disini besar karna mereka sekali makan indomie sampai 4 bungkus. 1 bungkus tidak akan membuat perut mereka terisi. dan anehnya mereka suka makan indomie dengan pisang plantain yang saya gak tau juga gimana rasanya.


saya sering di suguhkan mie dan pisang tetapi agaknya aneh rasanya.makanan pokok disini adalah fufu dari singkong, akpu dari singkong juga hanya beda pengolahan, semovita dari tepung beras, dan juga kadang nasi. Aje gile makan indomie skali makan 4 bungkus.



Ciao!



-Rachel-

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback