Pages

Sunday, December 20, 2009

Panen yang tidak kunjung tiba

(inspirational story) (legenda dari Swedia, diceritakan kembali oleh Aaron Shepard)



Sayangku Arild,

Aku berjanji untuk menunggumu selamanya, namun aku takut aku tidak diijinkan. Ayah mengatakan bahwa kamu tidak mungkin pulang, dan ayah telah menetapkan lelaki lain untuk menjadi suamiku. Walau aku telah memohon padanya, ayah telah menyiapkan hari perkawinanku.

Aku akan mencintaimu selamanya.



Thale

Arild Ugerup, putra bangsawan kerajaan Denmark, duduk di bangku membaca surat di bawah lampu redup dalam sel kamarnya. Betapa kejamnya perang,pikirnya dengan mata berkaca-kaca. Arild dan keluarganya adalah bangsawan dari Denmark, mereka telah hidup lama dan damai di Swedia.

Ketika Raja Erik dari Swedia dinobatkan, Arild menjadi salah satu tamu kehormatan raja. Tapi ketika Denmark dan Swedia menyatakan perang satu dengan lainnya, Arild ditarik menjadi tentara Denmark. Dia ditangkap di medan perang dan dipenjarakan oleh Raja Erik.

Kekasih masa kanak-kanak Arild, Thale Thott, telah berjanji untuk menikahinya ketika dia pulang dari perang. Sekarang kelihatannya Arild akan kehilangan Thale seperti dia juga kehilangan kebebasannya.

Arild duduk berpikir berjam-jam lamanya dengan surat terjuntai di tangan. Akhirnya dia menuju ke meja di sudut ruangan, mencelupkan pena dan mulai menulis.

Yang Terhormat Paduka Raja,

Meskipun saya sekarang adalah seorang tahanan, paduka pernah menganggap saya sebagai teman. Berilah saya keringanan. Biarkan saya pulang untuk menikah dengan wanita yang saya cintai. Dan ijinkanlah saya untuk tinggal dalam jangka waktu yang cukup hanya untuk menanam tanduran dan memanennya.

Demi kata-kata saya, saya akan kembali ke penjara segera setelah hasil panen dituai. Arild menandatanganinya dan menyegel surat itu, kemudian memanggil sipir.

Balasan datang esok harinya. Raja Erik setuju! Arild akan bebas --- setidaknya sampai masa panen. Arild pulang, dan Thale menyambutnya dengan gembira. Ayah Thale tidak begitu suka mengubah rencananya, namun akhirnya mereka berdua menikah.

Sekarang musim semi, saat untuk menanam. Dan hanya dalam beberapa bulan Arild akan memanen hasil taninya lalu kembali ke penjara Raja Erik.

Arild berpikir keras dan lama akan apa yang akan dia tanam. Pada akhirnya dia pergi ke ladang dan menaburkan benih, menempatkan 6 butir untuk masing-masing lubang. Musim gugur hampir berakhir, seorang utusan mendatangi Arild, "Musim panen telah lewat," katanya. "Raja menunggumu kembali."

"Tapi tanamanku belum kupanen," jawab Arild. "Bahkan belum mulai tumbuh!"

"Belum tumbuh?" kata sang utusan. "Apa yang kamu tanam?"

"Pohon-pohon pinus," sahut Arild.

Ketika Raja Erik mendengar apa yang Arild lakukan, dia tertawa dan berkata,

"Orang seperti dia tidak layak menjadi tahanan"

Arild diijinkan untuk tinggal di rumah bersama kekasihnya, Thale. Dan sebuah hutan yang mengagumkan berdiri sampai sekarang sebagai lambang pernyataan cinta Arild.



(terjemahan dari The Harvest that Never Came, by Aaron Shepard)
______________________________________________________________

Find time to realize that there is one person who mean so much to you,

for you might wake up one morning losing that person

who you thought meant nothing to you.



Indo community

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback