SMS melahirkan gaya bahasa sendiri. Pro dan kontra mengenai pengaruhnya dalam keterampilan berbahasa. Gaya SMS ini paling banyak digemari remaja usia sekolah. Akibatnya, dalam keseharian bahasa mereka terpengaruhi oleh SMS.
Harian Inggris, Daily Telegraph, menulis kisah seorang guru yang mengomentari teks SMS yang dikirim murid usia 13 tahun. Pesan pendeknya bertuliskan," My smmr hols wr CWOT.B4, we used 2go2 NY 2C my bro, his GF & thr 3:- kids FTF. ILNY, it's a gr8 plc."
Tentu saja yang dimaksud adalah," My summer holidays were we complete waste of time. Before, we used to go to New York to see mya brother, his girlfriend and their three screaming kids face to face. I Love Ney York. It's a great place."
"Aku sungguh tidak percaya pada apa yang aku lihat. Teks itu penuh dengan teka teki membingunkan seperti teks Mesir kuno. Banyak yang aku tidak bisa terjemahkan,"tandasnya. Hal senada dikatakan Judith Gillespie, ketua dewan guru Skotlandia.
Dia mengatakan penurunan kualitas dalam tata bahasa dan tulisan Inggris sebagian disebabkan oleh kegilaan pada teks SMS. "Murid berpikir secara oral dan menuliskannya dalam bentuk fonetis," katanya.
Bagiamana dengan di Indonesia? Nusa putera, pengamat dari Universitas Negeri Jakarta, justru melihat sebaliknya. Menurut pengajar filsafat ini, keterbatasan huruf SMS justru akan meningkatkan kreatifitas pengguna dalam berbahasa. Pertama, keterbatasan itu akan menjadikan orang efektif menggunakan huruf untuk menyampaikan pesan.
Untuk komunikasi tentu dia mesti memilih kata yang pendek, langsung dan kena sasaran. Yang kedua, keterbatasan itu akan melahirkan berbagai singkatan, namun tetap harus dapat dimengerti oleh penerima SMS. "Keterampilanitu akan menciptakan kebiasaan berfikir runtut dan jelas," ujar Nusaputera.
Bagaimana dengan singkatan yang aneh-aneh, yang kemudian masuk ke SMS? Nusaputera justru membandingkan dengan iklan baris di koran. " Kalau ada iklan bunyinya 'djl kjg kpsul '90. mls, hg nego.
BU', orang sudah tahu maksudnya 'dijual kijang kapsul tahun 1990. mulus dengan harga nego dan butuh uang," katanya mencontohkan. Nah, SMS juga begitu. "Makanya gaya bahasa SMS itu akan melakhirkan registrasi bahasa sendiri," ujar Nusaputera. "Cirinya bahasa tanpa vokal. Semuanya konsonan, tapi mudah dimengerti".
Sementara untuk penggunaan tanda baca, Nusaputera menilai, justru kebiasaan SMS akan melatih menggunakan tanda baca secara maksimal, baik tanda baca konvensional maupun khas SMS. "Jika tidak tepat menaruh tanda baca, pasti pesannya akan disalah artikan.
Nusaputera bahkan menilai SMS justru meningkatkan kemampuan orang dalam mengungkapkan pikirannya dalam bahasa tulisan. Selama ini, menurutnya, masyarakat Indonesia belum terlatih mengungkapkan pikiran secara tertulis.
"Dengan SMS kita terlatih berkomunikasi dengan bahasa tulisan. Sebetulnya ini sudah berkecambah pada budaya e-mail. Namun, keterbatasan penetrasi internet belum mendorong secara kuat budaya baru itu."
Barangkali pandangan Nusaputera tidak sejalan dengan pengamat dari Pusat Bahasa. Dalam beberapa kesempatan, mereka selalu mengkritik perkembangan bahada pada iklan di media masa. Menurutnya, iklan-iklan itu menggunakan bahasa yang tidak sesuai kaidah. Nusaputera justru menilai bahwa bahasa akan berkembang sesuai dengan jaman.
"Persoalannya, kebutuhan masyarakat begitu cepat, sementara pakar belum merumuskan jalan keluar berbahasa dengan baik. Sampai sekarang, mungkin belum ada kajian serius mengenai bahasa SMS. Jadinya, mereka masih berpegang pada cara berpikir lama. Sementara teknologi dan jaman membutuhan pembaruan bahasa," jelasnya. Hidup SMS !
Sumber: T&T
Fatin Shidqia Lubis - Aku Memilih Setia
11 years ago
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback