Kini kaum Adam bisa bersiap diri kalau kelak dirinya akan terserang kanker prostat. Sebuah studi berhasil menemukan gen pemicu kanker yang menjadi mimpi buruk para
lelaki itu.
Bagi kaum Hawa, kanker yang menjadi mimpi buruk bisa saja kanker payudara atau kanker leher rahim. Bagi kaum Adam, mimpi buruk itu adalah kanker prostat. Belakangan penyakit yang disebabkan oleh keganasan sel pada kelenjar prostat ini kian merebak.
Walau di Asia masih tergolong sedikit penderitanya, data dari 13 Fakultas Kedokteran negeri di Indonesia menunjukkan kanker prostat termasuk dalam 10 penyakit keganasan tersering pada pria.
Di Subbagian Urologi, bagian bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), selama periode 1995-1998 ditemukan rata-rata 17 kasus per tahun dan menduduki peringkat kedua setelah kanker buli-buli (kandung kemih). Angka ini tak bisa diabaikan sebab penyakit tersebut membunuh sekitar 10.000 lelaki setiap kasus.
Gen E2F3
Kini, berkat hasil studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari Institute of Cancer Research Everyman Centre, kaum lelaki bisa sedikit bernafas lega. Mereka telah berhasil menemukan gen bernama E2F3, gen yang dianggap sebagai pemicu kanker prostat, demikian seperti yang dilansir BBC News Online baru-baru ini. Gen E2F3 sebelumnya juga dideteksi sebagai penyebab kanker kandung kemih.
Gen tersebut sesungguhnya mempunyai peran penting sebagai pengontrol divisi sel dalam tubuh mahluk hidup. Dalam kasus sel kanker prostat, gen E2F3 ini berlaku overaktif, yakni terlalu banyak memproduksi protein.
Akibatnya terjadi pengembangbiakan sel berlebihan dan berkembangnya tumor. Tim ilmuwan telah mengukur kandungan protein E2F3 dalam sampel prostat 147 orang dan melihat seberapa banyak kadar E2F3 dalam setiap sel. Ditemukan tak satu pun sel prostat yang sehat. Dan gen E2F3 justru hadir sebanyak 67 persen sel kanker prostat. Kian tinggi jumlah protein itu, kian agresif pula kanker yang diderita.
"Temuan ini cukup menggembirakan, sebab penyebabnya sudah diketahui. Dari sini gen itu bisa menjadi penanda dalam diagnosis kanker prostat," ujar Profesor Colin Cooper, pimpinan studi tersebut kepada BBC News Online. "Tes untuk membedakan mana tumor agresif, penyebabnya, dan mana tumor ringan merupakan hal penting dalam riset kanker prostat."
Kerap terjadi seorang pasien menjalani prosedur pengobatan yang sesungguhnya tidak perlu. Namun karena memang diagnosis kanker prostat belum bisa sedemikian akurat maka setiap pasien mau tak mau menjalaninya. Kini diketahui sudah bahwa gen E2F3 berperan aktif dalam kanker prostat sebagai kunci pengenal seberapa agresif kanker berkembang.
Tes PSA
Sampai saat ini, mayoritas ahli medis di seluruh dunia menggunakan tes Prostate Specific Antigen (PSA) untuk mengetahui keberadaan kanker prostat. Tes ini kurang akurat hingga terjadi diambilnya tindakan serius bagi kanker yang ternyata ringan. Tes ini juga tak mampu mengetahui apakah kanker tumbuh dengan cepat atau lambat.
PSA merupakan suatu rantai tunggal glikoprotein yang terdiri dari 237 asam amino dan empat rantai samping karbohidrat. PSA terdapat pada sel-sel sekretik dari asini prostat sehingga PSA merupakan zat yang spesifik organ prostat, oleh karenanya dapat ditemukan pada prostat normal, hiperplasia prostat dan kanker prostat. Kadar PSA dalam serum tergantung dari besarnya prostat. Pada perbesaran prostat jinak, PSA berasal dari zona transisional, tetapi pada kanker prostat menjadi jauh lebih tinggi.
Kadar PSA dalam serum bisanya diukur dengan Radio Immuno Assay (RIA). PSA dalam serum juga dapat meninggi pada keadaan-keadaan seperti radang (prostatitis), tindakan pemasangan kateter, pemeriksaan colok dubur atau sistoskopi dan TURP (Trans Urethra Resection of the Prostate).
Sedangkan di dalam jaringan prostat, PSA dapat dikenali dengan pewarnaan immuno peroxidase pada sediaan patologi. Kadar PSA ini bermanfaat untuk mengikuti perjalanan penyakit kanker prostat terhadap respons pengobatan atau operasi yang telah dilakukan.
Selain dikenali sebagai pemicu kanker prostat, gen E2F3 juga dianggap sebagai penyebab kanker kandung kemih. Kanker ini tidak kalah ganas dibanding kanker prostat. Di Indonesia berdasarkan pendataan hasil pemeriksaan jaringan yang dilakukan selama 1988-1990, diketahui bahwa kanker kandung kemih menempati urutan kesepuluh dari tumor ganas primer pada pria.
Sebenarnya penyakit ini bukan penyakit kaum Adam saja, melainkan juga kaum Hawa. Tapi catatan menunjukkan lelaki berisiko tiga kali lebih besar terkena kanker kandung kemih.
Cooper beserta tim penelitinya menemukan bahwa terdapat jumlah gandaan sangat banyak gen E2F3 di sekitar kandung kemih pasien penderita kanker. Dari analisisnya dibuktikan pula adanya kaitan langsung antara jumlah E2F3 dan tahap kanker.
Temuan ini diharap kelak bisa menjadi acuan dalam pengobatan kanker kandung kemih di masa mendatang. Selain pemblokiran gen tersebut pada pasien, diharap pula kelak diciptakan pengobatan ala butik di mana prosedur pengobatan yang dilakukan pada setiap pasien berbeda satu sama lain, ditentukan oleh level gen yang dimilikinya.
"Pengobatan ini jauh lebih efektif sebab setiap pasien bisa langsung diketahui kondisi genetiknya, apakah ia tergolong yang berpotensi besar mengidap kanker atau tidak," jelas Cooper. Temuan ini disambut baik oleh para ahli kanker di seantero dunia.
Profesor Peter Rigby, pimpinan Institute of CancerResearch berkomentar, "Kami menunggu temuan lain dari studi ini dan bisa mengantisipasi perkembangan kanker prostat maupun kandung kemih lebih dini."
Kanker prostat merupakan kanker ganas yang menyerang lelaki berusia di atas 50 tahun. Biasanya kalau ada anggota keluarga yang mengidap kanker prostat maka anggota keluarga lain berisiko tinggi juga mengidapnya kelak. Anehnya penyakit ini lumayan jarang menyerang orang Asia. Lebih banyak ras kulit putih atau kulit hitam yang menderitanya.
Sumber : Sinar Harapan
Fatin Shidqia Lubis - Aku Memilih Setia
11 years ago
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback