NOT A CINDERELLA'S STORY
Sumber: http://www.cosmopolitan.co.id/jan2005/relationship.php
Tiap wanita pasti ingin kisah cintanya bahagia selamanya bak dongeng indah. Namun, tak begitu kenyataannya. Apalagi bila kisah kasih Anda selalu berlangung super cepat bagai kilat!
Berawal dari jatuh cinta. Ditambah makin sering pergi berdua dan berlanjut dalam kedekatan yang banyak diistilahkan dengan pacaran. Mungkin proses ini sudah biasa Anda alami. Tapi yang Anda bingungkan, lama hubungan yang terjalin jarang yang lebih dari seumuran jagung.
Alasan yang dilontarkan pun beragam. Ada yang bilang, "Mungkin bukan jodohku." Ada juga yang beralasan, "Dia terlalu begini, atau dia kurang begitu." Bahkan ada juga yang pasrah berkata, "Mungkin aku kurang beruntung dalam hal percintaan." Sekali dua kali mungkin ini bisa jadi pelajaran. Tapi kalau masalah ini terus terulang, jangan dianggap sepele atau kebetulan saja. Siapa tahu sumber masalahnya ternyata dari Anda sendiri.
Seorang ahli dari klinik psikolog di Inggris, Ingrid Sturestrom, mengatakan,kadang wanita punya kecenderungan untuk memandang permulaan hubungan menjadi hal yang terlalu serius. Akibatnya, wanita akan akan langsung berpikir terlalu sensitif dan cepat membuat keputusan setiap ada masalah.
Padahal, di tahap awal pacaran, tiap pasangan masih perlu menyesuaikan diri. Sebelum Anda selalu menyalahkan keadaan atau orang lain, koreksi dulu sikap dan pemikiran Anda! Daripada berlarut-larut dan Anda selalu merasa 'tak beruntung' terus, segeralah berubah!
Sering merasa 'terpaksa'
Tidak setiap orang orang merasa siap untuk membina hubungan serius. Jadi jangan pikir Cuma pria saja yang takut pada komitmen. Kadang wanita masih mempersoalkan komentar masalah status yang membuat telinga jadi gatal mendengarnya. Seperti pengakuan Nisa, 28 tahun. " Saya capek ditanya soal pacar atau calon suami. Bukan bukan
Keadaan yang tak nyaman itu kadang membuat wanita selalu menuntut 'sempurna' pada hubungan yang dijalaninya. Dari permulaan ia langsung menilai dengan 'standar tinggi' pada pasangannya. Sering dalam hati, dia bertanya,"Wah, calon suamiku ini kurang perhatian."
Atau keluhan seperti, "Tampangnya memang keren,tapi sayangnya dia terlalu serius dan beda selera." Dan masih banyak lagi penilaian sepihak dari wanita tentang pasangannya. Padahal hubungan itu baru berjalan dalam hitungan minggu.
Anda memang sangat berhak untuk menilai kekasih Anda. Bahkan itu sebuah keharusan untuk mengetahui kecocokan Anda dan pasangan. Tapi jika awal pacaran Anda sudah memvonis terlalu jauh, takutnya apa yang Anda kira itu cuma sekedar 'perkiraan' saja atau bukan sebenarnya. Anda pun menyadari kalau dugaan Anda salah dan semua tinggal penyesalan.
Rasa takut yang berlebihan
Di awal hubungan, Anda mulai mengenal dia lebih dekat, tahu kebiasaan buruknya dan sedikit masalah keluarganya. Tapi di saat bersamaan Anda diliputi ketakutan yang diliputi kecemasan yang tidak beralasan.
Ada yang mengatakan ini sebagai bentuk rasa sayang. Kemudian buntutnya,kebiasaan cepat berprasangka dengan segala sikapnya mulai jadi langganan. Langsung mengira dia selingkuh hanya karena dia makan bareng sahabat wanitanya.
Ada juga ketakutan kalau teranyata dia hanya 'having fun' saja seperti pacar-pacar Anda dulu. Sah-sah saja Anda mengharapkan yang terbaik dari hubungan yang Anda jalani. Tapi Anda tidak bisa langsung 'memaksa' hubungan hanya menurut pandangan Anda.
Bukankah setiap hubungan itu butuh proses? Dan bukan Anda saja yang ada di dalamnya. Jadi, coba berpikir ulang kalau di tiap masalah, Anda bersikap dan membuat keputusan dari pertimbangan sendiri.
Pengalaman menarik juga diceritakan Dinda, 25 tahun. "Saya selalu mendadak jadi paranoid ketika mulai terlibat hubungan serius. Itu yang sering membuat hubungan jadi berantakan. Setelah dekat dengan pria baru, saya coba menjalaninya dengan lebih santai. Pikiran pun jadi ringan dan tiap masalah bisa saya bicarakan baik-baik. Tak terasa sudah dua tahun saya jalan dengannya. Sebelumnya, 'rekor' paling cuma enam bulan," katanya.
Mungkin bukan Dinda saja yang punya masalah ini. Dimana kondisi perasaan seseorang dihinggapi rasa khawatir yang berlebihan dengan hubungannya. Ini dilatarbelakangi oleh banyak keadaan.
Pengalaman hubungan masa lalu yang tidak menyenangkan, harapan yang terlalu jauh atau bisa saja karena kondisi psikologis yang cenderung labil. Cuma kemauan diri sendiri untuk berubah, yang bisa menetralkan keadaan tersebut. Yakin saja kisah selanjutnya akan lebih manis.
Tertarik pada pria yang 'salah'
Banyak alasan yang dipakai seseorang untuk jatuh cinta pada pasangannya. Ada berpikir atau memilih dengan pertimbangan matang ada juga yang cuma beralasan ada 'rasa'. Alasan terakhir inilah yang bisa jadi pemicu seseorang mendapat masalah ketika mulai tahu bagaimana sifat pasangan sebenarnya.
Wanita yang terkenal sebagai makhluk yang suka mengandalkan perasaannya, kadang terlalu cepat mengambil keputusan dalam memilih pria pujaannya. Belum lagi kegagalan hubungan masa lalu, bisa membuat wanita cenderung pesimis dengan hubungan selanjutnya.
Akibatnya, dengan mudah wanita menjatuhkan pilihan,kemudian baru mengetahui kalau dia pria yang 'salah'. Selanjutnya yang terjadi,Anda marah, menyesal dan langsung 'mendepak' nya jauh-jauh. Kalau Anda bisa memikirnya lebih tenang sejak awal, Anda pasti sudah bisa mengantisipasinya.
Hal penting yang perlu Anda ingat, sangat sulit untuk memaksa orang untuk mengubah sikap dan prinsipnya. Sekalipun itu adalah orang yang Anda cintai. Butuh banya waktu dan yang paling berperan adalah dirinya sendiri. Bukan orang lain. Kalau Anda merasa bisa mengubahnya suatu saat, ibaratnya Anda sedang main taruhan. Itu bisa membuat Anda kecewa setiap saat.
Standar yang terlalu tinggi
Anda membayangkan betapa beruntunggnya Victoria yang bersuamikan David Beckham yang ganteng, atletis dan sederet kelebihannya? Itu perasaan yang sangat wajar. Namun kalau menjadikan 'bayangan' itu menjadi sebuah patokan, justru akan membuat Anda terbelenggu. Perasaan selalu selalu membanding-bandingkan kerap menghantui pikiran Anda. Akibatnya, hubungan jadi 'tersendat-sendat' karena Anda selalu merasa kurang dan tidak puas.
Anda memang berhak mendapat yang terbaik. Tapi bukan berarti Anda selalu menuntut seseorang untuk bisa seperti pangeran impiam Anda. Coba intip rahasia Tia, 25 tahun. "Setelah beberapa menjalin hubungan, saya baru sadar kalau kunci awetnya hubungan adalah saling memahami," jelasnya. Pesan bijak ini dapat Anda coba, tapi Anad tak perlu memaksakan diri kalau ternyata hubungan yang dijalin sudah tak bisa diteruskan. Lagipula yang Anda cari adalah perasaan nyaman dan bahagia!
Fatin Shidqia Lubis - Aku Memilih Setia
11 years ago
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback