Pages

Tuesday, September 1, 2009

Mawar Biru

(nice story)
Sekian tahun lamanya saya saban kali terlibat lagi dalam percintaan dengan pria yang selanjutnya ternyata tidak bisa atau tidak mau melibatkan diri secara resmi. Setiap hubungan itu penuh dengan siksaan batin bagi saya.

Saya ingin menikah. Karenanya saya berkeyakinan bahwa saya harus melakukan sesuatu yang sama sekali lain daripada apa yang saya perbuat selama itu. Pada suatu hari saya memutuskan untuk berdoa.

"Tuhan, aku tidak tahu cara memilih teman hidup yang tepat - jadi tolonglah aku,tolong pilihkan kekasih yang benar bagiku, dan persiapkan kami untuk perjumpaan yang akan terjadi. Dan Tuhan, agar aku tahu pasti siapa yang telah Kau pilihkan bagiku, hendaknya ia memberikan mawar biru kepadaku - dalam bentuk apapun juga."

Setelah itu, selama lima bulan setiap hari saya meyakinkan sendiri bahwa kekasih Ilahi saya akan datang, dan bahwa kami akan saling mengenal pada saat yang tepat. Dari hari ke hari, saya semakin melepaskan kontrol dan membuka diri terhadap kasih sayang Tuhan. Dan setiap hari pula saya memasang mata,mencari-cari tanda mawar biru.

Dua belas hari setelah saya meninggalkan pacar saya yang berwatak kasar, saya menghadiri makan siang dalam rangka acara networking. Alan Cohen, penceramah pada hari itu berbicara tentang kekuatan yang ada pada diri kita semua untuk melimpahkan berkat kepada orang lain.

Perasaan saya sangat tergugah ketika ia mengajak semua yang hadir untuk saling memberkati, sehingga sayalah yang paling dulu berdiri. Lebih dari seratus orang di sekeliling saya bergegas mencari pasangan pemberkatan.

Tiba-tiba hanya keheningan yang ada bagi saya. Di depan saya berdiri seorang pemuda bermata biru. Kami saling memegang tangan dan saling menatap. Sesuai yang diajarkan sebelumnya oleh Alan Cohen, saya bertanya, "Maukah anda memberkati saya?"

Selama beberapa menit pemuda itu melimpahkan cinta kasih dan berkat setulus-tulusnya kepada saya. Kemudian ia ganti bertanya, "Maukah anda memberkati saya?" dan saya pun melimpahkan berkat balasan. Selain itu kami tidak mengatakan apa-apa lagi.

Latihan pemberkatan selesai dan kami kembali ke tempat duduk masing-masing. Saya dalam keadaan terpana. Beberapa menit kemudain pemuda itu datang lagi dan memperkenalkan diri. Namanya David Rose.

Begitu mendengar namanya saya pun langsung tahu bahwa Tuhan telah memberikan mawar yang saya mohonkan pada-Nya. Rose---mawar dengan bola matanya yang biru. Setahun setelah itu kami menikah.

Brenda Rose
Taken from: A Cup of Chicken Soup for the Soul.
______________________________________________________________________________
You can at any time decide to alter the course of your life.
No one can take that away from you.
You can do what you want to do. You can be who you want to be.

Indo community

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback