(thoughtful story) (Dinasti Han Barat 206 S.M sampai 25)
Suatu ketika, seorang perdana menteri terkenal bernama Bin Jyi sedang dalam perjalanan menuju ke suatu pesta. Salah satu pengawalnya merasa agak mabuk, dan tiba-tiba muntah di atas karpet kereta tersebut.
"Berani benar kamu!" seorang asisten segera membentak, lalu dengan merasa sangat malu dan tidak enak, bertanya kepada tuannya "Yang Mulia, haruskah saya memecat orang dusun ini sekarang juga?"
"Tentu saja tidak," si perdana menteri menjawab dengan tenang, tidak menunjukkan kemarahan sama sekali. Ia adalah pemuda yang baik! jika kamu memecatnya, ia dengan memikul nama buruk, tidak akan dapat memperoleh pekerjaan yang baik dimana pun.
Saya tidak ingin merusak masa depannya. Bersikaplah baik dan penuh perhatian kepada orang lain. Ia hanya secara tidak sengaja mengotori sebagian karpet itu, yang bukan merupakan kejahatan yang berbahaya. Saya sama sekali tidak marah."
Pada masa itu, nyawa dianggap murah - terutama nyawa para pelayan dan budak. Untuk pelanggaran kecil semacam itu, seorang pelayan sering dihukum berat atau bahkan dijatuhi hukuman mati.
Asisten itu, awalnya terbengong-bengong akan kemurahan hati tuannya, dengan enggan menyampaikan keputusan ini kepada sipengawal yang ketakutan, yang juga keheranan tetapi menghargainya dalam-dalam.
Setelah insiden tersebut, si perdana menteri secara tidak disadari mendapatkan seorang pelayan yang luar biasa loyalnya, yang dengan suka rela akan mengorbankan hidupnya sendiri untuk tuannya yang berhati mulia.
Pengawal yang berasal dari perbatasan barat itu suatu ketika sedang mengambil cuti, pulang ke kampung halamannya. Setelah secara tidak sengaja mendengar bahwa bangsa barbar yang letaknya bersebelahan bermaksud menduduki garis depan, ia segera kembali dan menyampaikan sepotong informasi yang sangat penting ini kepada tuannya.
Tuannya segera mengerahkan pasukannya yang ada di sana. Beberapa hari kemudian, pecahlah perang. Karena pasukan itu telah diingatkan dan dipersiapkan dengan baik, korban-korban yang timbul tidak banyak dan serangan itu berhasil digagalkan.
Kemudian pada suatu konferensi militer kekaisaran, sang kaisar menanyai semua pegawai tingkat tinggi dan jendral seniornya, satu persatu, mengenai serangan tersebut. Tidak seorang pun dapat memberikan jawaban memuaskan mengenai timbulnya serangan itu kecuali si perdana menteri , yang disanjung-sanjung tinggi. Ia diberi imbalan yang cukup besar oleh sang kaisar.
Taburkanlah selalu benih-benih kecil kebaikan. Beberapa benih itu akan tumbuh dan menjadi bunga-bunga keberhasilan di masa depan.
(From Wisdom's way by Walton C. Lee)
______________________________________________________________________________
Worrying doesn't empty tomorrow of its troubles, it empties today of its strength.
Indo community
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback