Pages

Monday, June 8, 2009

Pahlawan Lingkungan

(touching story) (chicken soup for the teenage soul II)
Kalau dipikir-pikir, Mike Powell mestinya tidak selamat. Kecanduan,menjadi pengedar obat-obatan, penjara, atau kematian adalah nasib yang biasanya menimpa anak jalanan di "rimba" South-Central Los Angeles-arena kejam untuk perang obat, pembunuhan geng, pelacuran, dan kejahatan.

Tapi, kehidupan Mike kecil memiliki tujuan istimewa. Selama delapan tahun ia tabah menghadapi teror dan kebrutalan untuk mempertahankan keluarganya yang beranak tujuh. Hebatnya, selama masa itu, tak ada orang yang tahu bahwa orangtua yang sesungguhnya dalam keluarga itu hanyalah seorang anak.

Waktu Mike lahir, ayahnya, Fonso, dipenjarakan karena mengedarkan obat. Ibu Mike, Cheryl, yang berusia lima belas tahun, keluar dari sekolah untuk menafkahi bayinya. "Tanpa kau, kehidupanku tak akan begini," begitu katanya pada Mike berkali-kali. Perasaan bersalah inilah yang membuat Mike tetap mendampinginya. selama tahun-tahun yang menyeramkan.

Fonso dibebaskan dari penjara saat Mike berusia empat tahun, tapi bukannya kearnanan yang dibawa veteran Vietnam setinggi 195 cm dengan berat 135 kg ini, melainkan rasa takut baru dalam kehidupan Mike. Fonso mengidap masalah psikologis yang parah, dan sikap disiplinnya mengkhawatirkan.

Untuk kesalahan ringan, seperti menutup pintu terlalu keras, ia memaksa Mike melakukan pushup berjarn-jam. Kalau anak kecil itu tak tahan lagi, ayahnya memukulnya. Begitu fanatiknya pendirian Fonso mengenai pergi bersekolah, sehingga Cheryl harus menyembunyikan Mike di lemari kalau anak itu sakit.

Mungkin ada firasat buruk yang mendorong Fonso untuk bersikap keras pada anaknya dan mengajarinya supaya dapat mengandalkan diri sendiri jauh sebelum waktunya. Mike baru delapan tahun saat ayahnya dibunuh dalam perkelahian dengan seorang pengedar obat.

Dalam semalam, perlindungan dan nafkah yang disediakan Fonso lenyap. Artinya, Cheryl yang berusia dua puluh empat tahun harus kembali lagi kejalanan, dan sekarang ia dibebani tiga anak: Mike; Raf, empat tahun; dan Amber, satu tahun. Hidup mereka sulit dan pahit, dan ada seorang anak lagi yang akan lahir.

Tak lama kemudian Cheryl membawa pulang Marcel, pecandu kokain yang menteror keluarga itu lebih parah daripada Fonso. Saat Mike dengan lugu menanyakan apa yang dilakukan Marcel terhadap upah Cheryl sebagai pekerja transit, Marcel mematahkan rahang anak itu sehingga harus diberi kawat untuk membetulkan letaknya.

Tak lama kemudian Marcel membuat Cheryl kecanduan kokain, dan keduanya akan tenggelam dalam pengaruh minuman keras. Mula-mula mereka mengunci anak-anak di lemari, tapi pada akhirnya hanya meninggalkan mereka sendirian, setiap kali selama berminggu-minggu.

Cheryl meyakinkan Mike bahwa jika ada orang yang tahu apa yang terjadi, anak-anak akan terpisah dan dikirim ke rumah asuh. Mengingat pesan ayahnya yang galak agar ia menjadi "lelaki," anak berusia delapan tahun itu menjadi sangat memperhatikan perlunya menjaga keutuhan keluarganya, apa pun yang terjadi.

Agar tak ada orang yang curiga, Mike mulai membersihkan apartemennya. sendiri, mencuci pakaian dengan tangan, memberi makan, mengganti popok,dan memandikan adik-adiknya. Ia menjadi pemulung di toko kelontong untuk mendapatkan sisir, botol, dan pakaian, apa pun yang mampu mereka beli,dan menyembunyikan ketidak-hadiran ibunya dengan berbagai dalih.

Cheryl dan Marcel tidak ragu-ragu menjual semua barang keluarga untuk membeli kokain-bahkan uang untuk biaya sewa rumah dan makanan anak-anak pun mereka gunakan. Saat situasi keuangan menjadi sangat memprihatinkan,Mike diam-diam berhenti sekolah pada usia sembilan tahun untuk menafkahi keluarganya sendiri. la membersihkan halaman, mengangkut barang dari truk dan toko minuman, selalu bekerja sebelum subuh atau di malam hari supaya adik-adiknya tidak sendirian saat mereka bangun.

Dengan bertambah lama dan bertambah parahnya kecanduan minuman keras dan semakin seringnya Cheryl dan Marcel tidak ada, maka saat mereka ada,mereka semakin kasar. Sedemikian parah kecanduannya sehingga Cheryl meninggalkan Marcel saat obat milik Marcel habis.

Cheryl kemudian berteman dengan orang yang punya lebih banyak obat. Marcel yang berang melampiaskan amarahnya di apartemen kumuh itu, menyiksa dan menteror anak-anak supaya mereka memberitahukan tempat penyembunyian uang atau tempat ibu mereka berada.

Suatu malam, Marcel memasukkan adik Mike yang berusia dua tahun ke dalam kantong plastik dan menutupnya erat-erat. Tanpa udara, mata balita itu melotot dan kulitnya membiru. "Di mana ibumu?" seru pecandu itu. Sambil menangis, Mike dan Raf cilik berusia lima tahun menyerang Marcel berulang -ulang, memukul punggungnya dengan kepalan yang kecil dan tidak berarti.

Karena marahnya, Mike akhirnya mengigit leher Marcel, sambil berharap agar si penyiksa kejam itu. melepaskan kantong plastik itu dan ganti memukulnya. Rencananya berhasil Martel berputar dan melemparkan Mike ke jendela, membuatnya terluka kena kepingan kaca dan tangannya patah.

Orangtua Cheryl, Mabel dan Otis Bradley, sangat mencintai cucu-cucu mereka, tapi mereka bekerja sepanjang hari dan tinggal di tempat yang hanya bisa dicapai dengan berganti bus beberapa kali, dan hanya dapat menjenguk sekali-sekali. Karena merasakan bahwa keluarga itu dalam kesulitan, Mabel mengirim mainan, pakaian, dan popok, dan tak pernah menduga bahwa popok pun dijual oleh Cheryl untuk membeli obat.

Meskipun Mabel selalu bisa dihubungi melalui telepon dan menyediakan cinta tanpa pamrih sehingga menjadi satu-satunya jangkar bagi Mike, Mike tidak berani menceritakan masalah yang dihadapinya. Ia takut neneknya yang lembut akan mendapat serangan jantung jika tahu keadaan sesungguhnya-atau lebih buruk, dikasari oleh Marcel.

Keluarga ini terpaksa selalu berpindah-pindah, tidur di bioskop, didalam mobil rongsokan, dan bahkan di tempat kejahatan. Mike mencuci pakaian mereka di toilet umurn dan memasak dengan piring pemanas berapi tunggal. Pada akhirnya, Cheryl dan Marcel selalu berhasil menemukan mereka.

Meskipun berpindah-pindah, Mike bersikeras agar adik-adiknya bersekolah,mendapat nilai baik, dan menjadi warga teladan. Bagi teman sekelas,guru, dan bahkan nenek mereka, anak-anak itu selalu tampak normal,dirawat dengan baik, dan bahagia. Tak ada yang menyangka bagaimana hidup mereka atau bahwa mereka dibesarkan oleh seorang anak.

Entah bagaimana Mike bisa berhasil menganut niat baik dari ayahnya yang galak dan
memadukannya dengan teladan kasih neneknya, sehingga dalam dirinya terbentuk sistem nilai yang unik. Ia sangat mencintai keluarganya, dan adik-adiknya mempercayai dirinya. "Kau tak harus berakhir di jalanan," katanya kepada mereka. "Lihat bagaimana Ibu? Jangan memakai obat!" Diam-diam ia takut kalau-kalau ibunya suatu hari menggelepar keracunan obat di depan mereka.

Selama beberapa tahun berikutnya, Cheryl sering dipenjara karena memiliki dan menjual narkotika dan melakukan kejahatan lain, dan kadang-kadang dipenjarakan hingga setahun. Di luar penjara, ia terus melahirkan anak-anak lagi, membuat situasi keuangan keluarga ini semakin kritis. Sekuat apa pun Mike mencoba, menjadi tak mungkin baginya merawat tiga bayi baru dan menafkahi keluarga dengan tujuh anak sekaligus.

Pada suatu Natal, mereka hanya bisa berbagi sekaleng jagung dan sekotak makaroni dan keju. Satu-satunya mainan mereka selama tahun itu adalah satu boneka Happy Meal McDonald's untuk setiap anak. Untuk kado, Mike menyuruh anak-anak membungkus bonekanya dengan kertas koran dan bertukaran. Itu salah satu Natal yang mendingan.

Mike sekarang remaja muda yang hidup selalu dalam kecemasan, tapi tetap menolak terjerumus; dalam dunia pengedar obat dan kejahatan yang lebih mudah dijalani. Malahan secara tabah, ia berjalan di jalanan berbahaya di larut malam menjual kacang makademia yang diolah lagi yang, bagi pecandu yang setengah gila, tampak seperti "batu' kokain seharga tiga puluh dolar.

la tahu ia mempertaruhkan nyawanya setiap kali mengadu nasib seperti itu, tapi ia merasa tak punya banyak pilihan. Dengan pertarungan geng dan perang obat setiap malam, peruntungannya tidak terlalu baik. Pada usia lima belas tahun, Mike sudah pernah tertembak delapan kali.

Lebih buruk lagi, persediaan tenaga dan harapannya sekarang semakin rendah. Sepanjang ingatannya, ia hidup dengan rasa takut setiap hari yang tak pernah habis: Bisakah kami makan hari ini? Apakah kami akan dijalanan malam ini? Apakah Marcel akan muncul besok?

Dan setelah pindah lebih dari empat puluh kali, tampaknya mereka sudah mencapai keadaan paling parah. "Rumah mereka sekarang adalah Hotel Frontier, tempat kotor di Skid Row, tempat mucikari dan pelacur memenuhi koridor dan penjualan obat terjadi di tangga.

Anak-anak pernah melihat pembunuhan di lobi, dan Mike sekarang takut meninggalkan mereka sendiri untuk tidur. Selama beberapa malam mereka di sana, ia berjaga dengan pemukul bisbol untuk membunuh tikus yang masuk lewat celah pintu.

Karena kurang tidur dan tak pernah berhenti dilanda stres, Mike merasa hancur oleh tanggung jawab dalam hidupnya. Saat itu jam dua pagi. Adik-adiknya meringkuk di bawah sehelai selimut di lantai. Michelle,bayi terkecil, sedang menangis, tapi Mike tak punya makanan untuknya. Anak yang menanggung beban diam-diam selama sekian tahun itu tiba-tiba putus asa.

Dengan terhuyung-huyung melangkah ke jendela dengan putus asa, Mike berdiri di pinggir, mempersiapkan diri untuk melompat. Dalam hati ia meminta keluarganya untuk memaafkannya, ia memejamkan mata dan menghela napas panjang yang terakhir. Saat itu, seorang wanita di seberang jalan melihatnya dan mulai menjerit. Mike mundur dari pinggiran itu dan terjatuh di sudut, terisak. Sepanjang sisa malam itu, ia membuai bayi yang lapar itu dan berdoa meminta tolong.

Pertolongan datang beberapa hari kemudian di malam Thanksgiving 1993,tak lama sebelum ulang tahun Mike yang keenam. belas. Kelompok pertolongan yang ada di gereja mendirikan dapur kaki lima untuk memberi makan orang lapar, dan Mike membawa adik-adiknya ke sana untuk mendapatkan roti lapis gratis. Begitu terkesannya para relawan dengannya dan anak-anak yang sopan sehingga mereka mulai bertanya. Bendungan didalam diri Mike akhirnya jebol dan kisahnya menyembur keluar.

Dalam beberapa hari, kelompok gereja bekerja untuk menemukan keluarga asuh permanen, tapi tak ada rumah asuh yang dapat mengambil ketujuh-tujuhnya. Muncul nasihat bahwa keluarga itu harus dipisahkan "untuk kebaikan mereka sendiri." Mike menolak dengan gigih, mengancam akan menghilang kembali ke dalam rimba bersama anak-anak. Satu-satunya orang yang dapat dipercayainya yang akan menjaga keutuhan keluarganya adalah neneknya. Dengan enggan ia akhirnya menceritakan kehidupan mereka selama delapan tahun terakhir itu.

Karena kaget dan ngeri, Mabel Bradley segera setuju mengambil anak-anak itu, tapi sistem kesejahteraan sosial Los Amgeles County tidak setuju. Mabel berusia enam puluh enam, sudah pensiun, sementara kakek mereka menderita diabetes. Mana mungkin suami-istri Bradley ini mampu mengurus tujuh anak? Tapi Mike lebih tahu. la menyembunyikan anak-anak dan menolak menegosiasikan alternatif apa pun kecuali tinggal bersama kakek-neneknya.

Akhirnya, para pekerja sosial dan pengadilan setuju, dan Mabel dan Otis Bradley bergembira karena mendapat izin permanen yang legal untuk mengurus anak-anak itu. Entah bagaimana, tapi setiap anak bertahan hidup dengan baik. Memang seperti mukjizat-dan juga kekuatan dan cinta Mike yang tak terperikan-menjaga keutuhan mereka.

Sejak itu Mabel kembali bekerja dan bersedia bolak-balik lebih dari 150 km setiap hari, sementara Otis merawat anak-anak. Mike mengambil pekerjaan sebanyak mungkin untuk membantu mendukung keluarganya, tapi meskipun ia pandai, berkemauan dan jujur, hanya pekerjaan berupah minimum yang tersedia. Lebih dari siapa pun, ia menyadari arti pendidikan dan berusaha mendapatkan ijazahnya.

Impiannya adalah suatu hari memulai perusahaan kecil yang dapat sekaligus mempekerjakan dan membina anak jalanan seperti dirinya yang tak memiliki pendidikan dasar dan keterampilan untuk bertahan di dunia kerja normal, tapi yang tak mau terpaksa kembali ke kehidupan jalanan karena tak bisa mendapatkan pekerjaan.

Mike juga membaktikan dirinya merangkul anak-anak kumuh lainnya melalui musiknya. Sebagai penyanyi dan pengarang lagu yang berbakat, ia menulis musik rap inspirasional dengan pesan penuh harapannya yang unik. Setelah melihat begitu banyak anak mati dalam hidupnya yang masih muda, ia sangat ingin meraih mereka yang masih hidup.

"Bertahan hidup memang tidak mudah, tapi itu bisa terjadi, dan kita harus menyampaikan pesan itu. jika seribu orang mendengarku. dan dua anak tidak tertembak, tidak menjual obat, dan. tidak mati, berarti kita berhasil."

Tapi sekarang hanya sedikit waktu yang dimilikinya untuk menyanyi,karena Mike dan keluarganya masih berjuang. Tapi Raf, Amber, dan Chloe kini mengikuti jejak Mike untuk ikut menyumbangkan tenaga di rumah. Mereka adalah tiga bayi jalanan tertua yang dibesarkan Mike—dan diajarkan hidup dengan keberanian dan harapan.

Mereka ingat dengan baik semua perkataan Mike, yang dibisikkan kepada mereka berulang-ulang di saat-saat sulit, selama mereka berpindah-pindah, saat setiap kali mereka harus meninggalkan segalanya:

"Apa pun yang kaumiliki, bersyukurlah! Bahkan kau tak memiliki apa-apa,bersyukurlah karena kau masih hidup! Percayalah pada dirimu sendiri. Tak ada yang akan mencegahmu. Milikilah tujuan. Bertahanlah!"

Mike Powell akan memiliki perusahaan untuk anak jalanan kelak. Dan kelak pun akan ada waktu untuk mewujudkan sernua impiannya. Lagi pula, Mike kan baru sembilan belas tahun.

Paula McDonald

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback