Pages

Friday, June 5, 2009

Dengan Murah Hati

(Dinasti Sui 581 sampai 618)

Di awal abad ketujuh, Cina tidak terelakkan lagi dari kondisi terpecah-pecah karena dinasti Sui yang berumur pendek digulingkan. Banyak tuan tanah dan raja yang berlomba mengambil alih tahta. Perang saudara pecah. Banyak orang dibantai seperti hewan ternak. Kota-kota dihancurkan.

Setelah beberapa hari terjadi perlawanan yang brutal dan ketidak pastian, tuan tanah Lee Yuan, yang pada akhirnya nanti akan menjadi kaisar, berhasil memenangkan perang yang menentukan dan menduduki sebuah kota yang penting secara strategis.

Dengan mengumpulkan semua barang rampasan dan menyita semua barang-barang berharga milik musuh-musuhnya, ia bermaksud untuk membagikan barang-barang rampasan ini kepada para tentara rakyat. Beberapa jenderal yang ketinggalan jaman mengusulkan, menurut tradisi, agar ia memperlakukan warga negara dan budak secara berbeda.

"Mengapa?" si tuan tanah dengan datar berucap. "Panah dan pedang musuh tidak memiliki mata dan tidak memihak kepada kelompok yang mana pun. Dengan mengambil kesempatan yang sama, mereka mempertaruhkan leher mereka demi kemenangan dan imbalan.

Cukup adil jika saya memperlakukan mereka dengan sama. "Ia kemudian memberikan jabatan-jabatan yang ringan, dengan gaji yang akan menunjang sipenerima selama sisa hidup mereka, kepada orang-orang yang ingin mengundurkan diri dan pulang ke kampung halaman mereka dan menjadi petani kembali.

Sikap murah hati ini belum pernah terjadi sebelumnya. Semua bendahara dan akuntan tercengang. Mereka dengan penuh semangat memprotes kebijaksanaan ini serta biaya anggaran negara yang cukup besar yang akan timbul sebagai akibatnya di masa depan.

"Jangan bersikap bodoh! Aku ingin menjadi seorang kaisar. Bagaimana mungkin aku bersikap pelit? Seorang yang hemat tidak akan pernah membangun sebuah kekaisaran, " Tuan itu mengatakan dengan percaya diri. "Salah satu kesalahan terbesar dari dinasti terdahulu adalah kekikirannya.

Orang kaya mengumpulkan berlimpah-limpah kekayaaan dan tidak menyisakan satu sen pun bagi orang miskin,yang bangkit dan mengalahkan mereka. Pakailah wawasan yang jauh dan lihatlah gambar tersebut secara keseluruhan. Aku hanya salah satu dari sejumlah penguasa yang berpotensi.

Untuk mengamankan posisiku, aku harus memenangkan rakyat banyak, bukan melalui kekerasan dan pertempuran, tetapi melalui uang dan jabatan. Politik adalah sebuah seni, bukan ilmu pengetahuan. Politik tidak berhubungan dengan akuntansi dan lembaran-lembaran neraca. Mengapa aku tidak boleh bersikap murah hati?"

(From Wisdom's Way by Walton C. Lee)

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback