Pages

Monday, May 25, 2009

MEMBOROSKAN WAKTU

(thoughtful story) Sent by mlespiritu, Chinese Fables (orig. subj.)

1) KISAH KATAK
Seorang petani masuk kota dan menanyai pemilik sebuah restoran apakah ia bisa memakai sejuta paha kaki kodok. Pemilik restoran itu kaget setengah mati dan bertanya balik, dari mana ia kok bisa mendapatkan paha katak segitu banyaknya!

Petani itu menjawab, "Didekat rumahku ada sebuah kolam yang berjubel penuh kodok -- wuihhh, pasti ada jutaan. Semalaman mereka itu mengorek, pokoknya terus menerus berbunyi dan hampir2 mmbuatku gila lah!"

Jadi mereka sepakat dan membuat suatu perjanjian dimana dinyatakan bahwa sang petani itu akan memasok paha kodok kerestoran itu, setiap kali kiriman sebanyak 500 untuk beberapa minggu mendatang. Pada minggu pertama, petani itu kembali kerestoran itu dengan wajah agak lesu dan tanpa semangat, ia membawa serta dua ekor kodok agak kecil.

Pemilik restoran bertanya, "Lohhh......mana katamu kodok segudang itu?" Si petani menjawab, "Ternyata saya salah. Yang ada cuma dua ekor ini. Tapi mereka kok benar2 membuat keributan luar biasa loh..."

Lain kali bila kau dengar orang mencelamu atau meng-olok2mu, ingat,itu barangkali hanya ributnya dua ekor kodok saja. Ingatlah juga, bahwa problem selalu tampaknya lebih besar dikegelapan.

Pernahkah kau malam2 terbaring diranjangmu, menguatirkan perkara2 yang mencekammu dan tampaknya seperti bunyi ributnya sejuta kodok? Kemungkinan sekali, bila fajar menyingsing dan kau dekati lagi masalah itu, bisa2 kau tertawa sendiri kok semut kau jadikan mastodon. ]

2) KURA-KURA
Ada satu keluarga kura2 memutuskan untuk pergi bertamasya. Dasarnya kura2, dari sononya memang sudah serba lambat, untuk mempersiapkan piknik ini saja mereka butuhkan waktu 7 tahun. Akhirnya keluarga kura2 ini meninggalkan hunian mereka, pergi mencari tempat yang cocok untuk kegiatan piknik mereka. Baru ditahun kedua mereka temukan lokasi yang sesuai dan cocok!

Selama enam bulan mereka membersihkan tempat itu, membongkari semua keranjang2 perbekalan piknik, dan membenah-susuni tempat itu. Lalu mereka baru sadar dan lihat bahwa mereka lupa membawa garam. Waduh, sebuah piknik tanpa garam? Mereka serempak setuju dan berteriak itu bisa menjadi bencana luar biasa. Setelah panjang lebar berdiskusi, kura termuda yang diputuskan terpilih untuk mengambil garam dirumah mereka.

Meskipun ia termasuk kura tercepat dari semua kura2 yang lambat,si kura kecil ini merengek, menangis dan me-ronta2 dalam batoknya. Ia setuju pergi tapi asal berdasarkan satu syarat: bahwa tidak satupun boleh makan sampai ia kembali. Keluarga kura itu setuju dan sikura kecil ini berangkatlah. Tiga tahun lewat dan kura kecil itu masih juga belum kembali.

Lima tahun....enam tahun.....lalu memasuki tahun ketujuh kepergiannya,kura tertua sudah tak tahan menahan laparnya. Ia mengumumkan bahwa ia [begitu lapar dan] akan mulai makan dan mulai membuka rotinya.

Pada saat itu, tiba2 sikura kecil muncul dari balik sebatang pohon,teriaknya, "LIHAT TUHHHH! Benar kan? Aku tahu kalian memang tak akan menunggu. Ahhh, sekarang aku tak mau pergi mengambil garam."

Beberapa dari kita memboroskan waktu sekedar cuma menunggui sampai orang2 lain memenuhi harapan kita. Sebaliknya, kita begitu kuatir, prihatin, sering2 malah terlalu memperdulikan apa yang dikerjakan orang2 lain sampai2 dan sehingga kita cuma berpangku tangan tanpa berbuat sesuatu sendiri.](JM)

Shared by Joe Gatuslao

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback