Pages

Sunday, May 31, 2009

HARI PEMBERSIHAN

(thoughtful story) / * By Josh McDowell, Family Devotions
** By J. David Branon, Our Daily Bread

Ibu menarik keluar sebatang alat pancing dari lemari dikamar. "Benito," teriaknya, "barang rongsokan tua ini kok masih didalam sini?" Benito berhenti memainkan video game dan menengadah. Cuek dan masa bodoh ia mengangkat bahu ketika melihat barang itu.

  • "Pokoknya, ini akan ibu buang keluar," demikan kata ibunya.
  • Lho, lho jangan, jangan.." jerit Benito. Hampir2 kontroler video gamenya itu terbuang kelantai saat itu melompat berdiri dan berlari untuk merebut batang pemancing itu. "Jangan dibuang bu, jangan ibu buang..."
  • "Kenapa tidak?" tanya ibunya. "Kan kau sudah laaamaa tak pakai."
  • "Ya karena patah," Benito nyeletuk dengan kecut. "Musim panas yang lalu itu si Matt yang mematahkan, sialan ..."
  • "Pokoknya gini deh, kau betulkan atau buang saja sekali," kata ibunya.

  • Tidak bisa aku betulkan lagi, bu," Benito mengeluh, "barang itu sih sudah betul2 tak ketolongan lagi. Tiap kali ingat itu aku jadi marah lagi." Ibunya menggelengkan kepalanya. "Kedengarannya bukan cuma barang ini saja yang butuh kau buang dan hilangkan."
  • "Maksud ibu apa sih?"
  • Temanmu Matt sudah minta maaf dan menyesali kok sampai mematahkan alat pancing ini?" tanya ibunya kembali.
  • "Oh yah, iya," kata Benito. "Tapi barangku itu kan tetap masihpatah.."
  • Begitu juga sikapmu ini, patah dan rusak!" Ibunya agak ngomel sambil menaruh kedua tangannya dipinggang. "Kau ini kan terus mempertahankan sikap dendammu juga, sama seperti menyimpan batang pemancing tua ini! Dan tak satupun dari keduanya yang bakal bermanfaat bagimu!"
  • Benito dan ibunya saling berpandangan untuk sejenak tanpa bicara. Lalu,Benito buka mulutnya, "Ehh......, jadi apa ya yang musti kulakukan bu?"
  • "Ya kau renungkan dan bilang dong pada ibu," kata ibunya, sambil mesem dan bersilang tangan didadanya.

  • Benito menundukkan kepalanya. "Benar juga ibu," katanya. "Aku tadinya begitu marah sekali ia mematahkan pemancingku itu."
  • "Yah, ibu tak tahu mengenai dirimu, tapi dalam hidupku ibu pernah berbuat kesalahan yang lebih parah dari itu, Benito, dan Allah telah mengampuniku."
  • "Aku sadar sekarang," kata Benito, "Dia juga mengampuni aku kok."

Dilihatnya lagi pemancing yang patah yang dipegangnya itu. Tampaknya jadi begitu konyol dan bodoh kok masih menyimpan dendam terhadap temannya gara2 sebatang pemancing [yang tak sengaja dipatahkan]. Dia berbalik setelah membuangnya kembali.
Ibunya tersenyum gembira dan merangkulnya. "Ya kayak gitu lho,Benito, kan jauh lebih baik," katanya.

  • Mengapa adalah tindakan benar untuk mengampuni orang lain?
  • Adakah seseorang yang perlu kau ampuni? [Mungkin seorang teman, atau anggota keluargamu?]
  • Kalau iya,kenapa tak kau lakukan SEKARANG?
  • Adakah seseorang yang padanya kau harus dan perlu minta ampun atau minta maaf? Kalau ada, lakukan SEKARANG juga.

Tuhan, kami butuh dukungan dan kasih sayangmu untuk mengampuni orang lain.
Bantulah agar kami bisa melepaskan dendam apapun yang masih tersimpan.

Pengampunan adalah sebuah anugerah dari Allah
patut kita sebarkan kesekeliling kita;
Jadi bagilah pada yang bertobat dan menyesal
Dimanapun mereka dijumpai." (JM)
Shared by Joe Gatuslao

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback