Pages

Sunday, May 31, 2009

DURI-DURI BERBUNGA MAWAR

(thoughtful) /Contributed by Ivie Bozeman

"Jangan kau ratapi bunga bunga mawar berdurimu.
Sebaliknya bersuka citalah duri-duri bunga mawar mu."

Lama sekali, bertahun2 aku sedih dan meratapi duri2 dalam hidupku. Yah, memang ada juga beberapa kuntum mawarnya, tapi aku terlalu sibuk mengawasi duri2 sampai2 tak melihatnya. Suatu hari, seseorang yang capai dan bosan melihat sikap negatifku menanyaiku, "Eh, kenapa kok kau tidak bersyukur dan mengucap terima kasih pada duri-duri bunga mawarmu?"

Aku dibuat ternganga.... Memang benar, belum pernah kurasakan sebelumnya, saat aku memandang mawar, bahwa biarpun tanaman mawar berduri-duri, jelek dan kurus kering, namun ia masih menghasilkan suatu bunga yang begitu elok ber-seri2 cantiknya. "Lho," aku mulai bertanya sendiri, "kenapa aku musti memusatkan perhatian pada duri2 kalau aku sebaliknya bisa memandangi kecantikannya?"

  • Kita tak bisa merubah realitas bahwa hidup itu penuh sakit dan derita sengsara.
  • Hidup terkadang membawa salah penanganan, namun kita bisa merubah cara pandang kita mengenai "nasib buruk."
  • Bagian terbesar hidup kita, dikuasai oleh faktor2 diluar control kita, namun kita tetap bisa menguasai sikap kita.
  • Kebebasan untuk memilih pikiran2 kita adalah satu2nya kebebasan yang sesungguhnya masih kita miliki.

Allah memberkati Amerika saat nenek moyang, bapak bangsa kita, menyadari hal itu pada saat mereka menyusun konstitusi. Tidak ada penjaminan kebahagian, tapi yang ada ialah pemberian hak untuk mengejar dan mendapatkan kebahagiaan lewat kebebasan untuk berbicara dan beribadah [sesuai kepercayaan agamanya].

Kita perlu belajar menerima kegagalan. Bukannya kegagalanlah yang menghancurkan, melainkan bagaimana cara kita menangani it. Memang ada orang2 tertentu seakan terlahir sebagai pemenang. Untuk sebagian besar dari kita, kegagalan bisa merupakan penggalan bagian hidup kita yang lebih besar daripada kemenangan.

Hal yang sama pun juga benar mengenai rasa sakit, baik jasmani maupun secara emosionil. Sakit tidak terhindarkan. Makin kita mencintai dan terlibat berurusan dengan orang lain, makin banyak rasa sakit yang akan kita terima. Kegembiraan dan kasih cinta yang datang dari hubungan2 relasi ini adalah bunga2 mawar diantara duri-duri.

Dalam proses penuaan, derita sakit jasmani tidak bisa dihindari. Kita bisa memutuskan membiarkan sakit itu menguasai kita atau sebaliknya kita yang menguasai sakit itu. Sakit itu duri, tetapi apabila kita bisa melewatinya, maka mawar2nya akan lebih manis dan lebih harum karena segala "harga" yang sudah kita bayar.

  • Orang yang pesimis memandangi kebun bunganya dan melihat gulma dan tanaman2 liar lainnya yang tumbuh.
  • Ia mengawasi awan dilangit dan kuatir, ketakutan, sebentar akan hujan.
  • Dua orang bisa hidup dalam dunia yang sama dengan lingkungan dan keadaan yang sama: untuk yang satu, itu bisa mengasyikkan, penuh gairah, gembira dan berpengharapan.
  • Untuk yang lainnya, itu begitu penuh kesedihan dan kepahitan, terbatas dan menyakitkan.
  • Masing2 bisa melihat sekuntum mawar.
  • Yang satu mawar dengan duri-duri.
  • Yang satunya melihat bahwa duri-duri berbunga mawar.(JM)

Shared by Fr. Rick of Kingston, NY

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback