Pages

Thursday, May 7, 2009

BEKERJA SAMA ATAU BEKERJA BERSAMA ??

Alkisah dikerajaan ALAKADABRA dikawasan Timur Tengah, ada seorang Raja yang tengah memerintah, dengan adil dan makmur, sehingga beliau sangat dicintai oleh rakyatnya. Setiap hari rakyatnya mendoakan Sang Baginda ABDUL SHOLEH agar dikaruniai kesehatan dan umur panjang, maklum saja beliau sudah bertahta selama 40 tahun, dan kini usianya sudah menjelang senja.

Secara fisik beliau, tidak menderita sakit apapun, setiap hari bisa "jogging" selama 1 jam disekeliling istana yang luasnya beberapa hektar, disertai oleh para pengawalnya, ya tampaknya tidak ada masalah yang serius.

Tetapi, raut muka Sang Baginda, selalu tampak berduka, apalagi kalau beliau sedang akan masuk berkantor. Raut muka beliau tampak berkerut-kerut bagaikan permukaan jeruk Bali yang sudah kering. Mengapa ? Mengapa ?

Rakyat jelata, tidak mengetahui duduk masalahnya, mengapa beliau mempunyai raut muka yang berduka, padahal dikala mudanya beliau adalah pangeran yang paling ganteng dan paling gagah dikawasan Timur Tengah.

Rakyat menganggap keluarga kerajaan adalah sekelompok orang yang diberi talenta khusus dari Yang Maha Kuasa, dengan ketrampilan, kemampuan, kekuasaan, kepandaian dan kearifan yang melebihi manusia biasa.

Dari bisik-bisik para pengawal dan para dayang dari keluarga istana, terbersit secarik "issue" bahwa baginda sangat sedih melihat kelakuan ketiga putranya. Menurut kabarnya, setiap hari ketiga pangeran muda ini selalu bertengkar, kadang-kadang tanpa alasan yang jelas, sehingga ada kiasan kata-kata " tiada jam tanpa bertengkar" Memang, dari sang permaisuri SITI SOLECHAH,Baginda mempunyai 3 orang putera, yang dibesarkan bersama-sama dan kini, sudah menanjak dewasa.

1. PANGERAN SIM SALABIM, umurnya 24 tahun.
Anak sulung baginda ini, mempunyai ketrampilan bela diri yang sangat menakjubkan. Ketika diadakan pertandingan, Pangeran dapat mengalahkan 12 orang yang bersenjata lengkap secara sekaligus dengan tangan kosong, tidak ada seorangpun di negeri Alakadabra ini dapat mengalahkannya. Oleh karena kehebatannya ini, pribadinya menjadi sombong, seakan-akan tidak seorangpun didunia yang dapat mengalahkannya.

2. PANGERAN SAM SAIMUN, umurnya 23 tahun.
Anak kedua Baginda ini, tidak dapat diremehkan begitu saja. Pangeran mempunyai ketrampilan dalam memanah, bahkan sambil ditutup kedua belah matanya dapat memanah jatuh,burung gelatik yang sedang terbang. Setiap ada pertandingan memanah yang diselenggarakan setiap tahun, khususnya pada peringatan hari lahir baginda, pangeran selalu mendapatkan hadiah pertama.

Oleh karena itu, pangeran Sam Saimun selalu membanggakan kehebatannya, khususnya dihadapan para tamu negara dan korps diplomatik.

3. PANGERAN SEM SEZZAM, umurnya 22 tahun.
Walaupun masih sangat muda, pangeran ini sangat piawai dalam menunggang kuda dan melakukan gerakan akrobatik dengan kuda yang berlari kencang.

Pada peringatan hari ulang tahun baginda terakhir, pangeran mendemonstrasikan berdiri diatas kuda yang berlari kencang sekaligus melompat salto, sambil melemparkan tombak, dan dapat mengenai sasaran dengan tepat.

Suara tepuk riuh sorak rakyat dan para penonton serta tamu, serentak membahana melihat pertunjukan ini. Pujian dari penonton, membuat hati Pangeran menjadi buta.

Walaupun baginda juga mempunyai putera dan puteri dari istri yang lain, tetapi semuanya itu "nyaris tak terdengar" Ketiga pangeran terkondisi dalam persaingan untuk mengambil hati baginda, sehingga selalu berusaha menonjolkan dirinya dan tidak ada seorangpun yang mau mengalah.

Lanjutan alkisah ini, baginda Abdul Sholeh mendengar bahwa seorang putri Negara tetangga TRALALA , yang bernama PUTRI NURHABIBAH sedang mengadakan pertandingan untuk mencari jodoh, yang layak dijadikan suami dari putri yang cantik jelita ini.

Bayangkan saja, dengan kulit yang putih mulus bagai permadani dari Smyrna, sinar matanya yang dapat menembus hati pria, dagunya bagai lebah bergantung, wajahnya lonjong seperti daun sirih, dll dll sungguh aduhai, sangat memikat para raja dan pangeran diwilayah Timur Tengah ini.

Menurut kabar, para raja dan pangeran berbondong-bondong untuk mendaftarkan diri, mengikuti sayembara ini, termasuk juga para pangeran putra raja Abdul Sholeh.

Tetapi ketika akan berangkat, timbul pertengkaran dari ketiga pangeran ini,siapa yang paling berhak menjadi suami sang putri Nurhabibah ini. Pangeran Sim Salabim, merasa paling berhak, karena sebagai anak sulung,calon putra mahkota, juga mempunyai ketrampilan dalam membela diri.

Sebaliknya, pangeran Sam Saimun juga berhak, karena mempunyai ketrampilan dalam memanah, dan kehebatannya diakui secara internasional, paling tidak didepan para tamu negara dan korps diplomatik..

Tidak juga mau mengalah, pangeran Sem Sezzam, yang punya alasan sama. Ketiganya berkelahi dihadapan Sang Baginda, sehingga hati Baginda sangat bersedih, dan wajahnya murung.

  • " Anakku, hampir gila saya rasanya, setiap hari melihat engkau bertengkar satu sama lain. Kalau begini, siapa diantara kalian yang akan meneruskan menduduki tahta kerajaan Alakadabra ini ??"

  • "Aku ! Akulah anak sulung, calon putera mahkota " kata Pangeran Sim Salabim.
  • "Bukan, Akulah yang lebih hebat!, " kata Pangeran Sam Saimun.
  • "Kalian tidak berhak, akulah yang paling berhak, karena aku paling hebat " kata si bungsu yang juga merasa paling hebat.

Akhirnya, Sang Baginda berkata dengan nada tinggi berkata : " Aku hanya mau mewariskan tahta kerajaanku hanya kepada kalian yang dapat membawa benda khusus yang tidak ada duanya didunia dan mempunyai manfaat besar. Kalian boleh pergi ke ujung dunia manapun, diberi waktu 1 tahun terhitung hari ini.

Setahun lagi, ditempat ini, harus berhasil kembali membawa benda yang saya inginkan, jika tidak tepat waktu, atau tidak tepat tempat, atau tidak berhasil menemukan benda dimaksud, dianggap gugur.

Kata-kata ini diucapkan Baginda, dengan tersengal-sengal dan emosional,seakan-akan sesak dadanya oleh himpitan masalah kehidupan yang tidak kunjung selesai. Seusai bicara, Baginda dipapah oleh para pengawal dan ajudannya, karena merasa tidak sehat.

Ketiga pangeran juga bingung.

  • Benda apa yang harus dicari ?
  • Kemana harus mencari?
  • Bagaimana cara mendapatkannya ?

Akhirnya, sambil terbingung-bingung mereka bertiga berkuda keluar lingkungan istana kerajaan dan terus berkuda, akhirnya sampai keperbatasan memasuki kerajaan ANTAH BERANTAH.

Karena hari sudah senja, mereka menghentikan perjalanannya untuk bermalam dibawah pohon besar dan masing-masing membuka bekalnya, dan mengisi perut masing-masing bersama- sama.

  • "Adikku, hatiku teramat sedih melihat kondisi ayahanda baginda, dan kesehatannya yang terus memburuk Apakah pada saat kita kembali setahun mendatang, beliau masih ada ? Aku rela untuk tidak menjadi raja, asal ayahandaku sehat dan segar bugar " kata pangeran Sim Salabim dengan mata berkaca-kaca.

  • Pangeran Sam Saimun juga menghela nafas : "Kakanda, seumur hidup, belum pernah melihat ayahanda Baginda menderita seperti itu. Saya sadar keadaan Baginda menjadi sedemikian parah, karena tingkah laku kita bertiga "

  • Dan pangeran Sem Sezzam juga tidak kalah sedihnya, karena menyadari kekeliruan
    sikap dan tingkah lakunya selama ini.

Setelah berunding, mereka bersepakat untuk pergi keujung langit dalam mencari benda yang dimaksud oleh baginda raja, dan kembali seminggu sebelum batas waktu yang ditetapkan oleh baginda raja, dan berkumpul ditempat yang sama.

Pangeran Sim Salabim, pergi kearah Utara.
Setelah beberapa minggu berkuda siang dan malam, sampailah keperbatasan suatu negeri dengan penduduk yang berperawakan tinggi besar, kulit putih, dan berhidung mancung. Disebuah pasar tampak seseorang sedang menjajakan barang dagangannya berupa TEROPONG AJAIB.

Dengan teropong ini, apa saja yang sedang dipikirkan bisa dilihat oleh teropong ini dengan jelas, se-akan akan sedang menonton tv yang ada didepannya.

Ketika ditanya berapa harganya, jawabnya : " 1.000 dinas emas " Sang pangeran agak terkejut mendengar nilai barang yang sangat tinggi ini, tanyanya : "Mengapa harganya tinggi sekali, tidak banyak orang yang bisa membeli". Pedagang itu menjawab :" Memang, karena ini adalah barang yang tidak ada duanya didunia " Pangeran segera mengeluarkan pundi-pundinya dan membayar lunas.

Tetapi ketika ia akan mengambil barang yang dibeli, tiba-tiba sekelompok perampok yang datang merampas teropong ajaib itu, dan berkata : " Ini milikku,bukan milik dia! " katanya sambil menunjuk pedagang yang sedang berkemas-kemas untuk pulang itu. Dengan badan tinggi besar dan mengacung-acungkan pedang, maka gemparlah seisi pasar, para pedagang segera menyingkir dari tempat itu, tinggal pangeran dan sekelompok orang yang merampas teropong ajaib.

Walaupun menghadapi perampok dengan badan tinggi besar dan bersenjata tajam, pangeran tidak gentar, Hatinya yakin akan kemampuannya dalam ilmu bela dirinya yang tersohor keseluruh negeri.

Akhirnya terjadilah perkelahian yang seimbang antara 10 orang melawan pangeran.
Dan dengan susah payah pangeran berhasil mengalahkan perampok-perampok itu dan merebut kembali teropong ajaib itu, dan pulang kembali.

Pangeran Sam Saimun, pergi kearah Timur.
Setelah sebulan lamanya berkuda siang malam, akhirnya pangeran sampai kenegeri Tibet, yang rakyatnya dikenal sebagai rakyat yang religius. Ketika sedang beristirahat pada sebuah rumah makan, pangeran bertanya kepada pemilik rumah makan itu, apa keistimewaan negeri Tibet ini.

" Negeri kami adalah negeri yang sangat taat kepada Tuhan, oleh karena itu banyak berkah yang diberikan Tuhan kepada rakyat Tibet. Contohnya dibiara dikota ini, ada sebuah apel abadi yang dapat menyembuhkan orang sakit bahkan menghidupkan orang yang sudah mati" Pangeran menjadi terheran-heran.

Oleh karena itu, berniat membeli APEL AJAIB dibiara tempat pendeta. Ketika mengunjungi biara pendeta dan bertemu kepala pendeta, pangeran menyampaikan maksudnya. Kepala pendeta sambil tersenyum menjawab :" Ananda, apel yang ananda cari adalah apel ajaib yang tidak ada duanya. Hanya ada 1didunia yaitu disini.

Apel ini tidak dijual tetapi akan dianugerahkan secara cuma-cuma kepada siapa saja yang mempunyai jiwa dan hati yang mulia . Ananda dari mana dan punya kemampuan apa ?" Pangeran menceritakan riwayatnya dan juga ketrampilannya sebagai pemanah yang ulung, sehingga kepala pendeta mengizinkan untuk menguji.

Pangeran diuji untuk memanah sasaran. Mula-mula untuk sasaran yang tidak bergerak, kemudian memanah lilin yang menyala, dan burung yang sedang terbang.
Ketrampilan pangeran dalam memanah sangat mengagumkan para pendeta yang menonton pertunjukan ini. Akhirnya kepala pendeta menyuruh seorang anak muridnya (pendeta kecil ) untuk meletakkan apel ajaib diatas kepalanya, untuk dipanah oleh sang pangeran.

Pangeranpun membidik, lalu kepala pendeta memberi aba-aba :
"....Satu....dua...tiga...." Ketika pangeran akan melepaskan anak panahnya,terbitlah rasa ibanya kepada pendeta kecil ini, kalau saja meleset, maka kepala atau mata pendeta akan menjadi cacat seumur hidupnya, bahkan bisa mati mengenaskan.

Pikiran ini membatalkan niatnya untuk memanah, katanya : " Saya takut meleset, karena panah bisa membahayakan jiwa pendeta .... resikonya terlalu besar " Tetapi kepala pendeta menjawab : " Jika ananda tidak dapat melewati ujian ini, ananda dianggap gugur, ananda kalah dan tidak lulus.

Apel ajaib tidak akan diberikan, silahkan pulang kenegeri ananda."

Pangeran berniat untuk mencoba lagi sampai 3 kali, dan pada kali terakhir pangeran berkata : " Saya menyerah, dan saya rela untuk kalah, daripada memanah apel diatas kepala pendeta yang terlalu besar resikonya! "
Tetapi kepala pendeta berkata : "Tidak, ananda ! Ananda sudah menang! Ananda sudah dapat mengalahkan diri sendiri dengan mengalah. Silahkan ambil dan bawa pulang apel ajaib ini"

Terkejut pangeran mendengarkan jawaban ini. Setelah mengucapkan terima kasih pangeran membawa pulang buah apel ajaib ini.

Pangeran Sem Sezzam, pergi kearah Barat.
Beberapa bulan berkuda, sampailah disebuah negeri yang sangat ramai penduduknya.
Kelihatannya sibuk bekerja, ada yang bertani, ada yang berjualan dan ada juga yang menjual jasa. Ketika tiba pada pasar sebuah kota, pangeran terheran-heran akan permadani terbang.

Ternyata dikota ini, tidak ada kendaraan seperti kuda, dan kereta, tetapi menggunakan permadani terbang sebagai kendaraan. Pangeran memutuskan untuk membeli permadani terbang ini, lalu kembali pulang. Tetapi ketika akan mencoba permadani terbang ini, sekelompok orang melarang menjual permadani ini kepada orang asing. Pertengkaran tidak dapat dihindarkan.

Walaupun dikerubuti selusin orang, tetapi pangeran sangat piawai dalam memainkan pedang dan ber-akrobatik diatas permadani terbangnya, sehingga lawan-lawannya jatuh dari permadani masing-masing. Perkelahian ini dimenangkan oleh pangeran Sem Sezzam, lalu ia menggulung permadani terbangnya, menaiki kuda lalu kembali pulang.

Akhirnya mereka bertiga pulang menuju tempat yang sama.

Pada saat dan tempat yang disepakati, mereka bertiga bersaudara : pangeran Sim Salabim, Sam Saimun dan Sem Sezzam berkumpul dibawah pohon besar, sambil menikmati makan siangnya bersama sama.

Sudah lama tidak bertemu, jadi mereka ngobrol menceritakan kisahnya masing-masing. Pangeran Sim Salabim menceritakan perjuangannya yang susah payah mendapatkan teropong ajaib. Begitu juga pangeran Sam Saimun menceritakan betapa sulitnya mendapatkan apel abadi yang ajaib. Tidak ketinggalan kisah permadani terbang pangeran Sem Sezzam.

Selesai makan mereka mencoba melihat putri Nurhabibah, dengan teropong ajaib.

Ternyata sang putri sedang tidur sendirian, wajahnya tampak jelas cantik sekali,walaupun dilihat dengan teropong. Tampaknya sang putri belum menemukan jodoh pangeran dan raja diharapkannya.

Mereka menyadari jarak antara mereka dengan tempat putri sangat jauh, karena perbedaan waktu siang dengan malam. Lalu mereka mencoba juga melihat ayahanda baginda, dengan teropong ajaibnya.

Suasana istana masih gelap, karena waktu itu matahari belum terbit. Keluarga istana tampak sedang bersedih, karena menunggu sang baginda yang sedang sakit dan kini sekarat menunggu jemputan malaikat maut. Ibu mereka tampak sedang menangis tersedu-sedu disisi pembaringan , dan nafas baginda tampak satu persatu. Mereka bertiga terkejut! Segera mengambil keputusan untuk kembali, tetapi dalam saat yang kritis ini, perjalanan keistana memerlukan waktu satu hari satu malam.

Kepanikan ini tersirat dari wajah pangeran Sim Salabim, tetapi segera dihibur oleh si bungsu pangeran Sem Sezzam. "Kita tinggalkan saja kuda kita disini,atau serahkan kepada penduduk terdekat. Mari kita pulang dengan mengendarai permadani terbang"

Akhirnya dengan cepat mereka pulang keistana dengan permadani terbang, dan menimbulkan kegembiraan pada keluarga istana yang sedang berduka ini. Baginda juga terbangun sadar dari pingsannya, tetapi dengan nafasnya terputus putus.

Pangeran Sam Saimun, terburu-buru untuk memberikan obat dari apel ajaib,sehingga dalam beberapa saat suasana disekeliling pembaringan baginda hening. Setelah diminumkan obat dari apel abadi yang ajaib ini, baginda mulai dapat membuka mata dan nafasnya menjadi teratur kembali. Baginda sudah sadar dan sembuh !
Keluarga istana sudah berkumpul dan dengan hati yang gembira.

Pembaca setia,
Tema kita minggu ini kita akan mencoba membedakan antara bekerja sama dan bekerja bersama - sama dalam lingkup pekerjaan kita dengan memakai ilustrasi diatas.

Bekerja sama dapat di fahami bahwa setiap orang dalam kelompok itu mempunyai ciri khas sendiri-sendiri, keistimewaan tersendiri, tetapi masing-masing menyadari bahwa mereka ada saling ketergantungan satu sama lain. Dalam bahasa yang lebih keren lagi sering kita sebut dengan istilah SINERGI. Ingat !!! Bukan BEKERJA BERSAMA-SAMA.

Bekerja bersama-sama atau sama-sama kerja mengandung pemahaman bahwa kita tidak saling terkait dan tidak saling tergantung sehingga kita MENYIBUKKAN DIRI dengan urusan-urusan kita dan TIDAK PEDULI dengan urusan orang lain. Kita adalah SATU TUBUH yang masing-masing dihubungkan dengan saraf-saraf.

Tangan tidak bisa mengatakan dia yang paling berguna karena tangan bisa menciptakan sesuatu, mulut tidak bisa mengatakan "Sayalah yang paling berharga karena saya bisa bernyanyi merdu, demikian juga yang lain tidak bisa saling menyombongkan diri.

Kita pun mengenal kata TEAM yang dapat kita artikan dengan Together Everyone Achieve More, bahwa setiap orang bekerja sama untuk mencapai sesuatu yang lebih.
Jadi disini masing-masing dari kita tidak bisa mengatakan, "Kamu guoblok, Nggak ada kamu aku bisa jalan sendiri!!… dll".

Kita harus mengingat salah satu prinsip dari bisnis bahwa 1 + 1 > 2. Kita bisa menjadi lebih baik dan lebih maju kalau kita menggabungkan kekuatan-kekuatan kita masing-masing. Hal tersebut mengandung arti bahwa kalau dari antara kita ada yang lemah, sakit atau kekurangan kita HARUS MEMBANTU dan BUKAN MENYALAHKAN dan MENCACI.

Kita bisa membayangkan kalau ketiga pangeran itu masing-masing saling egois dengan temuannya masing-masing. Mereka tidak akan mengetahui kalau Raja sakit,mereka tidak akan sampai kerajaan dengan cepat dan yang terakhir mereka tidak akan bisa meyembuhkan Raja.

Sadar atau tidak sadar kita ini seperti pangeran-pangeran itu, entah pangeran yang mana anda sendiri yang bisa merasakannya.

Pertanyaan untuk kita jawab secara pribadi (yang berkaitan dengan pemahaman diatas) adalah:

  • APAKAH AKU MAU UNTUK MELAKUKANNYA??
  • Bukan APAKAH AKU BISA MELAKUKANNYA.
    _____

______________________________________________________________________________
Fear grows out of the things we think; it lives in our minds.
Compassion grows out of the things we are, and lives in our hearts.


Indo community

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback