(nice story) (taken from chicken soup for the cat and dog lover's)
Waktu itu menjelang tengah malam, sehari sebelum Natal. Di luar hujan turun.
Barbara Listenik menyusuri jalanan-jalanan dingin dan gelap di Queens, New York, seorang diri. Permisi," katanya pada seseorang yang ada di depan sebuah toko yang buka sepanjang malam. Sambil mengeluarkan selembar photo, ia bertanya,"Apa anda melihat anjing saya yang hilang?"
Beberapa jam yang lalu, Barbara berangkat ke Bandara La Guardia untuk menjemput Boris, anjing blasteran boxer-nya yang berusia empat tahun. Barbara baru pindah ke New York seminggu yang lalu, untuk mengembangkan kariernya di bidang seni,sementara Boris ditinggal dengan seorang temannya di Florida. New York adalah wilayah yang sangat luas. Barbara merasa tertekan dan kadang-kadang kesepian.
Sekarang, setelah mempunyai apartemen baru di Brookly, Barbara tak sabar ingin bertemu lagi dengan sahabatnya yang berkaki empat , itu. Dia akan menjadi hadiah Natal yang istimewa untuk diriku, pikirnya sambil menunggu di barisan yang antre di counter bagasi.
Tapi kemudian seorang petugas perusahaan penerbangan itu menghampiri Barbara untuk memberitahukan bahwa ada masalah. Ketika bagasi sedang diturunkan, kandang Boris terbuka dan anjing itu melarikan diri. Beberapa petugas bagasi dan polisi bandara telah mengejar anjing yang ketakutan itu melintasi jalur pendaratan yang sibuk dan terminal yang penuh dengan orang-orang yang hendak berlibur. Tapi Boris berhasil menghindari mereka, dan sekarang ia berkeliaran di suatu tempat di daerah Queens.
Selama beberapa jam Barbara dan para petugas bagasi serta polisi menyapu wilayah-wilayah di sekitar sana untuk mencari Boris. Kemudian Barbara pulang ke apartemennya untuk mengambil foto anjing itu. Sepanjang malarn Natal itu ia berkeliling menunjukkan foto tersebut pada orang -orang yang tidak dikenalnya,sambil berseru-seru memanggil Boris, sampai suaranya serak dan tubuhnya nyaris beku diterpa hujan yang sedingin es.
Pada pagi hari Natal, Barbara melanjutkan pencariannya. la memikirkan anjingnya yang pasti ketakutan, dan ia menangis sambil berjalan ke sebuah gang yang sepi.
Boris belurn pernah merasakan udara dingin dan belurn pernah tinggal di kota besar dengan berbagai bau yang tidak akrab baginya serta sekian banyak suara keras. Selain itu, banyak sekali mobil dan truk yang mesti dihindari. Lebih parah lagi, Boris tidak memakai kalung anjing atau tanda pengenal apa pun.
Untuk alasan keamanan, pihak perusahaan penerbangan bersikeras bahwa binatang tidak boleh mengenakan kalung selama perjalanan. Rasanya pencarian ini akan sia-sia saja. Barbara hanya sendirian, mencoba mencari seekor anjing kecil di sebuah kota yang demikian besar. la terus menyusuri jalanan-jalanan, memanggil nama anjingnya berkali-kali, sampai ia kelelahan.
Keesokan paginya cuaca cerah. Barbara mulai menelepon tempat-tempat penampungan
binatang di sekitar situ. Boris tidak ada di mana pun, tapi juga belum ada yang melaporkan bahwa ia sudah mati. Barbara menganggap ini pertanda baik.
Dengan segera Barbara sudah kembali berada di Queens, menempelkan selebaran di
tiang-tiang listrik, di toko-toko, dan di laundromat-laundromat. Ia bertanya pada semua orang yang dijumpainya, apakah mereka melihat Boris. Tidak ada yang melihat. Namun menjelang malam seorang pria memberitahunya, "Ada seorang polisi transit yang sedang bebas tugas tadi, menanyakan tentang anjing yang sama."
Barbara terperanjat dan merasa tersentuh. Wah, Boris, setidaknya ada satu orang
di kota yang besar dan dingin ini, yang peduli pada kita.
Barbara tidak menyadari bahwa sebenarnya banyak orang lain yang juga peduli.
Ternyata malah ratusan orang. Sebab, begitu berita tentang Boris menyebar,orang-orang mulai menelepon Barbara untuk memberikan dukungan, dan lebih dari tiga ribu dolar disumbangkan sebagai uang imbalan oleh sebuah surat kabar lokal.
Bahkan ada orang-orang dari New Jersey yang ikut membantu pencarian itu.
Sementara itu, sebuah perkumpulan kesejahteraan binatang mulai menyusun
kelompok-kelompok pencari. Setiap akhir minggu, lebih dari seratus sukarelawan
menyebar ke wilayah wilayah yang berbatasan dengan bandara. Barbara sangat
takjub mendapatkan sedemikian banyak dukungan, dan ia mengucapkan terima kasih
pada teman-teman barunya ini atas bantuan dan dukungan moral mereka.
Tapi setelah tujuh minggu, Barbara mulai putus asa. Mungkin sudah waktunya aku
melanjutkan hidupku, pikirnya dalam perjalanan pulang ke Brooklyn pada suatu larut malam.
Di apartemennya, Barbara menemukan lima belas pesan di mesin penjawabnya. Tapi
ia terlalu sedih untuk mendengarkan pesan-pesan itu. la takut sernua itu hanya memberikan harapan kosong. Sejauh ini ia sudah melihat lebih dari seratus anjing yang ternyata bukan Boris. Setiap kali ia merasa sedikit bagian dirinya mulai mati di dalam.
Ketika telepon berdering, Barbara mengangkatnya tanpa berpikir lagi. Ternyata dari salah seorang sukarelawan yang ikut mencari Boris. "Rasanya kami menemukan dia," kata wanita itu.
Seorang mahasiswa muda bernama johnny sedang dalam perjalanan ke sebuah acara keluarga ketika ia melihat salah satu selebaran yang dipasang Barbara dipangkalan taksi. "Kelihatannya ini anjing yang selama ini kami beri makan dibelakang tempat tukang cukur yang sudah kosong di sebelah itu," katanya pada istrinya. Johnny menelepon salah seorang sukarelawan, yang lalu berangkat ke Queens untuk melihat langsung. Dan wanita ini berusaha menghubungi Barbara sepanjang malam itu, untuk memberitahukan kabar baik tersebut.
Barbara. merasa kabar ini hanya akan membawanya ke jalan buntu lagi, tapi ia berangkat juga ke alamat yang jauhnya hanya dua mil dari bandara. Benar saja, ia langsung kecewa ketika diantar masuk ke rumah kecil itu untuk melihat si anjing. Anjing itu kurus sekali, dan bulunya berwarna kelabu gelap.
Boris warnanya putih dan cokelat," gurnam Barbara dengan kecewa. "Maaf, itu bukan anjingku."
Dengan sikap waswas si anjing mendekati Barbara. Ia mendengus satu kali, lalu mulai mengibaskan ekornya. Mata mereka. bertemu.
Boris? Kaukah ini?" Barbara tercekat. Anjing itu beratnya sudah berkurang tujuh setengah kilo, dan bulunya menjadi kelabu karena penuh kotoran dan aspal jalanan. Tapi sepasang mata cokelatnya yang penuh cinta itu tidak berubah.
"Boris! Ternyata memang kau!" seru Barbara. Tak lama kemudian lututnya lemas dan ia ambruk ke lantai. "Oh, Boris," katanya sambil tertawa dan menangis, sementara teman setianya itu mulai menjilati air mata di pipinya.
Sebelum pulang, Boris melangkah tertatih-tatih menghampiri johnny dan mengangsurkan satu kakinya. "Kalau dia bukan anjingmu, aku berniat memeliharanya sendiri. Dia manis sekali, kata johnny sambil menyambut uluran kaki itu.
Di rumah, Barbara memandikan Boris sampai bersih. Sekarang, setelah mereka akhirnya bersama-sama lagi, akhirnya ia menyalakan lampu-1ampu Natal dan merayakannya. Kemudian sepanjang malam ia tidak tidur, melainkan memberi Boris biskuit anjing dan makanan hewan peliharaan yang enak-enak. la terlalu gembira,sehingga tidak bisa tidur. la masih terus mencoba menyerap kenyataan bahwa Boris benar-benar sudah ada di sini bersamanya.
Saat ini Barbara dan Boris senang melewatkan waktu. bersama berbagai jenis orang yang dikenal Barbara ketika Boris belum ditemukan. Menerbangkan Boris ke New York merupakan hadiah Natal besar bagi Barbara, tapi hadiah dari Boris untuknya lebih besar lagi. Anjing itu telah memberikannya banyak teman di seantero kota.
Bill Holton
________________________________________________
Search for love, for it is the most important ingredient of life.
Without it, your life will echo emptiness.
With it, your life will vibrate with warmth and meaning.
Even during any hardship, love will shine through.
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback