Waspadai melakukan facial atau menicure serta pedicure di salon. Bila tidak memperhatikan kebersihan alat-alat yang dipakai ada kecenderungan mengakibatkan penularan penyakit HIV/AIDS. Sayangnya, banyak orang tak paham benar, bahwa dalam proses melakukan facial biasanya digunakan alat yan dinamakan ekstraktor untuk memencet jerawat atau komedo di wajah.
Bila la memiliki jerawat otomatis kotoran dan darah akan dikeluarkan oleh alat penekan ltu. Celakanya lagi, alat ini sering digunakan bergantian. Sejauh mana salon-salon melakukan sterilisasi terhadap alat-alat itu setelah habis dipakai, tidak diketahui secara pasti. Ada yang memang merendamnya ke dalam larutan antiseptik atau alkohol. Namun, ini belum diyakini akan mematikan bakteri, kuman apalagi virus HIV/AIDS.
Penularan AIDS tidak hanya melalui hubungan seksual, transfusi darah, pemberian air susu ibu kepada bayinya, melainkan bisa juga terjadi bila seseorang sedang melakukan facial atau menicure dan pedicure. Ahli kandungan dr Noyorono Wibowo P.OG, Bagian Kebidanan RSCM, dalam seminar 'Pencegahan Penularan HIV dari lbu ke Anak" pada Selasa (21/5), mengatakan pernah secara tidak sengaja bertemu dengan pasien yang diketahui positif HIV/AIDS di sebuah salon terkemuka di Jakarta.
"Kekhawatiran penularan (lewat medium ini) ada," ucapnya. Apalagi tidak tertutup kemungkinan adanya darah yang keluar dari pasien HIV atau adanya luka dari petugas di salon yang membuka peluang penularan virus HIV/AIDS.
Ia menyebutkan, memang belum ada penelitian yang khusus mengenai penularan penyakit AIDS lewat cara facial atau kegiatan manicure serta pedicure. "Tapi ini tidak bisa dibiarkan, perlu diwaspadai." katanya. Menurutnya, untuk memastikan bahwa facial itu benar aman dan sehat adalah melakukan definisi steril atau suci hama terhadap alat-alat yang dipakai.
Tidak cukup hanya dengan merendam dengan cairan antiseptik atau alkohol 70 persen saja, namun harus dengan panas antara 120-150 derajat celcius selama 30 menit untuk membuat status spora negatif, bukan dengan suhu 65-85 derajat celcius yang selama ini dinilai cukup mematikan bagi virus.
Cairan alkohol hanya mampu untuk menghilangkan bakteri. Sementara untuk virus sejenis HIV, cairan antiseptik ini dinilai tidak mampu. Sebaiknya untuk menyucihamakan digunakan cairan glotar aldehid atau sama dengan rumus kimiawi 1,5 pentanedial 2 persen. Untuk suhu pemanasan 70-96 derajat celsius, bakteri bisa hilang, namun bukan mematikan jenis virus, termasuk virus HIV , hepatitis dan cacar air.
Dalam memilih salon kecantikan sebaiknya memperhatikan kebersihan, serta bagaimana salon itu menyediakan alat untuk penunjang kecantikan itu. Jangan ke salon yang dikenal laris manis, tapi kebanyakan mengeluh setelah di facial membuat wajahnya bengkak dan meradang. Itu bisa dijadikan tanda bahwa salon itu memang tak perhatikan kebersihan. Dr Tina Wardhani Visesa, SPKK berpendapat sama. Menurutnya, inti dari penularan AIDS terletak pada cairan tubuh.
Bisa dari darah, sperma atau keringat. "Semuanya tergantung dari faktor risiko tiap-tiap
orang," katanya. Dokter spesialis kulit yang juga memiliki klinik Sakti Medika dan juga salon kecantikan di kawasan Tebet ini mengatakan, facial di salon biasanya bersifat hanya di permukaan kulit saja. 'Tapi kalau sudah terjadi pendarahan walaupun hanya setetes, sebaiknya dipercayakan kepada dokter," ujarnya. Sebuah infeksi terjadi tergantung dari kuman, virus itu sendiri, daya tahan tubuh seorang dan lingkungan di mana seseorang berada.
Semoga bermanfaat.
Diolah dari berbagi sumber
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback