Pages

Sunday, April 12, 2009

Anjing Tentara

(touching story) (taken from Chicken Soupfor the Cat & Dog Lover's)

"Apakah Anda mempunyai anjing yang cocok untuk ikut berperang? Pesan itu disiarkan di radio dan surat-surat kabar kepada para penduduk Inggris pada bulan juli 1942, pada puncak pertempuran antara pihak Sekutu dengan pihak jerman selama Perang Dunia Kedua.

"Kantor Urusan Perang Inggris membutuhkan anjing-anjing yang kuat dan cerdas untuk dilatih melakukan tugas jaga, patroli, dan penyelamatan, juga sebagai kurir dan pelacak ranjau," begitulah isi pesan selanjutnya. "Kalau Anda mempunyai anjing semacam itu dan bersedia meminjamkannya untuk mengabdi pada negara, silakan menghubungi kantor urusan perang."

Barry Railton yang berumur delapan tahun mendengar pesan tersebut di rumahnya di Tolworth, Surrey. la menatap Khan, anjing gembala jerman-nya yang berumur enarn tahun dan berwarna krem. La sudah memelihara Khah sejak anjing itu masih kecil. "Kau mau jadi anjing tentara?" tanyanya pada Khan.

Lalu ia menernui ayahnya, Harry Railton. "Boleh aku mendaftarkan Khan menjadi anjing tentara?" Railton sudah mendengar pengumuman itu juga di radio.

"Kau yakin mau mendaftarkan Khan? Dia cukup cerdas dan selalu antusias untuk
belajar, tapi ingat, dia akan pergi untuk waktu lama."
"Berapa lama?"

Railton menggelengkan kepala. "Entah kapan perang ini akan berakhir. Mu tidak
bisa mengatakan berapa lama dia akan pergi."
Barry menepuk-nepuk kepala anjing itu. "Khan anjing yang cerdas. Kalau negara
kita membutuhkannya, kurasa dia harus pergi.

"Pikirkanlah dulu, Barry Ada kemungkinan dia tidak akan kembali."
"Dia pasti kembali," kata Barry dengan sikap optimis seorang anak kecil.

Maka Harry Railton menelepon kantor urusan perang, dan tak lama kemudian
dikirimkanlah formulir-formulir yang mesti diisi. Beberapa minggu kemudian, tiba saatnya bagi Khan untuk meninggalkan rumahnya di Norfolk, untuk menuju Sekolah Pelatihan untuk Anjing Tentara. Barry mengecup kepala Khan dan menangis saat mengucapkan selamat jalan, tapi anak itu tetap tetap dengan keyakinannya bahwa Khan pasti akan kembali.

Pelajaran-pelajaran di sekolah pelatihan itu dilalui Khan dengan mudah, dan setelah lulus ia ditugaskan di 6th Battalion Cameronians yang berbasis di Lanarkshire, Skotlandia.

Kopral Jimmy Muldoon ditugaskan bekerja sama dengan Khan. Sejak awal mereka sudah menjadi kawan baik. Selama dua tahun mereka bekerja sama menjalankan tugas patroli.

Lalu pada tahun 1944 Khan dan Muldoon ditugaskan ambil bagian dalam invasi pasukan Sekutu ke Eropa Barat yang dikuasai Jerman. Pasukan dari Batalion Keenam itu mesti naik perahu mengitari jalur yang menuju sebuah pulau milik Belanda,lalu jalan kaki di darat sejauh satu mil menyusuri bentangan tanah lumpur.

Maka sebuah perahu penyerang yang penuh prajurit dan perlengkapan diluncurkan saat pasang naik, ketika hari masih pagi sekali. Ketika perahu itu mendekati pantai, pihak musuh menembakinya. Sebuah granat menghantam bagian tengah perahu.

Orang orang, anjing-anjing, dan berbagai perlengkapan di dalarnnya terlempar ke udara. Muldoon dan Khan terlontar ke air yang sedingin es, sementara perahu mereka dihujani tembakan. Perahu itu terbelah dua dan tenggelam.

Para prajurit berjuang untuk tetap berada di permukaan. sambil memegangi senapan mereka di atas air. Khan muncul di permukaan dan berenang ke arah lampu lampu dipantai. Ketika hampir mendekati tepian, ia terperosok ke dalarn lumpur, tapi bisa memanjat lagi ke tanah yang lebih keras. la berhenti dan berdiri diam.

Cahaya lampu lampu sorot dan dentuman meriam menghujani para prajurit yang berjuang di dalarn lumpur. Di tengah kebisingan suara senjata dan teriakan orang-orang yang terluka dan sekarat, Khan rupanya mendengar suara Jimmy Muldoon yang memanggil-manggilnya. Muldon tak bisa berenang dan sedang mati-matian berusaha urtuk tetap mengambang di permukaan air, dua ratus meter dari pantai.

Khan terjun kembali ke air yang dingin dan berenang ke arah tuannya, dituntun oleh suara seruan Muldoon. Ia menggigit kerah kemeja Muldoon, lalu berenang diair dan lumpur, dan akhirnya menyeret Muldoon ke pantai. Kemudian mereka sama-sama ambruk di tepian.

Para pengusung menemukan Muldoon dan membawanya ke sebuah rumah sakit lapangan. Selama kopral itu berada di rumah sakit, Khan terus mendampinginya di samping tempat tidurnya. Ketika Muldoon dan Khan kembali ke resimen mereka, kornandan batalion mencalonkan Khan untuk menerima Medali Dickin (diambil dari narna Maria Dickin, pendiri People's Dispensary for Sick Animals, sebuah organisasi amal Inggris).

Medali Dickin dianugerahkan. pada delapan belas ekor anjing, delapan ekor kuda, tiga puluh tujuh ekor burung merpati, dan seekor kucing selarna Perang Dunia Kedua dan masa sesudahnya, atas jasa-jasa mereka pada angkatan bersenjata atau pertahanan sipil.

Medali untuk Khan diserahkan pada tanggal 27 Maret 1945 oleh pimpinan perwira dalam sebuah parade battalion lengkap. Tulisan di medali itu berbunyi sebagai berikut: "Dianugerahkan atas jasanya menyelamatkan Kopral Muldoon dari bahaya tenggelarn di bawah serangan granat yang berat dalam penyerangan di Walcheren, November 1944, saat bertugas dalam Cameronians Ke-6.

" Kopral Muldoon menulis banyak surat ke kantor urusan perang, minta diperbolehkan tetap memelihara Khan setelah perang berakhir. Tapi Keluarga Railton minta anjing mereka dikembalikan.

Ketika perang berakhir, Kopral Muldoon dibebastugaskan dan ia kembali menjalani kehidupan sipil di Strathaven, Skotlandia. Khan dikarantina selama enarn bulan,tidak jauh dari rumah Keluarga Railton di Surrey. Barry Railton, yang sekarang berumur dua belas tahun, mengunjungi Khan yang sedang dikarantina tiga kali seminggu. Setelah enam bulan, Khan kembali ke rumah keluarga Railton.

Tahun berikutnya, Khan diundang untuk ikut serta dalam Turnamen Anjing Nasional. Harry Railton menulis surat pada Muldoon, memintanya menuntun Khan dalam Parade Anjing Tentara Istimewa.

Muldoon sangat senang mengetahui akan bertemu lagi dengan Khan, walau hanya sebentar. Dalarn parade tersebut akan muncul dua ratus anjing paling cerdas dan paling cakap di Inggris Raya, termasuk enam belas anjing yang memperoleh medali Dickin.

Pada hari parade diselenggarakan, Khan berada di antara sekumpulan besar anjing yang berkumpul di lapangan. Sekonyong-konyong ia terdiam, dan mengangkat kepala dengan kedua telinga ditegakkan. la mengendus-endus udara. Keempat kakinya menegang. Kemudian ia menyentakkan tali penuntun di tangan Pak Railton dan lari sangat cepat melintasi lapangan, sambil menggonggong-gonggong dengan keras.

Sepuluh ribu penonton di tempat itu menyaksikan perternuan yang membahagiakan antara si anjing dan tuannya. Tepuk tangan bergemuruh ketika Muldoon dan Khan mengambil tempat di barisan yang akan berparade.

Sesudahnya, Harry Railton mencari-cari Muldoon di antara kerumunan penonton. Ia memandangi ketika Muldoon membenarnkan wajahnya di bulu Khan dengan pipi basah oleh air mata. Sambil terisak-isak, ia menyerahkan tali penuntun Khan pada Railton.

Tapi Railton menggeleng. "Aku dan Barry sudah membicarakan ini saat parade
tadi," katanya. "Katakan padanya, Barry."
"Kami rasa Khan pantas menjadi milik anda, "kata Barry dengan mata berkaca-kaca. "Dia milik anda. Bawalah dia pulang."

Muldoon merasa sangat bersyukur. Ia pun pulang bersama Khan, naik kereta api
ekpres ke Glasgow. Keesokan paginya, saat turun dari kereta, mereka disambut di stasiun oleh sekumpulan orang pers. Pada akhir wawancara, Jimmy Muldoon berkata pada para reporter itu, "Doakan semoga kami bisa bersama selamanya."

Dan doanya dikabulkan.

Raymond Young
________________________________________________

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback