(relationship)
Orang bilang opposites attract, yang berlawanan malah saling tertarik. Pasti itu benar, karena kalau tiba pada masalah rongsokan, suami saya dan saya seperti siang dan malam. Saya adalah satu dari orang2 yang sukar membuang barang. Suami saya tepat kebalikannya. Ia membuang segala macam - perkakas rusak (sekali saja pemanggang roti membuat kebakaran, itu tinggal sejarah), junk mail (surat2 tanpa guna itu masuk keranjang sampah tidak sampai seminggu), dan buku2 telepon (entah kenapa, ia pikir yang berisi nomor premium itu sudah ketinggalan jaman). Seperti bisa anda lihat, pria ini punya masalah besar.
Saya menyimpan semuanya - kupon2 yang sudah kadaluarsa di jaman perang dingin,setiap kertas yang pernah dicoret2 anak2 saya dan pamflet kampanye pemilu '88.
Tidak ada tempat lain di mana perbedaan kami lebih jelas daripada di kamar tidur. Di meja samping suami saya ada Alkitabnya, foto keluarga, dan rumah keramik kecil yang mengingatkannya pada Skid Row, daerah kumuh di mana ia dulu bekerja sebagai sersan polisi.
Sisi tempat tidur saya kelihatan seperti Skid Row. Ada kertas2, buku2, aneka majalah, segala macam makanan kecil dengan tingkat kebusukan beragam, dan arsip2 proyek apa saja yang kebetulan sedang saya kerjakan. Di sana begitu berantakan,sampai kalau saya terguling dari tempat tidur, keluarga saya tidak akan menemukan saya selama seminggu. Nilai positif dari tumpukan barang saya adalah, saya tidak pernah perlu memanggil pembunuh serangga. Semut2nya sudah mati sesak nafas.
Karena suami saya tidak memahami cara hidup seperti ini, urusan rongsokan sering diangkat ke permukaan. Saya mendengarkan keluhannya tentu saja, tetapi saya masih terheran-heran bagaimana lelaki yang tidak tahan melihat saya menyimpan katalog sears empat tahun yang lalu, bisa memakai kaos yang sama sampai ada begitu banyak lubang di sana dan membuatnya mirip serbet renda. Tetapi saya menyimpang dari inti masalah.
Untuk menjaga perdamaian, kami berdua membuat beberapa ikrar baru. Saya berjanji untuk membuang sedikitnya dua puluh lembar kertas setiap hari, dan ia berjanji untuk berhenti melap debu dari bola2 lampu. Kompromi yang bisa dijalankan. Dan,terus terang saja, sungguh bebas rasanya membuang sebagian rongsokan yang saya pertahankan selama bertahun-tahun ini - bukan benda2 penting yang tidak tergantikan, tetapi sampah, cenderamata yang "harus dimiliki" yang sekarang tidak harus saya miliki lagi.
Kita juga perlu sama rajinnya untuk membuang hal2 yang menyesaki hubungan kita -luka2 lama, pertengkaran yang tidak selesai, ketiadaan pengampunan. Semua itu cuma memenuhi pikiran kita dan menguras energi yang dibutuhkan untuk apa yang benar2 penting dalam kehidupan.
Kita harus berusaha sebaik mungkin untuk menyingkirkan rongsokan - apa pun bentuknya. Tetapi jika anda ingin pendapat saya, sebenarnya suami saya harus berterima kasih pada saya untuk tumpukan rongsokan di rumah. Kalau bukan karena ia harus memanjat-manjat untuk melewatinya, siapa yang tahu bagaimana kondisi jantungnya sekarang!
(from I love You.. STILL by Martha Bolton)
______________________________________________________________
Find time to realize that there is one person who mean so much to you,
for you might wake up one morning losing that person
who you thought meant nothing to you.
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback