Pages

Thursday, March 19, 2009

Bila Tak Ingin Mengatakan 'Ya'

(tip)

Kepala dan hati Anda ingin menggeleng, tapi kenapa bibir tetap mengatakan 'ya'!
Tak ada yang lebih melegakan di kantor selain meminta bantuan Amili, bila tiba-tiba masalah datang. Begitu bos meminta daftar naskah yang sedang ditunggu,Erika dengan mudah bisa meminta tolong Amili untuk mencatatkan naskah apa saja yang dia ingat. Maklumlah Erika amat pelupa. Rina lebih 'sadis' lagi. Baginya Amili tak ubahnya asisten pribadi. Ketika butuh referensi khusus yang mestinya bisa ia cari di mejanya sendiri, Rina cukup hanya berteriak minta tolong. Amili dengan cekatan memberinya referensi dari mejanya. Tak ada yang merasa bersalah,karena Amili selalu menyunggingkan senyum. Bahkan juga, tertawa lebar.

Benarkah Amili ringan melakukannya? Tidak juga! Dari pengakuannya pada seorang sahabat dekat terungkap, 7 dari 10 hal yang ia kerjakan untuk teman-teman kantornya, ternyata ia lakukan dengan berat hati. Tiga dari tujuh hal tersebut bahkan membuatnya amat jengkel. Dan satu dari tiga yang menjengkelkan itu sempat membuatnya menangis di rumah!

Boleh jadi, Anda merasa jatuh kasihan atau gemas dengan 'kelemahan' Amili. Tapi jika iseng, coba ingat-ingat apa yang terjadi pada diri Anda sendiri. Pernahkan Anda mengumpat-umpat dalam hati saat Anda mencarikan buku pesanan kawan Anda di rak padat sebuah toko? Anda sudah bersedia membantu, tapi hati dan pikiran Anda keberatan. Jika demikian, sebenarnya Anda sudah menjadi sebagian dari tipikal manusia seperti Amili. Tak perlu kecil hati, karena rumus sosialisasi-lah yang kerap kali membuat orang terpaksa bersikap seperti Amili.

Pakar psikologi mengatakan bahwa sosialisasi menuntut manusia untuk melakukan banyak penyesuaian dengan lingkungan. Tentu saja yang terberat adalah, bagaimana bersanding dengan orang-orang sekitar. Kata penyesuaian, dengan simpel sering diartikan sebagai 'cara agar orang lain berkenan terhadap diri kita'. Atau lebih jelas lagi, bagaimana kita membuat orang sekitar senang.Untuk itu, jelas ada pengorbanannya. Toleransi salah satunya.Namun tentu saja, teori keseimbangan juga perlu. Rumus bahwa Anda patut menyenangkan hati orang lain menjadi 'salah arah' bila lantas melahirkan perasaan tak rela di hati Anda. Bila kadarnya sedikit, hidup Anda mungkin tak terganggu. Tapi bayangkan bila setiap hari Anda harus menanggung perasaan tak nyaman hanya karena sikap 'tak enakan' pada orang lain?

Tak ingin terjebak pada kehidupan seperti Amili? Ada tips yang bisa Anda ikuti.
Namun karena ini adalah persoalan mental, maka tak perlu berharap muluk perubahan nyata akan cepat terlihat. Latihlah sedikit demi sedikit, sampai Anda bisa melambaikan tangan pada 'pengorbanan yang menyakitkan hati'..!

Teman Anda menodong bantuan tiba-tiba? Jangan langsung 'terperosok' pada pandangan tajamnya. Atur nafas, segera ingat pekerjaan yang tengah Anda lakukan. Bila punya waktu, katakan nanti Anda akan membantu. Tapi bila tidak, cukup turunkan alis anda, naikan bahu, pasang senyum getir. "Sorry…, aku sudah mau mati rasanya dengan pekerjaanku sendiri…"

Hilangkan pemikiran bahwa penolakan berarti kehilangan teman. Kata 'iya' dan 'tidak' diciptakan karena dua kemungkinan itu memang ada di dunia. Kalau kemungkinan 'iya' memang sulit Anda lakukan, beranikan diri untuk mengatakan 'tidak'.

Selalu tunjukan senyum manis dan gesture yang enak dilihat. Penolakan lewat bibir kadang bisa diperlembut dengan senyum tulus dan sikap tubuh yang ramah.

Bantulah dengan inisiatif sendiri. Satu hal yang menyenangkan hati bila kita 'terpaksa' membantu orang adalah karena kita diminta atau disuruh. Maka, jika Anda sedang rileks dan suasana hati sedang baik, tak ada salahnya menyenangkan teman dengan memberikan bantuan-bantuan kecil. Anda akan terlihat bagai 'sweet angel'.

Tentu saja tulisan ini tidak bermaksud membuat Anda menjadi wanita 'anti membantu'. Ini hanya menjadi penuntun, bila Anda dimanfaatkan orang lain secara tidak fair, lantaran sikap 'tak enak hati' yang berlebihan…


Indo community

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback