Pages

Tuesday, May 25, 2010

Kiat berbicara di depan umum


TIGA HAL YANG SELALU DIINGAT AUDIENS (3 V's)
Oleh Clint W Tetelepta

Seorang manager level menengah dari suatu perusahaan multi nasional sudah beberapa hari ini sulit tidur dan selalu gelisah. Pasalnya, minggu depan dia harus membawakan atau memberikan presentasi dalam rapat umum yang mana nantinya akan dihadiri oleh para top executive dan owner dari perusahaan tempatnya bekerja.

Setiap waktu sang manager ini mengutak-utik materi bahan yang akan diberikan dalam rapat nanti. Susunan kata, jenis huruf, tampilan gambar, diagram, chart, dan warna yang ada pada media yang akan digunakan dalam presentasi itu selalu saja dianggap kurang. Selalu saja tidak pas. Bagi sang Manager, materi adalah hal yang paling berpengaruh dalam berhasilnya presentasi yang akan dibawakan. Apakah ini benar ?! bahwa materi is everything on presentation ?!

Hal yang menimpa manager tadi sering juga menimpa kita ketika datang order untuk tampil ke depan membawakan presentasi, memimpin suatu acara, atau menjadi seorang MC. Tapi apakah betul materi kita yang merupakan first attraction point (Pengalih Utama) kepada audiens kita?

Dalam dunia public speaking kita mengenal 3 V's of Communicationnya Albert Mahrabian. V Apa saja yang membuat audiens kita tertarik atau terkesima atau malah membuat orang tertidur. Mari kita bahas hal ini satu persatu.

V yang pertama adalah Verbal, yang mana dalam V yang pertama ini merupakan rangkaian kata atau isi dari materi yang akan kita bawakan. V yang berikutnya adalah Voice atau suara yang kita keluarkan ketika kita berbicara. Dan V yang terakhir merupakan singkatan dari Visual atau penampilan atau body language.

Menurut anda, V manakah yang merupakan V penyumbang persentase terbesar dalam kesuksesan suatu presentasi ? dalam kelas yang saya sering bawakan,banyak sekali atau hampir seluruhnya memilih V pertama (verbal) yang mempunyai nilai lebih dari 50 persen! Ternyata dalam research yang dilakukan, Verbal hanya menyumbang 7 persen!

Bukankan itu sangat mencengangkan ?! Ternyata metode atau cara persiapan dalam menghadapi presentasi yang selama ini kita lakukan selama ini salah. First impression kita terhadap audiens ternyata bukan berasal dari materi yang akan kita sampaikan. V yang terakhir (Visual) lah yang menjadi barometer barhasil atau tidaknya kita dalam mengambil perhatian audiens. Nilai untuk Visual adalah 55 persen, sedangkan untuk Voice sebesar 38 persen. Kenapa bisa begini ?

Sebelum kita masuk lebih dalam, ada hal yang kita perlu kita ketahui bersama bahwa menurut penelitian, 60 % sampai dengan 70 % manusia berkomunikasi dengan cara non verbal, artinya manusia berkomunikasi kebanyakan tidak menggunakan mulut! Masa iya sih ?!! banyak orang yang merasa sangsi atau bingung bahkan tidak percaya. Dalam hal ini saya sering memberikan contoh film Charlie Chaplin yang tanpa suara itu.

Kenapa film Charlie Chaplin bisa menjadi film yang sangat populer pada jaman itu sedangkan film itu dibuat tanpa suara ? atau kalau jaman sekarang saya sering mencontohkan film Mr.Bean. Ada yang pernah mendengar Mr. Bean mengucapkan suatu kata atau kalimat sederhana yang jelas ? Jawabannya tidak. Ternyata para pemirsa TV di rumah sudah sangat mengerti dengan isi atau alur cerita dalam film itu lewat tampak visual dari mimik dan body language dari para aktor layar kaca tersebut.

V yang kedua yang akan kita bahas adalah Voice. Seberapa pentingnya kah suara ini dalam hal menarik perhatian audiens ? Balik ke sekitar akhir tahun 80 an, Saya pernah mendapati orang yang tinggal di rumah sedang menangis tersedu-sedu di depan radio transistor.

Dengan herannya saya bertanya kenapa dia menangis. Dia bilang kalo tokoh kesayangannya dalam sandiwara radio tersebut, Bhrama Kumbara hampir terbunuh. Saya Tanya ke dia, apakah dia sudah pernah melihat si Bhrama Kumbara atau orang yang mengisi suara untuk tokoh itu?, dijawab belum! Aneh bukan?! Hal ini menunjukkan kalo Voice atau suara itu sangat berpengaruh terhadap audiens.

Kadang dari suara seseorang di Radio atau di telephone bisa membuat kita jadi jatuh hati tanpa kita melihat wujud dari si pembicara. Padahal setelah bertemu langsung, mungkin saja kita menyesal. Untuk hal ini ada ungkapan yang sering dikatakan oleh teman saya "Indah Berita dari Rupa".

Hal ini membuktikan kalau bukan hanya ada istilah fals dalam bernyanyi, tapi juga dalam hal berbicara. Bagaimana supaya kita tidak fals ketika berbicara? Dalam TYPSS, kita melatih para siswa supaya bisa "merdu" dalam berbicara melalui pemantapan dalam Artikulasi, Nada, Tone, dan Volume.

Dari Visual dan Voice yang sudah kita bahas sebelumnya, apakah Verbal atau isi materi kita jadi tidak penting? Setelah orang memperhatikan penampilan atau body language kita, dan suara kita, barulah perhatian akan tertuju kepada materi yang akan kita bawakan.

Apabila mereka (audiens) tidak merasa nyaman dengan Visual dan Voice kita, maka akan dapat sekali dipastikan mereka akan cepat bosan dengan presentasikan yang kita bawakan. Contohnya, dalam dunia pendidikan, kita mengenal ada dosen favorite dan ada dosen killer. Saya sering bertanya kepada mahasiswa, apa yang membuat mereka tertarik terhadap suatu pelajaran.

Jawabnya pengajarnya. Saya dapat simpulkan pada dasarnya seorang murid atau mahasiswa itu pertamanya bukan tertarik pada mata pelajaran yang diambil, tapi lebih kearah suka kepada siapa yang mengajarkannya. Atau lebih kepada orang yang mengajarkannya.

Jadi, ubahlah cara persiapan anda dalam menghadapi suatu presentasi. Pertama-tama perhatikan penampilan dan Body language anda, kemudian tidak lupa latihan olah vocal yang baik dan benar, serta siapkan materi anda dengan matang, dan lakukan presentasi dengan tenang. Selamat mencoba!

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback