Pages

Monday, September 28, 2009

LEBIH BERNILAI DARIPADA....

(thoughtful story) By Billy Graham. Compiled by Alice Gray
The Juggler (orig. subject)

Ia dilahirkan di Italia tapi sebagai anak muda telah pergi dan menetap di Amerika Serikat. Ia belajar ilmu sulap bola dan menjadi terkenal di seantero dunia.

Akhirnya ia memutuskan untuk pensiun. Ia rindu pada tanah kelahirannya,ingin kembali dan menetap disana. Ia mengumpulkan seluruh harta bendanya,memesan karcis sebuah kapal yang ke Italia, dan menginvestasikan semua sisa uangnya dalam sebuah berlian. Berlian ini ia sembunyikan dalam kamarnya dikapal itu.

Saat sedang dikapal, ia menunjukkan pada seorang anak bagaimana ia bisa bersulapan, memain-lemparkan-berurutan sekumpulan apel. Sebentar saja sekerumun orang2 mulai berkumpul. Rasa bangga dan sombong saat itu mulai merambat naik membesarkan kepalanya.

Ia lari masuk kekabinnya dan membawa keluar berliannya. Kepada semua orang ia terangkan bahwa berlian itu merupakan hasil seluruh tabungan hidupnya. Mulailah ia dengan tangkas me-lempar2kan berliannya. Makin lama makin men-jadi2, ia malah bertambah berani mengambil risiko.

Suatu ketika ia melemparkan berlian itu tinggi2 keatas, semua orang dibuatnya terkesima, menahan napas dan melongo. Sadar dan mengetahui apa arti berlian itu baginya, mereka memohon agar jangan ia ulangi lagi.

Tapi, tergelitik oleh keasyikan dan meluapnya rasa kagum penontonnya, ia malah melemparkannya lebih tinggi lagi. Sekali lagi kerumunan orang2 itu berteriak kaget, disusul dengan desah kagum rasa syukur ketika ia menangkap berlian itu kembali.

Penuh percaya diri ditambah kemahirannya, pesulap itu berkata bahwa ia masih akan melemparkannya sekali lagi. Kali ini, katanya, bakal akan begitu tinggi dan jauh sehingga tak akan terlihat untuk sejenak. Lagi2, mereka semuanya menyarankan jangan, jangan......

Tetapi sebab percaya akan pengalamannya yang ber-tahun2, ia tetap melambungkan berlian itu tinggi sekali kelangit. Memang benar ia terhilang sebentar. Tapi lalu berlian itu terlihat kembali penuh sinar berkilauan dalam cahaya matahari. Tepat saat itu, kapal mendadak bergerak melaju dan berlian itu jatuhlah kedalam laut dan hilang untuk selamanya.

Kami merasa kasihan bahwa orang itu kehilangan seluruh milik duniawinya. Tetapi Allah membandingkan jiwa kita, menganggapnya lebih bernilai daripada memiliki seluruh dunia pun.

Sama seperti pria dalam kisah ini, beberapa diantara kita mempermainkan jiwa kita. Kita percaya dalam diri sendiri, dan dalam kemampuan kita, juga pada fakta bahwa dimasa lalu kita sempat dan bisa lolos. Sering2 ada orang2 disekeliling kita yang memohon [dan mendesak] agar kita berhenti mengambil risiko, karena mereka sadar dan tahu menghargai nilai jiwa kita.

Tapi kita bebal dan melanjutkan permainan melempar-lempar itu sekali lagi......tanpa mengetahui kapan kapal itu akan melaju, oleng, berpindah arah,dan kita jadinya bakal ke- hilangan kesempatan kita untuk selamanya.
_________________________
Janganlah kita sampai kehilangan kesempatan memperoleh kehidupan kekal disurga dengan berasumsi, bahkan hari terpanjang didunia menyediakan cukup waktu untuk mempersiapkan kekekalan.(JM)

Shared by Joe Gatuslao

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback