(karir)
Anda merasa sudah maksimal, tapi si bos tetap tidak puas. Ssst.., jangan-jangan Anda kurang inisiatif..!
Sore hari dengan kelelahan menumpuk, teh manis yang sudah berubah dingin lantaran tak sempat direguk berhubung pekerjaan menggunung, dan kepala yang nyaris buntu lantaran terus berpikir. Si bos lewat. Menegur Anda untuk sejumlah tugas yang tidak memuaskannya. Juga kinerja Anda yang dinilainya sangat ketinggalan.
Jangan dulu meledak! Sebelum Anda memenuhi hati dengan sejuta caci maki,ada baiknya berpikir ke dalam. Siapa tahu, Anda memang figur yang kurang inisiatif. Mungkin Anda protes dengan pendapat ini.
Tapi pada banyak kasus ketidakcocokan bos-karyawan, persoalannya bukan semata pada kuantitas pekerjaan, tapi pada bagaimana Anda cerdas mengelola pekerjaan itu sendiri. Apalagi jika jenis pekerjaan Anda bukan seperti ritme karyawan pabrik yang menunjukan prestasi lewat berapa banyak produk yang dia selesaikan hari itu.
Bos di manapun di dunia ini pasti senang memiliki karyawan penurut. Tapi hati-hati, jangan tergelincir menjadi karyawan tipe 'yes boss'. Menjadi penurut total membuat Anda kehilangan ketajaman memberikan ide.
Sebagai karyawan Anda perlu memiliki sikap kritis dan melahirkan gagasan-gagasan baru. Belajarlah meramu pikiran menjadi ide-ide yang bagus untuk diungkapkan. Bos akan menilai Anda sebagai karyawan yang berpikir.
Anda mungkin sudah merasa bekerja setengah mati. Seharian bekerja tanpa istirahat. Bahkan untuk menelpon teman lama atau makan siang di luar saja sudah tak ada waktu. Anda merasa sudah sedemikian berkorban, akibatnya Anda tak rela ketika bos mengatakan pekerjaan Anda tak memuaskan.
Persoalannya adalah apakah Anda sudah bekerja sesuai alur yang diinginkan, dan mencapai target yang diharapkan? Pakailah patokan target perusahaan sebagai pemacu kerja Anda, bukan pada tingkat kelelahan Anda. Karena bagaimanapun kerasnya Anda bekerja, jika target yang diharapkan bos tidak kesampaian, di matanya Anda tetap dinilai kurang.
Coba diingat-ingat, apakah Anda termasuk sering diingatkan bos untuk menyelesaikan pekerjaan, atau justru bos yang terkaget-kaget senang lantaran Anda demikian cepat menuntaskan pekerjaan. Sekali dua kali, bos masih merasa maklum, jika Anda belum memberikan hasil kerja padahal tanggal waktu telah habis.
Tapi pada kasus berikutnya, ia akan mengingat Anda sebagai karyawan yang mengkawatirkan. Karena jika tidak diingatkan, ia 'terancam' tak mendapatkan hasil kerja Anda. Kalau sudah begini, Anda adalah tipe karyawan yang tak bisa membuat bos merasa aman.
Ada banyak problem yang menghambat pekerjaan Anda. Semua Anda simpan dan berharap akan teratasi dengan sendirinya. Anda tak memberitahukan persoalan itu kpd bos, karena takut dianggap karyawan bodoh. Sementara waktu bergulir terus. Sampai pada batas waktu, Anda menjadi bulan-bulanan kemarahan bos karena pekerjaan yang jauh dari sempurna.
Untuk menghindari 'musibah' ini, jangan biasakan menyimpan masalah pekerjaan. Usahakan untuk berkomunikasi dengan bos Anda, apalagi jika problemnya masuk kategori sangat sulit, hingga memerlukan pemikiran dia. Tapi..hati-hati juga, jangan sampai Anda menjadi pengadu untuk masalah-masalah sepele.
Di rumah Anda boleh didukung keluarga untuk masalah Anda. Di pergaulan ada banyak sahabat yang siap sedia membantu Anda. Tapi di kantor? Tak ada yang rela berkorban untuk keberhasilan karir Anda. Kreasikan diri Anda menjadi karyawan yang 'bermental bos' terhadap diri sendiri.
Artinya, Anda siap memerintahkan apapun untuk seluruh 'onderdil' kerja Anda. Tenaga Anda, pikiran Anda. Mental seperti ini membuat Anda mandiri dan selalu siaga, meskipun ada kendala.
Regards
Rin@ldi
Fatin Shidqia Lubis - Aku Memilih Setia
12 years ago
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback