Pages

Wednesday, June 3, 2009

Gula Jawa Kristal Bisa Obati Berbagai Penyakit

SEJALAN dengan perkembangan teknologi kesehatan, kini bermunculan bentuk-bentuk obat atau pengobatan alternatif. Kemunculan obat-obat alternatif itu bisa jadi karena sengaja diciptakan untuk sarana pengobatan. Namun, ternyata ada pula yang karena terdorong kebutuhan ekonomis.

Seperti yang dilakukan warga Desa Jatirejo, Kaligesing, Purworejo. Karena pasaran gula jawa yang merupakan produk unggulan daerah itu lesu, mereka berusaha mengemasnya dengan empon-empon atau rempah-rempah. Jadilah sebuah produk yang diberi nama gula jawa kristal.

Karena dicampur dengan empon-empon atau rempah-rempah, diyakini produk tersebut mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Misalnya, kandungan temu lawak pada produk tersebut berkhasiat meningkatkan nafsu makan,mencegah panas dalam, dan mencegah sakit kuning. Kencur yang ada pada barang itu bisa meredakan batuk, menghilangkan pegal linu dan melancarkan pencernakan.

Campuran lainnya, kunir yang terkandung di gula jawa kristal bisa membersihkan darah kotor, menyembuhkan nyeri haid, menurunkan kolesterol,mengharumkan bau badan, menyembuhkan sakit perut serta menghilangkan bau tidak sedap pada masa haid.

Rempah-rempah lainnya berupa jahe bisa mencegah dan menyembuhkan masuk angin, menghangatkan badan dan mengobati perut kembung. Cara penyajian jamu itu pun tidak sulit. Dua sendok makan gula jawa kristal yang diseduh sampai merata dengan satu gelas air matang, cukup untuk diminum.

Tak diduga permintaan produk jamu tersebut cukup menggairahkan. Terbukti kendati baru berdiri secara resmi sejak 17 Agustus 2002, kini pemasarannya sudah ke luar daerah. Artinya tidak hanya Purworejo, tetapi sudah sampai Magelang dan Yogyakarta.

Kades Jatirejo, Andono (53) merasa senang dengan kreativitas warganya dalam berwirausaha membuat produk yang satu ini. Usaha itu digerakkan kelompok usaha perajin gula jawa Langgeng Sari, yang diketuai Suparminem (36). Awal pembuatan produk ala jamu tradisional itu, karena pasaran gula jawa sepi.

Tidak hanya sepi, tetapi harga jualnya juga sangat rendah karena hanya laku Rp 2.000/kg. Akhirnya tercetuslah ide untuk mencampur gula jawa dengan rempah-rempah. Kelompok perajin gula jawa kristal itu beranggotakan petani gula kelapa yang tinggal dan bekerja di wilayah Desa Jatirejo.

Visi dan Misi
Sebagai prasyarat teknis layaknya sebuah organisasi besar, kelompok usaha itu juga memiliki visi dan misi. Visinya menjaga kelestarian hasil alam,sedangkan misinya antara lain pengembangkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan pengolahan hasil alam, mengembangkan tanaman obat-obatan,meningkatkan kesehatan masyarakat dengan obat-obatan alami, serta meningkatkan kesejahteraan petani gula kelapa.

Berbekal tekad bulat, ibu-ibu warga desa pegunungan di perbatasan Purworejo-Kulonprogo (DIY) itu pun memulai usahanya. Modal usaha diperoleh secara urunan dari 12 anggota kelompok. Usaha mereka dijalankan dengan peralatan tradisional semacam wajan dan alat pendukung lain.

Adapun komposisi produk tersebut terdiri atas gula kelapa murni atau nira kelapa, empon-empon/ rempah-rempah dan air. Proses pembuatan tahap awal didahului dengan memarut rempah-rempah. Hasil parutan itu setelah diendapkan selama beberapa saat kemudian diperas dan diambil airnya.

Langkah berikutnya, air rempah-rempah tadi dicampur dengan gula jawa yang ditambah air secukupnya. Kemudian dua bahan tersebut dimasak sampai mengental. Tahap berikutnya, adonan tadi dikristalkan dengan cara dijemur sekitar 30 menit.

"Setelah itu dioven sampai kering," tutur Ny Suparminem, didampingi kadesnya.

Karena kadar airnya sangat rendah, produk tersebut mampu tahan lama. Bahkan bila disimpan di tempat yang tepat akan mampu bertahan sampai satu tahun.

Ketika ditanya kendala usahanya, menurut ketuanya, kesulitan dalam hal penyediaan bahan baku. Sebab, yang banyak tersedia di wilayah Kaligesing hanya temu lawak, lengkuas serta sere. Bahan baku yang tidak ada di Kaligesing tentu harus dicari ke luar desa itu.

Namun, kendala itu tidak begitu dirasakan sebagai penghambat, karena tidak begitu sulit dicari di daerah sekitarnya. (Eko Priyono-56k)

--------------------------------------------------------------------------------

Indo community

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya
Thanks for your feedback